Keberadaan usaha pelayanan jasa alsintan
(UPJA) dilatarbelakangi oleh adanya suatu peluang usaha dimana terdapat
kesenjangan antara kebutuhan alsintan (alat mesin pertanian) dengan
ketersediaan alsintan di suatu wilayah. Padahal alsintan sangat dibutuhkan
petani untuk mempercepat pengolahan tanah, penyediaan air, peningkatan indeks
pertanaman, mengurangi kehilangan hasil dan sebagainya dalam rangka efisiensi
usaha tani. Sementara itu, petani tidak
memiliki modal yang cukup untuk membeli alsintan sendiri. Oleh karena itu, UPJA
diperlukan petani sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan alsintan. Dengan
menggunakan jasa alsintan UPJA, petani hanya mengeluarkan biaya jasa sewa
(sesuai kesepakatan) tanpa harus membeli alsintan sendiri.
UPJA Sri Rejeki Desa Kembaran adalah
satu - satunya UPJA yang ada di Kecamatan Candimulyo. Alsintan yang dimiliki
antara lain traktor, power threser, pompa air dan transplanter.
Beberapa waktu yang lalu diadakan
pertemuan Pembinaan dan Pendampingan dari Polbangtan Magelang dan BPP
Candimulyo. Diharapkan dengan ada pembinaan dan pendampingan ini bisa semakin
membuat UPJA Sri Rejeki semakin berkembang.
Pada kesempatan tersebut pemateri
dari Polbangtan Magelang menyampaikan agar UPJA bisa maju ada beberapa hal yang
perlu dilakukan diantaranya adalah merubah mindset petani dari cara tradisonal
ke modern, tertib administrasi, pengembangan modal, peningkatan keterampilan
operator, modifikasi dan diversifikasi alsintan
Sedangkan Surajiman, SP dari BPP
Candimulyo menyampaikan bahwa banyak petani tidak memahami secara detail
perawatan alsintan yang harus dipelihara agar dapat digunakan untuk jangka
panjang sebagaimana halnya barang modal.
Menurut dia, pengelolaan alsintan
harus dengan manajemen bisnis, karena kelompok tani yang tergabung di UPJA
mendapatkan alat pertanian lebih bayak dibandingkan kelompok tani, tetapi harus
dimanfaatkan secara professional dan perputaran uang digunkan untuk pemeliharaan
sehingga lebih efektif dan efisien.
"Keuntungan
dari kelompok UPJA bermanfaat untuk perawatan, membeli bahan bakar, upah
operator, dan membeli mesin baru. Kalau tidak dikelola secara profesional
dengan pendekatan bisnis maka begitu mesinnya rusak, mereka tidak bisa
memperbaiki apalagi membeli mesin baru," katanya.
Created At : 2019-04-24 00:00:00 Oleh : HAFID ADI NUGROHO, SP PENYULUH PERTANIAN BPP KEC. CANDIMULYO Informasi Publik Dibaca : 1010