Keberhasilan
pengendalian hama pada tanaman secara alami bergantung pada sejauh mana
kelestarian dari agroekosistem dan peranan tiap komponen yang ada pada suatu
lokasi pertanaman. Peranan pestisida kimia sintetis semakin
mendominasi dan memperbesar ketergantungan petani terhadap cara kimiawi yang
dianggap ampuh, praktis dan bereaksi cepat pada sasaran. Namun disisi lain
berbagai efek buruk yang ditimbulkan seperti kontaminasi bahan aktif dan
residu pada produk pertanian yang dapat mengganggu kesehatan manusia,
musnahnya musuh alami hingga memburuknnya kondisi lingkungan akibat
aplikasi bahan kimia sintetis yang tidak terkendali. Salah satu
solusi indah yang ditawarkan alam adalah dengan pemanfaatan Tanaman Refugia.
Apa itu Tanaman Refugia ?
Tanaman Refugia
adalah pertanaman beberapa jenis tanaman yang dapat menyediakan
tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami
seperti predator dan parasitoid (Nentwig, 1998; Wratten et al.,
1998). Umumnya tanaman refugia ditanam di pinggir guludan atau
diluar pertanaman secara memanjang dan berbunga
mencolok. Serangga-serangga musuh alami seperti kumbang, lebah, semut, dan
serangga hama seperti thrips, kupu-kupu sangat tertarik dengan tanaman yang
berbunga dengan warna mencolok serta berbau.
Jenis tanaman Refugia
Prinsip dari tanaman untuk refugia
adalah tanaman tersebut bisa menarik dan menjadi tempat hidup serta sumber
kehidupan bagi Musuh Alami hama.
Jenis tanaman yang berpotensi
dijadikan sebagai tanaman Refugia diantaranya :
1) Refugia penghasil sayuran
(Kacang panjang, kacang tunggak, kecipir, oyong)
2) Refugia penghasil bunga; (bunga
matahari, kenikir, bunga kertas, bunga tagetes, Arachis)
3) Refugia tanaman liar (tapak dara,
Sidaguri, tanaman jengger ayam, orok-orok)
Berbagai tanaman tersebut sudah
terbukti bisa menarik hama dan menjadi tempat hidup bagi beberapa jenis Musuh
Alami, serta relatif mudah untuk didapat dan di perbanyak.
Bagaimana Peranan Refugia ?
Bunga tanaman Refugia berwarna
terang dan menghasilkan nektar yang bermanfaat sebagai sumber
pakan musuh alami. Selain itu, refugia juga berfungsi sebagai habitat
dari musuh alami. Dengan adanya pertanaman refugia, kemampuan musuh alami
dalam menekan hama dapat meningkat. Dengan demikian
pemakaian pestisida berlebihan dapat dikurangi. Sebagai
contoh Predator seperti capung, semut, tomcat/Phaederus, kepik,
kumbang koksi, dan laba-laba akan memangsa hama padi.
Berbeda dengan predator,
parasitoid yaitu serangga yang hidup menumpang pada serangga lain.
Parasitoid melumpuhkan hama dengan cara meletakkan telurnya pada
telur atau ulat hama padi, sehingga hama tidak berkembang/mati.
Teknik Penanaman Refugia
Waktu penanaman refugia pada
pertanaman padi diusahakan saat pembuatan guludan selesai, dengan menanam
refugia pada pinggiran guludan atau tanah kosong disekitar sawah. Pada
saat tanaman padi baru mulai tumbuh, refugia sudah berbunga,
sehingga dapat menyediakan makanan untuk musuh alami hama dan padi
dapat terhindar dari beberapa hama tanaman.
Penanaman refugia diusahakan
berjajar memanjang di luar area tanaman pokok dan tidak terlalu rimbun karena
dikhawatirkan dapat mengundang hama tikus.
Untuk tanaman
sayuran, penanaman refugia diusahakan sebelum pengolahan lahan
selesai, sehinggga pada saat tanaman sayuran sudah besar tanaman refugia
sudah mulai berbunga
Berdasarkan informasi tersebut
petani Dusun Mejing 6 yang tergabung dalam Kelompok Tani Sidodadi secara
bersama - sama menanam refugia dengan harapan bisa mengurangi populasi hama dan
mengurangi intensitas serangan hama pada tanaman padi.
Created At : 2019-04-24 00:00:00 Oleh : HAFID ADI NUGROHO, SP PENYULUH PERTANIAN BPP KEC. CANDIMULYO Informasi Publik Dibaca : 1474