Komoditas Cabe menjadi unggulan di Kecamatan Borobudur, luas tanaman Cabe mencapai 257 Ha, secara analisa menanam Cabe lebih menguntungkan dibanding Padi terlebih pada saat harga meninggi. Jenis Cabe yang diusahakan adalah Rawit dan Keriting. Cost/biaya produksi untuk tanaman Cabe memang cukup tinggi terutama untuk pupuk dan pestisida.
Usahatani
tanaman Cabe mempunyai dua kendala yaitu masalah harga dan serangan penyakit
pathek. Petani tidak mempunyai posisi tawar yang tinggi , harga lebih
ditentukan oleh tengkulak atau mekanisme pasar. Sedangkan serangan pathek
menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil produksi Cabe.
Menghadapi
kenyataan ini Paguyuban Kontak Tani Nelayan Andalan atau KTNA
Kecamatan Borobudur tergugah untuk ikut memecahkan masalah yang dihadapi oleh
petani. KTNA memiliki peran untuk memajukan pembangunan pertanian. Selain
mengadakan pertemuan selapanan, KTNA mengadakan kegiatan penanggulangan
penyakit Pathek berupa penyuluhan dengan methode pelatihan. Menurut Ketua
Paguyuban yaitu Moch Anwari kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia dan peningkatan Pengetahuan sikap dan ketrampilan petani.
Secara khusus kegiatan ini berusaha mengurangi biaya produksi dengan pemanfaatan
bahan lokal, murah dan ramah lingkungan
Paguyuban
KTNA Kec. Borobudur mengadakan Pelatihan Penanggulangan Penyakit Pathek pada Cabe
pada tanggal 24 April 2018 bertempat di Aula BPP Kecamatan Borobudur dengan
peserta 21 orang terdiri dari unsur petani 18 orang dan 3 orang penyuluh.
Menghadirkan Darmanto, Ketua KTNA Kabupaten Magelang sebagai Narasumber. Beliau
adalah seotang praktisi pertanian organik khususnya pada tanaman Cabe.
Pelatihan
ini mendapat tanggapan positif dari peserta/audiens. Terjadi saling tukar
pengalaman juga pemecahan berbagai masalah tanaman Cabe dengan bingkai pertanian
organik. Penggunaan bahan organik dipilih mengingat dua hal yaitu :
a.
Meningkatkan derajat
kesehatan manusia. Dalam hal ini pertanian organik akan mengurangi penggunaan
pupuk dan pestisida sintetis sehingga hasil pertanian akan bebas dari residu
yang membahayakan kesehatan manusia.
b. Mewariskan
bumi subur untuk anak cucu kita. Dengan bahan organik akan mengembalikan
kondisi tanah yang kaya akan unsur hara, tidak seperti tanah kita sekarang.
Tanah sekarang telah terkontaminasi oleh unsur sintetis hingga menjadi keras
tidak mendukung sebagai media tanam.
Dalam
paparan Darmanto memberikan penjelasan sangat mendetail, beliau menjelaskan
bahwa untuk mencegah serangan hama pada Cabe harus dilakukan sejak awal yaitu
pada saat pengolahan tanah. Pupuk kandang yang dipakai harus pupuk kandang yang
telah jadi, pupuk kandang yang belum jadi merupakan sumber penyakit seperti
angles juga jamur.
Pembibitan
juga dibahas secara khusus. Petani dianjurkan untuk membuat bibit sendiri.
Bibit dari hasil membeli dikhawatirkan menjadi sumber penyakit virus kuning.
Bibit buatan sendiri akan lebih jelas asalnya.
Selain
pembibitan materi utama adalah cara penanggulangan Pathek pada Cabe dengan
bahan lokal seperti Jahe lengkuas dan kunyit, ketiga bahan ini berfungsi
mencegah serangan penyakit Pathek, sebagai bahan tambahan adalah Belerang,
Kapur Tohor dan Detergen sachet sebagai penguat. Selain materi utama ada materi
tambahan seperti bagaimana membuat Pupuk untuk pertumbuhan daun, membuat pupuk
organik cair dengan bahan dasar urine, bagaimana cara mengembalikan kesuburan
tanah dengan bahan ulat Hongkong.
Peserta sangat antusias menerima penjelasan dari narasumber. Penyuluhan dengan bahasa petani terbukti meningkatkan tingkat adposi audiens / sasaran penyuluhan. Seorang pelaku/ Praktisi memiliki rasa percaya diri tinggi ketika memberikan materi sehingga audiens lebih mudah memahami teknologi yang disampaikan.
Created At : 2018-05-03 00:00:00 Oleh : ZAENAL QORI PENYULUH PERTANIAN BPP BOROBUDUR Berita Terkini Dibaca : 385