BERKOLABORASI DALAM TEKAT UNTUK MENGEMBALIKAN KEJAYAAN 'EMAS PUTIH' MAGELANG


Created At : 2017-04-05 03:30:21 Oleh : Wiwid Distanpangan Berita Terkini Dibaca : 288

Pada tanggal 3 April 2017 yang baru lalu Kepala Dinas Petanian dan Pangan Kabupaten Magelang  Ir. Wijayanti, MSi secara simbolis melakukan panen perdana bawang putih di Kelompok Tani Amanah Desa Adipuro Kecamatan Kaliangkrik mendampingi Asisten Pemerintahan Drs. Eko Triyono yang mewakili Bupati Magelang.  Panen dilaksanakan pada demplot bawang putih varietas lumbu kuning seluas 3,6 hektar.  Demplot ini merupakan hasil kerjasama antara Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang.  Pada kesempatan ini juga dilakukan pengubinan pada demplot.  Hasil ubinan menunjukkan bahwa provitas bawang putih yang ditanam mencapai 90 kwintal per hektar.  Dengan provitas tersebut pada kondisi harga bawang putih saat ini yaitu Rp.25.000 per kg basah, dengan biaya produksi 55 juta rupiah per hektar maka dapat diharapkan petani mendapat keuntungan 170 juta rupiah per hektar.  Dengan demikian bukan hal yang mustahil bahwa bawang putih akan kembali menjadi andalan petani seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan dalam sambutannya pada acara panen bawang putih ini.  Selain itu ada beberapa hal yang menarik yang beliau sampaikan terkait dengan pengembangan bawang putih di Kabupaten Magelang.
Menurut buku memorial yang ada di Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Magelang menyimpan sejarah panjang tentang kejayaan bawang putih yang berlangsung mulai tahun 1980an sampai dengan tahun 1990an.  Pada saat itu wilayah-wilayah yang merupakan sentra-sentra bawang putih tersebar di lereng Gunung Sumbing yaitu wilayah Kecamatan Kaliangkrik, Kecamatan Kajoran dan Kecamatan Windusari. Luastanam di tiga kecamatan tersebut pada tahun 1980 – 1990 rata-rata mencapai 1.000 sampai 1.500 hektar per tahun dengan produksi mencapai 8.000 ton per tahun. Pada masa-masa itu bawang putih benar-benar menjad ikomoditas yang dapat diandalkan untuk mensejahterakan petani. Tidak heran bila kemudian bawang putih disebut sebagai “emas putih”dari lereng sumbing.
Namun kemudian kejayaan itu mulai memudar di akhir tahun 1990an. Sistem budidaya yang mengabaikan aspek konservasi lahan diduga sebagai penyebab utama menurunnya produksi dan kualitas bawang putih.  Impor bawang putih yang menyebabkan penurunan harga semakin memperparah kondisi perbawangan di Kabupaten Magelang.  Petani terus merugi yang pada akhirnya enggan untuk menanam bawang putih lagi. Hilanglah kejayaan “emas putih” sebagai penyangga perekonomian petani di Kaliangkrik, Kajoran dan Windusari.  Bahkan menurut catatan Dinas Pertanian dan Pangan, padatahun 2016 luas panen bawang putih hanya mencapai 38 hektar dengan produksi 1,78 ton, penurunan yang sangat drastic bila dibandingkan dengan luast anam dan produksi bawang putih era 1980 -1990an.
Lebih jauh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan menambahkan, bahwa pada perkembangan selanjutnya, ketergantungan terhadap import bawang putih memberikan dampak yang sangat merugikan.  Tercatat bahwa  komoditas bawang putih sering menjadi penyumbang inflasi yang cukup berarti di Jawa Tengah.  Bertolak dari hal tersebut kemudian Dinas Pertanian dan Pangan kemudian bertekat untuk mengembalikan kejayaan bawang putih di Kabupaten Magelang.  Hal inilah yang mendorong Dinas untuk menyambut baik inisiasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Tengah untuk mengembangkan bawang putih dengan membuat demplot bebarapa varietas bawang putih seluas 4,68 hektar.  Inisiasi ini merupakan langkah awal untuk membangun komitmen bersama dalam pengembangan bawang putih lokal dan menarik minat petani untuk kembali membudidayakan bawang putih serta mengembalikan kejayaan bawang putih di Kabupaten Magelang.
Sedangkan Mega Nasareza sebagai ketua tim CSR BI Perwakilan Jawa Tengah menyampaikan bahwa BI Perwakilan Jawa Tengah siap memfasilitasi demplot-demplot berikutnya dan dengan menggandeng Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang beliau berharap demplot-demplot tersebut akan menjadi demplot yang terluas dan terbaik se-Jawa Tengah. Menurutnya bawang putih yang dikembangkan di Kabupaten Magelang ini punya kelebihan pada rasa dan aromanya yang kuat dan akan memilikii nilai tambah lagi apabila dibudidayakan secara organik.  Pada akhirnya Kabupaten Magelang akan menjadi salah satu sentra bawang putih yang cukup diperhitungkan di Jawa Tengah.  
Pernyataan ini disambut baik oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan dengan berjanji untuk terus melakukan pendampingan petani dengan menerjunkan penyuluh-penyuluhnya bahkan siap untuk menyusun SOP Budidaya Bawang Putih dan SOP Penanganan Pasca Panen Bawang Putih yang bias dijadikan sebagai pedoman bagi setiap petani bawang putih agar dapat menghasilkan produksi bawang putih yang berkualitas dan mencapai provitas tinggi.  Dengan kolaborasi ini diharapkan kejayaan bawang putih magelang akan dapat diwujudkan.
GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara