GERAKAN PENGENDALIAN PENYAKIT “ BLAS “ PADA TANAMAN PADI DI DESA GLAGAHOMBO TEGALREJO


Created At : 2016-05-17 09:41:25 Oleh : BPPKP Berita Terkini Dibaca : 881

Target peningkatan produksi padiuntuk mencapai swasembada pangan saat ini bukan tanpa kendala, serangan hama dan penyakit siap mengancam gagal panen petani. Salah satunya serangan hama BLAS di lahan sebagian lahan sawah milik Kelompok Waluyojati Dusun Glagah Desa Glagah Tegalrejo. Serangan hama penyakit ini baru diketahui setelah tanaman padi menjelang berbunga. Hal ini harus segera ditindak lanjuti untuk mencegah terjadinya gagal panen.

Melalui pengamatan yang dilakukan oleh semua anggota kelompok tani di lahannya masing-masing, mereka selanjutnya bermusyawarah untuk mencari solusi dari masalah ini. Kesepakatan dari musyawarah tersebut, pada tanggal 13 April 2016 kelompok tani Waluyojati bersepakat untuk mengadakan “Gerakan penyemprotan tanaman” dengan menggunakan Fungisida.

Untuk itu Petugas Pengamat Hama 

Kecamatan memberikan rekomendasi kepada kelopok tani untuk meminta bantuan Fungisida dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan , Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Magelang.

 

Sebelum penyemprotan dimulai, Penjelasan tentang sekilas penyakit BLAS , penyebab, cara pencegahannya, dan obat yang dapat digunakan guna penanggulangannya, dijelaskan oleh Petugas Pengamat Hama Kecamatan TegalrejoUntuk mematangkan rencana gerakan ini maka Kelompoktani mengadakan musyawarah kembali di Gubug kelompok tani untuk mengatur rencana teknis gerakan penyemprotan yang diselenggarakan pagi harinya dimulai pukul 7 dengan didampingi oleh petugas pengamat kecamatan dan penyuluh pertanian Tegalrejo. Selanjutnya menyiapkan peralatan dan bahan , untuk melaksanakan gerakan pengendalian penyakit BLAS tersebut. Dengan adanya gerakan ini maka diharapkan serangan penyakit BLAS bisa dikendalikan dan tidak berpengaruh terhadap hasil produksi pertanian di wilayah Tegalrejo.

Menurut petugas hama Faktor cuaca dengan curah hujan tinggi sangat berpotensi tumbuhnya jamur, karena pengaruh kelembaban yang tinggi pula. Disamping itu penggunaan varitas padi yang terus menerus tanpa ada pergiliran tanaman, juga bisa menjadi penyebab lainnya.Karena ketahanan terhadap penyakit untuk varietas yang selalu sama, menjadi turun, karena waktu.Faktor inilah yang kadang petani enggan untuk beralih varietas lain, dengan alasan cita rasanya sudah cocok, mainded dengan varietas tertentu. Mekongga merupakan benih yang sudah dalam kurun 5 tahun terakhir ditanam, dan belum ganti hingga saat ini.

Petani pun dijelaskan pula penggunaan dosis dari fungisida yang digunakan. Karena fungisida merupakan bahan kimia, dimana pengunaan yang tidak terkontrol atau tidak sesuai dengan anjuran bisa berdampak buruk terhadap lingkungan bahkan berakibat buruk pula terhadap serangan hama  ini di masa yang akan datang.

Untuk menggunakan alat sprayer ini diperlukan pengetahuan tentang penggunaan yang aman karena penggunaan yang salah akan berakibat pada gangguan kesehatan pengguna serta efektifitas penyemprotan. Oleh karena itu sebelum penyemprotan dilakukan oleh petani maka diberikan bimbingan teknis singkat penggunaan sprayer yang baik dan benar.

Setela penyemprotan selesai maka kegiatan ini dilanjutkan esok harinya untuk melakukan pengamatan hasil semprotan dan pembersihan di lahan sawah masing-masing.

Semula penyakit blas dikenal sebagai salah satu kendala utama pada padi gogo, tetapi sejak akhir 1980-an, penyakit ini juga menyerang tanaman padi sawah beririgasi. Daerah endemik penyakit blas di Indonesia adalah Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sulawesi Tangah, Sulawesi Tenggara, dan Jawa Barat bagian selatan (Sukabumi dan Garut). Akhir-akhir ini penyakit blas khususnya blas leher menjadi tantangan yang lebih serius karena banyak ditemukan pada beberapa varietas padi sawah di Jalur Pantura Jawa Barat.

Penyakit ini disebabkan oleh Jamur Pyricularia grisea yang dikenal dengan penyakit BLAS . Jamur ini bisa menyerang pada semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai persemaian sampai menjelang panen. Sehingga apabila tidak dikendalikan dapat berakiba penurunan kualitas dan kuantitas panen, karena bulir padi menjadi hampa ( gabug ).

Tanda tanda dari serangan Penyakit BLAS ini, pada padi dapat diamati :

1. Pada fase vegetatif, Pycularia grisea mengifeksi bagian daun dan menimbulkan gejala berupa bercak coklat berbentuk belah ketupat yang disebut penyakit BLAS

2. Pada fase Generatip gejala penyakit berkembang pada tangkai/ leher malai dan disebut BLAS LEHER.

Kiat-Kiat Pengendalian Penyakit Blas :

1. Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah.

2. Hindarkan penggunaan pupuk N di atas dosis anjuran.

3. Hindarkan tanam padi terus-menerus sepanjang tahun dengan varietas yang sama.

4. Sanitasi lingkungan harus intensif, karena inang alternatif pathogen khususnya kelompok rerumputan sangat potensial sebagai inokulum awal.

5. Hindari tanam padi terlambat dari petani disekitarnya.

6. Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian sampai umur 40 hari setelah sebar.

7. Penyemprotan fungisida sistemik minimum sekali pada awal berbunga untuk  mencegah penyakit blas leher dapat dianjurkan untuk daerah endemik blas.

9. Hindarkan jarak tanam rapat (sebar langsung).

 

10.Pemakaian jerami sebagai kompos.

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara