KECAMATAN PAKIS SEBAGAI SENTRA MAWAR TABUR


Created At : 2018-06-26 00:00:00 Oleh : PARJO, SP- PENYULUH PERTANIAN MADYA BPP KEC PAKIS Berita Terkini Dibaca : 2064


Bunga mawar ( Rosa Sp ) dikenal dengan nama bunga ros atau ratu bunga merupakan simbul kehidupan religi dalam peradapan manuisia.  Bunga indah harum dan menawan ini  termasuk komoditas florikultura,  tidak hanya dinikmati keindahannya saja akan tetapi bunga mawar mempunyai banyak manfaat antara lain untuk kesehatan, kecantikan dan nilai ekonominya. Di Kabupaten Magelang bunga mawar banyak dibudidayakan oleh para petani dataran tinggi Kecamatan Pakis.  Jika berpergian ke Salatiga  atau sebaliknya ke Magelang akan melewati  Kecamatan Pakis dikanan kiri jalan terdapat lahan pertanaman bunga mawar.   Ditanam di beberapa desa antara lain Desa Pakis, Desa Gumelem, Desa Muneng Warangan, Desa Muneng  dan sekitarnya.  Tanaman bunga mawar yang dibudidayakan  merupakan bunga mawar tabur  bukan mawar potong,  walaupun semua bunga mawar dapat digunakan sebagai bunga tabur. Perbedaan bunga mawar potong dan mawar tabur banyak terletak pada tangkai bunga dimana tangkai bunga mawar potong lebih panjang dan lebih besar.  Tanaman perdu berduri ini banyak dibudidayakan diwilayah ini lantaran syarat tumbuhnya memang  sangat cocok juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.  Penanaman dilakukan  secara komersial untuk memenuhi kebutuhan pasar.  Komoditas yang satu ini dipasarkan dikota kota Purworejo, Muntilan, Magelang dan Yogyakarta.  Pada bulan bulan tertentu seperti bulan jawa Ruwah dan menjelang Hari Raya Idhul Fitri harganya sangat menarik Rp 150.000 sd Rp 200.000/ keranjang. Setiap pagi para petani mawar memanennya dengan cara memetik setiap kuntumnya.  Pemetikan dllakukan pada pagi pagi jam 5-6 selanjutnya dijual ke Pasar setempat Yakni Pasar Pakis.

Saran budidaya

Mawar ditanam dengan cara stek batang dengan memilih cabang atau ranting yang masih muda dengan kriteria kulit batang masih hijau, dan sehat. Panjang stek 20- 30 cm.  Penanaman dilakukan pada musim hujan pada bulan bulan  Nopember, Desember, Januari dan Pebruari. Dengan menancapkan batang stek sedalam 5- 10 cm. Tanam pada lahan yang telah diolah sempurna dengan harapan gulma tertunda tumbuhnya. Ada variasi jarak tanam sesuai dengan keinginan petani untuk tujuan monokultur atau  dapat juga  tumpangsarikan dengan tanaman sayuran. Penanaman secara monokultur dengan jarak tanam 50 - 80 x  150 cm.

Pemupukan dilakukan dengan memberi pupuk organik  berupa pupuk kandang atau sejenisnya dengan ukuran   1 kg / lubang  dan NPK  5 gram/ tanaman. Pemupukan dilakukan 1 tahun 2 kali yakni pada awal  dan akhir musim hujan. Pemeliharaan  tanaman mawar meliputi pendangiran dengan cara dicangkul sekaligus membersihkan rumput pengganggu. Pengendalian hama penyakit diperlukan untuk menekan  gangguan organisme pengganggu tanaman ( OPT ). Hama penting tanaman mawar yakni kutu Aphis yang menyerang dengan mengisap cairan pada pucuk pucuk tanaman atau bagian tanaman yang masih muda.  Sedang patogen penyakit utama yang menyerang tanaman ini adalah penyakit karat daun.

Pemangkasan untuk merangsang pembungaan.

