KIPRAH KTNA BOROBUDUR MENGATASI PATHEK


Created At : 2018-05-03 00:00:00 Oleh : ZAENAL QORI PENYULUH PERTANIAN BPP BOROBUDUR Berita Terkini Dibaca : 385

Komoditas Cabe menjadi unggulan di Kecamatan Borobudur, luas tanaman Cabe mencapai 257 Ha, secara analisa menanam Cabe lebih menguntungkan dibanding Padi terlebih pada saat harga meninggi. Jenis Cabe yang diusahakan adalah Rawit dan Keriting. Cost/biaya produksi untuk tanaman Cabe memang cukup tinggi terutama untuk pupuk dan pestisida.


Usahatani tanaman Cabe mempunyai dua kendala yaitu masalah harga dan serangan penyakit pathek. Petani tidak mempunyai posisi tawar yang tinggi , harga lebih ditentukan oleh tengkulak atau mekanisme pasar. Sedangkan serangan pathek menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil produksi Cabe.

Menghadapi kenyataan ini Paguyuban Kontak Tani Nelayan Andalan atau KTNA Kecamatan Borobudur tergugah untuk ikut memecahkan masalah yang dihadapi oleh petani. KTNA memiliki peran untuk memajukan pembangunan pertanian. Selain mengadakan pertemuan selapanan, KTNA mengadakan kegiatan penanggulangan penyakit Pathek berupa penyuluhan dengan methode pelatihan. Menurut Ketua Paguyuban yaitu Moch Anwari kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan peningkatan Pengetahuan sikap dan ketrampilan petani. Secara khusus kegiatan ini berusaha mengurangi biaya produksi dengan pemanfaatan bahan lokal, murah dan ramah lingkungan

Paguyuban KTNA Kec. Borobudur mengadakan Pelatihan Penanggulangan Penyakit Pathek pada Cabe pada tanggal 24 April 2018 bertempat di Aula BPP Kecamatan Borobudur dengan peserta 21 orang terdiri dari unsur petani 18 orang dan 3 orang penyuluh. Menghadirkan Darmanto, Ketua KTNA Kabupaten Magelang sebagai Narasumber. Beliau adalah seotang praktisi pertanian organik khususnya pada tanaman Cabe.

Pelatihan ini mendapat tanggapan positif dari peserta/audiens. Terjadi saling tukar pengalaman juga pemecahan berbagai masalah tanaman Cabe dengan bingkai pertanian organik. Penggunaan bahan organik dipilih mengingat dua hal yaitu :

a.   Meningkatkan derajat kesehatan manusia. Dalam hal ini pertanian organik akan mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida sintetis sehingga hasil pertanian akan bebas dari residu yang membahayakan kesehatan manusia.

b.  Mewariskan bumi subur untuk anak cucu kita. Dengan bahan organik akan mengembalikan kondisi tanah yang kaya akan unsur hara, tidak seperti tanah kita sekarang. Tanah sekarang telah terkontaminasi oleh unsur sintetis hingga menjadi keras tidak mendukung sebagai media tanam.

Dalam paparan Darmanto memberikan penjelasan sangat mendetail, beliau menjelaskan bahwa untuk mencegah serangan hama pada Cabe harus dilakukan sejak awal yaitu pada saat pengolahan tanah. Pupuk kandang yang dipakai harus pupuk kandang yang telah jadi, pupuk kandang yang belum jadi merupakan sumber penyakit seperti angles juga jamur.

Pembibitan juga dibahas secara khusus. Petani dianjurkan untuk membuat bibit sendiri. Bibit dari hasil membeli dikhawatirkan menjadi sumber penyakit virus kuning. Bibit buatan sendiri akan lebih jelas asalnya.

Selain pembibitan materi utama adalah cara penanggulangan Pathek pada Cabe dengan bahan lokal seperti Jahe lengkuas dan kunyit, ketiga bahan ini berfungsi mencegah serangan penyakit Pathek, sebagai bahan tambahan adalah Belerang, Kapur Tohor dan Detergen sachet sebagai penguat. Selain materi utama ada materi tambahan seperti bagaimana membuat Pupuk untuk pertumbuhan daun, membuat pupuk organik cair dengan bahan dasar urine, bagaimana cara mengembalikan kesuburan tanah dengan bahan ulat Hongkong.

Peserta sangat antusias menerima penjelasan dari narasumber. Penyuluhan dengan bahasa petani terbukti meningkatkan tingkat adposi audiens / sasaran penyuluhan. Seorang pelaku/ Praktisi memiliki rasa percaya diri tinggi ketika memberikan materi sehingga audiens lebih mudah memahami teknologi yang disampaikan. 


GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara