Bunga mawar ( Rosa
Sp ) dikenal dengan nama bunga ros atau ratu bunga merupakan simbul
kehidupan religi dalam peradapan manuisia. Bunga indah harum dan menawan ini termasuk komoditas florikultura, tidak hanya dinikmati keindahannya saja akan
tetapi bunga mawar mempunyai banyak manfaat antara lain untuk kesehatan,
kecantikan dan nilai ekonominya. Di Kabupaten Magelang bunga mawar banyak
dibudidayakan oleh para petani dataran tinggi Kecamatan Pakis. Jika berpergian ke Salatiga atau sebaliknya ke Magelang akan
melewati Kecamatan Pakis dikanan kiri
jalan terdapat lahan pertanaman bunga mawar. Ditanam di beberapa desa antara lain Desa
Pakis, Desa Gumelem, Desa Muneng Warangan, Desa Muneng dan sekitarnya. Tanaman bunga mawar yang dibudidayakan merupakan bunga mawar tabur bukan mawar potong, walaupun semua bunga mawar dapat digunakan
sebagai bunga tabur. Perbedaan bunga mawar potong dan mawar tabur banyak
terletak pada tangkai bunga dimana tangkai bunga mawar potong lebih panjang dan
lebih besar. Tanaman perdu berduri ini
banyak dibudidayakan diwilayah ini lantaran syarat tumbuhnya memang sangat cocok juga mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi. Penanaman dilakukan secara komersial untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Komoditas yang satu ini
dipasarkan dikota kota Purworejo, Muntilan, Magelang dan Yogyakarta. Pada bulan bulan tertentu seperti bulan jawa
Ruwah dan menjelang Hari Raya Idhul Fitri harganya sangat menarik Rp 150.000 sd
Rp 200.000/ keranjang. Setiap pagi para petani mawar memanennya dengan cara
memetik setiap kuntumnya. Pemetikan
dllakukan pada pagi pagi jam 5-6 selanjutnya dijual ke Pasar setempat Yakni
Pasar Pakis.
Saran
budidaya
Mawar ditanam dengan cara stek
batang dengan memilih cabang atau ranting yang masih muda dengan kriteria kulit
batang masih hijau, dan sehat. Panjang stek 20- 30 cm. Penanaman dilakukan pada musim hujan pada
bulan bulan Nopember, Desember, Januari
dan Pebruari. Dengan menancapkan batang stek sedalam 5- 10 cm. Tanam pada lahan
yang telah diolah sempurna dengan harapan gulma tertunda tumbuhnya. Ada variasi
jarak tanam sesuai dengan keinginan petani untuk tujuan monokultur atau dapat juga tumpangsarikan dengan tanaman sayuran.
Penanaman secara monokultur dengan jarak tanam 50 - 80 x 150 cm.
Pemupukan dilakukan dengan
memberi pupuk organik berupa pupuk
kandang atau sejenisnya dengan ukuran 1
kg / lubang dan NPK 5 gram/ tanaman. Pemupukan dilakukan 1 tahun
2 kali yakni pada awal dan akhir musim
hujan. Pemeliharaan tanaman mawar
meliputi pendangiran dengan cara dicangkul sekaligus membersihkan rumput
pengganggu. Pengendalian hama penyakit diperlukan untuk menekan gangguan organisme pengganggu tanaman ( OPT ).
Hama penting tanaman mawar yakni kutu Aphis yang menyerang dengan mengisap cairan
pada pucuk pucuk tanaman atau bagian tanaman yang masih muda. Sedang patogen penyakit utama yang menyerang
tanaman ini adalah penyakit karat daun.
Pemangkasan
untuk merangsang pembungaan.
Petani bunga mawar wilayah ini akan
punya pilihan akan panen raya bulan ruwah atau panen saat menjelang Hari Raya
Idul Fitri. Caranya 2 bulan menjelang panen raya tanaman mawar
dilakukan pemangkasan sekaligus perompesan daun. Pemangkasan dan perompesan ini
dilakukan untuk merangsang tumbuhnya tunas tunas baru yang sekaligus tumbuhnya
kuntum kuntum bunga mawar. Ada 2 ragam
jenis bunga mawar tabur yakni mawar putih dan mawar merah ( Manerong )
karena beda jenisnya maka saat pemangkasannya
pun dengan waktu yang berbeda. Pemangkasan yang tepat untuk jenis mawar merah
dilakukan 55 hari sebelum bulan ruwah atau 55 hari sebelum hari raya Idul
Fitri. Sementara mawar putih pemangkasan
dilakukan 60- 65 hari sebelum bulan
ruwah atau hari raya Idul Fitri. Waktu pamangkasan yang tidak tepat akan
berpengaruh munculnya bunga mawar yang tidak tepat dimana bunga banyak
dibutuhkan. Puncak pembungaan yang diharapkan petani mawar adalah
7 hari sampai menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Bulan Ruwah karena
setelah bulan ruwah atau Hari Raya Idul Firi bunga mawar harganya sudah tidak
begitu laku. Pada bulan Ruwah dan menjelang hari Raya Idul Fitri banyak orang
melakukan ziarah ke makam keluarga atau kerabat lain. Saat melakukan ziarah ini
dengan membawa bunga tabur sehingga muncul istilah nyekar ke kuburan kuburan. Tradisi
ini mendorong aktifitas penjualan bunga mawar tabur dan keranjang bambu produk
Kecamatan Pakis.
Tanam
sekali panen berkali kali.
Tanaman mawar merupakan tanaman semak perdu berduri yang merupakan tanaman tahunan. Tanaman ini mampu bertahan hingga 30 tahun atau bahkan lebih tergantung dari perawatan dan pemeliharaan. Dengan perbanyakan stek batang mulai produksi umur 4- 5 bulan setelah tanam. Pemetikan dilakukan setiap hari pada pagi pagi hari. Dilakukan pagi pagi hari karena pasar bunga mawar di Pasar Pakis hanya pada jam 6- 8 pagi selanjutnya pedagang pengumpul mendistribusikan ke pasar kota Magelang, Muntilan, Purworejo dan Yogyakarta. Selain itu pemetikan siang atau sore bunga mawar akan mudah layu. Harga pasar memang banyak terpengaruh oleh permintaan pada hari hari biasa harga bunga mawar tidak begitu laku . Hari hari rabo Pon, Kamis Wage dan jumat kliwon harga bunga mawar merangkak naik karena pada hari hari tersebut banyak orang yang nyekar dan sesaji dimakam.
Dapat
ditumpangsarikan.
Para petani mawar dalam
mengoptimalkan pemanfaatan lahannya dengan melakukan tumpangsari dengan tanaman
lain seperti tanaman cabai, sawi, kubis, tomat, bawang daun, terong dan tanaman sayuran lainnya. dengan
tumpangsari ini tanaman mawar akan lebih baik pertumbuhan dan produksinya
karena mendapatkan suplai unsur hara yang cukup, pengendalian hama penyakit yang memadai serta
pemeliharaan yang lebih intensif. Ada
beberapa jenis tanaman yang tidak dapat ditumpangsarikan dengan mawar salah
satu diantaranya adalah tanaman jagung. Selain menaungi benangsari yang dihasilkan tanaman jagung
menghambat dan mematikan tanaman bunga
mawar.
Diperlukan
terobosan
Luas pertanaman bunga mawar di Kecamatan Pakis tidak kurang
dari 60 Hektar dengan melibatkan ratusan
petani. Pada hari hari biasa sering terjadi kelebihan produksi sementara daya
serapnya cukup terbatas sehingga harga
pasarnya kadang jatuh. Untuk mengatasi hal tersebut telah ada rintisan pengolahan bunga mawar oleh kelompok wanita
tani ( KWT ) Desa Muneng Warangan
Kecamatan Pakis yang mengolah menjadi
teh mawar dan manisan mawar. Diperlukan adanya terobosan lainnya seperti penyulingan bunga mawar penumbuhan desa wisata sentra bunga mawar dan lain
sebagainya.
Created At : 2018-06-26 00:00:00 Oleh : PARJO, SP- PENYULUH PERTANIAN MADYA BPP KEC PAKIS Berita Terkini Dibaca : 2064