Petani bunga mawar wilayah ini akan punya pilihan akan panen raya bulan ruwah atau panen saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.  Caranya  2 bulan menjelang panen raya tanaman mawar dilakukan pemangkasan sekaligus perompesan daun. Pemangkasan dan perompesan ini dilakukan untuk merangsang tumbuhnya tunas tunas baru yang sekaligus tumbuhnya kuntum kuntum bunga mawar. Ada 2  ragam jenis bunga mawar tabur yakni mawar putih dan mawar merah  ( Manerong )  karena beda  jenisnya maka saat pemangkasannya pun dengan waktu yang berbeda. Pemangkasan yang tepat untuk jenis mawar merah dilakukan 55 hari sebelum bulan ruwah atau 55 hari sebelum hari raya Idul Fitri. Sementara  mawar putih pemangkasan dilakukan 60- 65 hari  sebelum bulan ruwah atau hari raya Idul Fitri. Waktu pamangkasan yang tidak tepat akan berpengaruh munculnya bunga mawar yang tidak tepat dimana bunga banyak dibutuhkan. Puncak pembungaan yang diharapkan petani mawar  adalah  7 hari sampai menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Bulan Ruwah karena setelah bulan ruwah atau Hari Raya Idul Firi bunga mawar harganya sudah tidak begitu laku. Pada bulan Ruwah dan menjelang hari Raya Idul Fitri banyak orang melakukan ziarah ke makam  keluarga  atau kerabat lain. Saat melakukan ziarah ini dengan membawa bunga tabur sehingga muncul istilah nyekar ke kuburan kuburan. Tradisi ini mendorong aktifitas penjualan bunga mawar tabur dan keranjang bambu produk Kecamatan Pakis.  

Tanam sekali panen berkali kali.

Tanaman mawar merupakan tanaman semak perdu  berduri yang merupakan tanaman tahunan. Tanaman ini mampu bertahan hingga 30 tahun atau bahkan lebih tergantung dari perawatan dan pemeliharaan. Dengan perbanyakan stek batang mulai produksi umur 4- 5 bulan setelah tanam. Pemetikan dilakukan setiap hari pada pagi pagi hari.  Dilakukan pagi pagi hari karena pasar bunga mawar di Pasar Pakis  hanya pada jam 6- 8 pagi selanjutnya pedagang pengumpul mendistribusikan ke pasar kota  Magelang, Muntilan, Purworejo dan Yogyakarta.  Selain itu pemetikan siang atau sore bunga mawar akan mudah layu. Harga pasar memang banyak terpengaruh oleh permintaan pada hari hari biasa harga bunga mawar tidak begitu laku . Hari  hari rabo Pon, Kamis Wage dan jumat kliwon harga bunga mawar merangkak naik karena pada hari hari tersebut banyak orang yang nyekar  dan sesaji dimakam.

Dapat ditumpangsarikan.

Para petani mawar dalam mengoptimalkan pemanfaatan lahannya dengan melakukan tumpangsari dengan tanaman lain seperti tanaman cabai, sawi, kubis, tomat, bawang daun, terong  dan tanaman sayuran lainnya. dengan tumpangsari ini tanaman mawar akan lebih baik pertumbuhan dan produksinya karena mendapatkan suplai unsur hara yang cukup,  pengendalian hama penyakit yang memadai serta pemeliharaan yang lebih intensif.  Ada beberapa jenis tanaman yang tidak dapat ditumpangsarikan dengan mawar salah satu diantaranya adalah tanaman jagung. Selain menaungi  benangsari yang dihasilkan tanaman jagung menghambat dan mematikan tanaman  bunga mawar.

Diperlukan terobosan

Luas pertanaman  bunga mawar di Kecamatan Pakis tidak kurang dari 60 Hektar dengan  melibatkan ratusan petani. Pada hari hari biasa sering terjadi kelebihan produksi sementara daya serapnya cukup terbatas  sehingga harga pasarnya kadang jatuh. Untuk mengatasi hal tersebut telah ada rintisan  pengolahan bunga mawar oleh kelompok wanita tani ( KWT )   Desa Muneng Warangan Kecamatan Pakis  yang mengolah menjadi teh mawar dan manisan mawar. Diperlukan adanya terobosan lainnya  seperti penyulingan bunga mawar penumbuhan  desa wisata sentra bunga mawar dan lain sebagainya. 

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara