Penggerek
batang padi merupakan serangga hama pada pertanaman padi pada beragam
ekosistem. Di Indonesia intensitas dan luas serangan penggerek batang
berfluktuasi antar tahun, namun merupakan hama utama yang serangannya terluas
diantara serangga hama padi.
JENIS-JENIS
PENGGEREK BATANG
Ada
6 jenis penggerek batang padi yaitu:
1.
Pengerek Batang Padi Putih(Tryporyza innotata)
2.
Pengerek Batang Padi Kuning (Scirpopaga incertulas)
3.
Pengerek Batang Padi Merah Jambu (Sesamia inferen)
4.
Pengerek Batang Padi Bergaris ( Chilo supressalis)
5.
Pengerek Batang Padi Berkepala Hitam (Chilo polychrysus)
6.
Pengerek Batang Padi Mata Bertungkai (Diopsis macropthalma)
Dari
enam spesies tersebut hanya empat sepesies yang banyak ditemukan atau hama
utama sebab, penggerek batang padi kepala hitam dan penggerek batang padi
berkilat jarang ditemukan karena populasinya rendah. Setiap spesies penggerek
batang padi memiliki sifat atau ciri yang berbeda dalam penyebaran dan bioekologi,
namun hampir sama dalam cara menyerang atau menggerek tanaman padi serta
kerusakan yang ditimbulkannya.
Dibawah
ini salah satu siklus hidup penggerek batang KERUSAKAN Gejala serangan pada
stadia vegetatif menyebabkan matinya pucuk ditengah dan disebut sundep.
Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadia vegetatif
tidak terlalu besar karena tanaman masih dapat mengkompensasi dengan membentuk
anakan baru. Berdasarkan simulasi pada stadia vegetatif, tanaman masih sanggup
mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek sampai 30%. Gejala serangan pada
stadia generatif menyebabkan malai muncul putih dan hampa yang disebut beluk
Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar 1-3% atau
rata-rata 1,2%.
A.
Daerah Serangan Endemik
1.
Pengaturan Pola Tanam
- Dilakukan
penanaman serentak
- Pergiliran
tanaman dengan tanaman bukan padi.
- Pengelompokan
persemaian dimaksudkan untuk memudahkan upaya pengumpulan telur penggerek
secara massal.
- Pengaturan
waktu tanam yaitu pada awal musim hujan berdasarkan penerbangan ngengat
atau populasi larva di tunggul padi.
2
. Pengendalian Secara Fisik dan Mekanik
- Cara fisik
yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah
pada saat panen
- Cara
mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek
batang padi di persemaian 3 . Pengendalian Hayati
- Pemanfaatan
musuh alami baik parasitoid.
- Konservasi
musuh alami dengan cara menghindari aplikasi insektisida secara semprotan.
kelompok telur yang diambil dari tanaman dikumpulkan pada satu wadah
terbuka dan dibiarkan menetas, sehingga kalau ada parasitoid telur bisa
lepas ke lapangan sebagai bagian dari konservasi.
3.
Pengendalian Secara Kimiawi
ditemukan
kelompok telur ratarata lebih dari satu kelompok telur/3 m2 atau intensitas
serangan ratarata : > 5%. Bila tingkat parasitisasi kelompok telur pada fase
awal vegetatif >50% tidak perlu aplikasi insektisida.
- Penggunaan
insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar pertanaman ada
lahan sedang atau menjelang panen pada satu 7 hari sebelum tanam. Pada
pertanman insektisida butiran diberikan terutam pada stadia vegetatif.
Pada stadia generatif aplikasi dengan insektisida yang disemprotkan.
- Insektisida
butiran ialah yang mengandung karbofuran dengan nama dagang, Dharmafur 3G,
Curaterr 3G, Indofuran 3G, Tomafur 3G, Taburan 3G, Petrofur 3G, Hidrofur
3G, insektisida yang mengandung bahan aktif fipronil yaitu Regent 0,3 G.
Insektisida cair yaitu yang mengandung fipronil dengan nama dagang Regent
50SC dan Rope 25 EC, insektisida yang mengandung bahan aktif dimehipo,
Bisultaf, Monosultaf dengan nama dagang Stopgrek(SHS)
Stuntman 500 ml, bensultaf dengan nama dagang Bancol 50 WP, 5.
Penggunaan Seks Feromon
- Dipakai
untuk menentukan spesies dan memantau fluktuasi populasi penggerek batang
berdasarkan ngengat yang tertangkap.
- Dapat
dipakai untuk menentukan waktu aplikasi insektisida pada penggerek batang
padi kuning (Bila tangkapan feromon sebanyak 100 ekor/minggu).
- Dapat
dipakai untuk pengendalian penggerek batang padi putih yaitu dengan cara
mass trapping (penangkapan massal): 9-16 perangkap/ha. B. Daerah Serangan
Sporadik
Cara pengendalian selain menggunakan insektisida yang dapat
diterapkan sesuai dengan keadaan setempat. Penyemprotan dengan insektisida
berdasarkan hasil pengamatan, yaitu apabila ditemukan rata-rata > 1 kelompok
telur/3 m2 atau intensitas serangan penggerek batang padi (sundep) rata-rata
> 5% dan beluk rata-rata 10 % selambatlambatnya tiga minggu sebelum panen.
Created At : 2018-12-10 00:00:00 Oleh : ANITA WIDYASTUTI, A.Md PENYULUH PERTANIAN BPP KEC. DUKUN Artikel Dibaca : 4612