PADI “BERAS MERAH” MEMILIKI POTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN DI KECAMATAN DUKUN


Created At : 2016-05-16 20:00:36 Oleh : BPPKP Berita Terkini Dibaca : 584

Upaya peningkatan kapasitas penyuluh swadaya dan pengembangan implementasi tenologi penting untuk terus menerus dikembangkan. Salah satunya adalah peningkatan kapasitas kemampuan penyuluh Swadaya. Melalui kegiatan ini penyuluh swadaya di kabupaten Magelang diberikan pelatihan sekaligus difasiltiasi prakteknya dalam bentuk pembuatan demplot padi sebagai lahan percontohan.

Demplot padi yang berada di lahan poktan Ngudi Makmur 2 di desa Sewukan Kecamatan Dukun merupakan salah satu hasil dari yang telah dilaksanakan oleh penyuluh swadaya. Lahan demplot yang ditanami padi “beras merah”, pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 telah melaksanakan panen padi bersama untuk membuktikan hasil penerapan teknologi Jajar Legowo dan pemupukan berimbang yang telah diajarkan dalam pelatihan.

Penggunaan jenis padi beras merah dalam demplot ini bukan tanpa alasan. Petani Dukun sudah sangat familiar dengan jenis padi ini, mereka sangat mengenal padi jenis ini yang merupakan salah satu jenis padi lokal di Indonesia yang mudah beradaptasi dengan lingkungan yang ada, tahan terhadap serangan OPT dan cocok di tanam disepanjang musim. Dengan demikian akan memudahkan petani dalam merawatnya dan lebih hemat dalam biaya perawatannya dan yang pasti akan lebih sehat untuk dikonsumsi karena rendahnya penggunaan pestisida.

Pembuatan demplot merupakan salah satu metode penyuluhan untuk mensosialisasikan aplikasi teknologi pertanian. Dengan adanya demplot padi di lahan sawah, masyarakat dan petani lain yang ada di wilayah desa Sewukan bisa melihat secara langsung proses budidaya padi, teknologi yang digunakan dan hasil yang diperoleh, dengan demikian diharapkan varietas padi merah dan teknologi Jajar legowo dan pemupukan berimbang dapat diketahui oleh banyak petani selanjutnya dipahami dan bisa menjadi pilihan petani dalam budidaya padi di lahannya sendiri dan dengan teknologi yang tepat untuk diterapkan.

Pada kesempatan panen bersama ini dilakukan pengubinan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat produktivitas padi tersebut. Hasil ubinan yang dilakukan bersama petani, penyuluh swadaya, penyuluh pemerintah dan disaksikan pula oleh kepada desa diperoleh hasil produksi padi “beras merah dapat mencapai 64,0 kw/ha GKP. Dengan pencapaian nilai itu menunjukkan bukti bahwa produktivitas padi merah di wilayah ini tergolong tinggi dengan penerapan teknologi jajar legowo dan pemupukan berimbang yang telah dilakukan di lahan demplot ini.

Dengan tingginya hsil produksi padi, rendahnya biaya produksi dan peluang pasar yang masih cukup luas diharapkan banyak petani yang tertarik dan ikut menerapkan teknologi budaidaya ini di lahan pertaniannya sekaligus bisa menanam varietas padi merah.

Seperti yang kita ketahui di Indonesia sampai saat ini padi masih merupakan komoditas yang sangat strategis dan selalu dibutuhkan setiap orang, sebagai bahan pangan pokok. Oleh karena itu produksinya harus tetap terjaga kualitas maupun kuantitasnya. Ketidak stabilan keberadaan komodotas ini di masyarakat bisa menganggu stabilitas ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas dan kualitas sumber pangan masyarakat ini.

Pada saat ini varietas padi merah telah berkembang sedemikian rupa karena bukan hanya konsumsi langsung masyarakat tapi juga menjadi komoditas agro indutri yaitu sebagai bahan baku pembuatan makanan bayi. Sehingga banyak dicaari oleh perusahaan industri makanan bayi.

Permintaan beras merah yang berkualitas semakin hari semakin meningkat volumenya. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik bagi petani karena pada akhirnya harga jual petani untuk beras merah ini akan lebih tinggi dari pada beras putih dengan biaya operasional yagn lebih murah maka akan berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan petani.

Padi beras merah merupakan salah satu jenis padi di Indonesia yang mengandung gizi yang tinggi. Penelitian di Cina menunjukkan bahwa ekstrak larutan beras merah mengandung protein, asam lemak tidak jenuh, beta-sterol, camsterol, stigmasterol, isoflavones, saponin, Zn dan Se, lovastrin, dan mevinolin-HMG-CoA. Unsur terakhir adalah reduktase inhibitor yang dapat mengurangi sintesis kolesterol di hati (Anonim, 2005). Menurut Departemen Kesehatan RI (1995) beras merah tumbuk mengandung protein 7,3%, besi 4,2%, dan vitamin B1 0,34%. Bubur beras merah dicampur susu merupakan resep makanan bayi berumur 4 bulan sampai 1 tahun.

Berdasarkan kandungan gizinya maka padi beras merah sangat baik untuk daerah rawan pangan khususnya masyarakat yang berastatus  kurang gizi. Padi dengan kadar protein tinggi sangat bermanfaat dalam perbaikan gizi masyarakat. Selain itu mengkonsumsi beras merah dapat mencegah penyakit seperti kanker, kolesterol dan jantung koroner dengan biaya relatif sangat murah. (BPPKP/BPPK Dukun)

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara