AGLAONEMA, SANG RATU TANAMAN


Created At : 2017-09-07 00:36:49 Oleh : DIAN R HARSONO(POPT DISTAN PANGAN kab. Magelang) Berita Terkini Dibaca : 8708


Aglaonema merupakan tanaman hias daun yang bentuknya anggun dan cantik. Warnanya pun bermacam-macam memikat setiap orang yang melihatnya. Nilai bisnis tanaman ini amat tinggi. Biasanya aglaonema dijadikan tanaman hias dalam ruangan.Tanaman aglaonema merupakan jenis talas-talasan atau Araceae dengan habitat asli hutan hujan tropis dengan daerah penyebaran meliputi Asia Tenggara, Bangladesh, Cina Utara dan Cina Selatan. Terdapat sekitar 400 spesies tanaman aglaonema yang tersebar di seluruh dunia. Nama aglaonema dari bahasa Yunani terdiri dari dua kata aglaos berarti sinar/ terang/mengkilap dan nema/nematos yang artinya benang. Secara harfiah berarti benang yang bersinar.Tanaman ini dapat tumbuh di daerah dengan tingkat kelembaban tinggi walaupun dengan intensitas penyinaran rendah. Ini alasan mengapa aglaonema mudah untuk dibudidayakan dan dirawat sehingga menjadi salah satu tanaman hias daun yang paling digemari saat ini. Aglaonema alam/spesies adalah aglaonema yang asli (bukan hasil silangan).
Ciri utamanya warna daun dominan hijau dan kombinasi hijau putih. Aglaonema hibrida (silangan) memiliki daun lebih berwarna-warni.
Pada umumnya, aglaonema dapat dibedakan menjadi lima jenis berbeda jika merujuk pada warna dasar daunnya, yaitu hijau, kuning, merah, putih dan corak. Contohnya yang populer adala : A. silver, A. tri colour, A. commutatum, A. brevispathum. Di Taman Anggrek Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang terdapat kurang lebih 50 jenis aglaonema yang silangan, di antaranya : Donna carmen, butterfly, snow white, lipstick, green lipstick, petita, stardesk, pride sumatra, anjamani, adelia, harlequeen, legacy, kochin dll. Dikembangkan dengan tunas anakan dan cangkok. Syarat tumbuh aglaonema adalah dalam keadaan terlindung dan mendapatkan sinar secara tidak langsung 30-45 %. Temperatur siang hari 12-20ᵒC dan malam hari 22,5-27,5ᵒC. Kelembapan 50 %. Cara menanam aglaonema atau perbanyakan aglaonema dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Stek : dengan menanam pucuk indukan aglaonema, pilihlah indukan yang mempunyai batang kokoh dan mempunyai setidaknya 3 daun tersisa sesudah diambil pucuknya untuk menjaga indukan tetap hidup sesudah dipotong pucuknya. Potong pucuk indukan 6-7 ruas daun. Tnam pucuk aglaonema pada media tanam dan diletakkan pada tempat yang teduh. Kelemahan cara ini induk yang diambil pucukny akan tumbuh bercabang.
2. Cangkok : dengan cara memilih tanaman yang mempunyai daun minimal 3 helai, anakan minimal 3, berbatang keras, mempersiapkan alat dan bahan : polypot yang telah digunting sebagian, stapeler sekam yang telah disterilisasi sengan fungisida. Polypot yang telah digunting sebagian dilingkarkan pada tanaman yang telah dipilih, kemudian direkatkan dengan stapler. Selanjutnya diisi dengan media sekam sampai penuh.
3. Tunas anakan : dengan memotong akar sambung antara induk dengan anakan. Anakan yang bisa dipisahkan adalah yang telah mempunyai daun mekar dan tidak menggulung. Namun pastikan indukannya mempunyai akar yang kuat. Potong pangkal batang yang menyambung dengan anakan kemudian bekas potongan diberi larutan fungisida. Ditanam pada media yang telah disiapkan.
Perawatan aglaonema perlu diperhatikan untuk mendapatkan tanaman aglaonema yang cantik dan terhindar dari hama dan penyakit. Sebelum mengetahui perawatan aglaonema, terlebih dahulu memperhatikan media yang digunakan. Sebaiknya menggunakan media dengan pH 6-7, yaitu media campuran pasir/tanah dan humus daun (pakis, daun bambu, sekam bakar, kaliandra). Perbandingannya 3:1, dan meletakkan pecahan bata merah/genting pada dasar pot. Penyiraman aglaonema satu kali sehari dengan takaran air disesuaikan dengan kelembaban media tanam itu sendiri. Aglaonema menyukai area tidak kering namun tidak terlalu basah. Sebaiknya tidak memakai air yang mengandung kaporit. Pemupukan dilakukan dalam tiga bulan sekali memakai pupuk yang direkomendasikan N,P,K yang seimbang untuk nutrisi bagi daun. Penempatan tanaman aglaonema di tempat yang teduh, seperti di teras, atau tempat lain yang intensitas cahaya mataharinya rendah. Perawatan daun tanaman hias aglaonema agar menjaga tetap mengkilap yaitu dengan bahan susu, air dan ampas kelapa. Dengan cara mengusapkan pada bagian daun. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan agar tanaman tetap menarik dan secara fisik dapat tumbuh dengan baik. Jenis hama yang menyerang pada tanaman aglaonema yang dibubidayakan di Taman Anggrek Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Magelang adalah :
1. Ulat : biasanya dari golongan Spodoptera sp (Noctuidae), memakan daun sampai tinggal tulang daunnya, dikendalikan secara mekanis dengan mengambil ulat tersebut dan memusnahkannya. Jika ada dalam jumlah banyak, disemprotkan insektisida dua minggu sekali dengan bahan aktif deltametrin 25 gr/l.


2. Kutu dompolan (Pseudococcus) : kutu berwarna putih bergerombol dan membentuk lapisan lilin berwarna putih menyelimuti tubuhnya. Sering menyerang aglaonema yang berada di dataran rendah, kutu dompolan menyerap cairan pada daun bagian bawah sehingga meninggalkan jelaga pada daun Pengendaliannya diusap dengan  kapas yang dicelupkan insektisida encer. Setelah itu disemprotkan kembali dengan insektisida kontak/sistemik berbahan aktif deltametrin/imidakloprid.


3. Kutu sisik: menyerang daun, pelepah, batang dan bunga. Bentuknya seperti lintah namun berukuran kecil, kutu sisik menyebabkan daun mengerut, kuning, layu dan akhirnya mati. Pengendaliannya dengan cara membersihkan kutu sisik dengan mengerik/bantuan kapas yang telah dicelup larutan insektisida. Selanjutnya disemprotkan kembali larutan insektisida pada daun bekas terserang kutu sisik.


4. Busuk akar : merupakan penyakit yang ditandai dengan daun menjadi pucat lalu busuk. Busuk ini disebabkan media yang terlalu lembap sehingga fungi cepat berkembang. Pengendaliannya mengganti media yang baru dengan jenis media yang lebih porous, dan bagian akar yang busuk dioleskan fungisida berbahan aktif mankozeb. Dapat juga dilakukan penyemprotan fungisida 2 minggu sekali.


5. Layu fusarium : gejala serangan ditandai dengan tulang daun yang pucat berubah warna menjadi coklat keabuan lalu tangkainya membusuk, penyebabnya adalah media yang selalu basah sehingga media tanam ber – pH rendah. Kondisi tersebut membuat Fusarium oxysforum leluasa berkembang. Pengendaliannya dengan cara mengganti media tanam dapat juga menyiramkan fungisida dua minggu sekali 1-2 ml/l.
6. Layu bakteri : ditandai dengan daun dan batang yang melunak serta bau yang tak sedap. Pengendaliannya adalah menjaga medi tidak terlalu lembap. Dapat juga dengan menyemprotkan bakterisida Agrept 1-2 ml/l setiap 2 minggu sekali (dy2017)


 

 

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara