BUPATI MAGELANG MEMIMPIN TANAM PADI BERSAMA KELOMPOK TANI NGUDI MAKMUR DESA SEWUKAN KECAMATAN DUKUN


Created At : 2016-02-17 20:27:11 Oleh : BPPKP/ BPPPK Dukun Berita Terkini Dibaca : 403

Untuk mensosialisasikan metode penanaman sistem SRI sebagai suatu metode budidaya padi secara intensif. Pada hari sabtu, tanggal 13 Pebruari 2016 Bupati Magelang Bapak Zaenal Arifin,SIP melakukan penanaman bersama padi di hamparan sawah kelompok tani Ngudi Makmur I Dusun Wuni Desa Sewukan Kecamatan Dukun. Dalam Kegiatan ini Bupati Magelang juga didampingi Kepala BPPKP, Distanbunhut, Dandim dan Kapolsek beserta jajaran Penyuluh dan anggota kelompok tani.

Melalui kegiatan ini diharapkan petani mau melaksanakan penerapan teknologi anjuran yang tepat guna untuk meningkatkan produksi padi di wilayah Kecamatan Dukun pada khususnya dan Kabupaten Magelang. Sejalan dengan program Kementerian Pertanian RI dan ikut mendukung serta mensukseskan program PAJALE. Yaitu Program untuk Indonesia yang berswasembada pangan khususnya padi, jagung dan kedelai untuk mencapai kedaulatan pangan nasional.

Bapak Bupati mengingatkan bahwa kedaulatan pangan sangat penting untuk ketahanan negara dan diharapkan kelompok tani bersemangat untuk melaksanakan teknologi anjuran dari penyuluh. Disamping itu agar petani mampu melestarikan sumber daya air, karena air merupakan sumber kehidupan semua mahluk hidup dengan cara menjaga kelestarian hutan dan menanam pohon pada daerah tangkapan air.

Selama ini umumnya Petani dalam menanam padi masih dilakukan secara naluriah atau tradisional sehingga produksi padi yang dihasilkan belum cukup optimal.dengan teknologi ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas lahan sawah sehingga meningkatkan produksi dengan demikian bisa meningkatkan pendapatan keluarga tani.

SRI atau System of Rice Intensification merupakan metode penanaman padi dengan prinsip tanam bibit muda, pengaturan jarak tanam dengan jajar legowo, penggunaan pupuk organik dan pengaturan air secara berselang. Prinsip SRI bisa dijelaskan sebagai berikut :

1.      Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai ketika bibit masih berdaun 2 helai

  1. Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak minimal 25 cm persegi
  2. Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus
  3. Penanaman padi dengan perakaran yang dangkal
  4. Pengaturan air, pemberian air maksimal 2 cm dan tanah tidak diairi secara terus-menerus sampai terendam dan penuh, namun hanya lembab (irigasi berselang atau terputus)
  5. Peningkatan aerasi tanah dengan penggemburan atau pembajakan
  6. Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari

8.      Menjaga keseimbangan biota tanah dengan menggunakan pupuk organik


Keunggulan budidaya padi organik SRI

  • § Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak (irigasi terputus)
  • §  Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg per hektar. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang, dll.
  • §  Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 – 12 hari setelah semai, dan waktu panen akan lebih awal
  • §  Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton per hektar
  • Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan mikro-oragisme lokal), begitu juga penggunaan pestisida.
GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara