SABTU HIJAU, KEGIATAN PENGENALAN PERTANIAN KEPADA SISWA SD TEMPURSARI KECAMATAN CANDIMULYO


Created At : 2018-01-09 00:00:00 Oleh : SURAJIMAN, SP PENYULUH PERTANIAN BPP CANDI MULYO Berita Terkini Dibaca : 571

Kegiatan Sabtu Hijau ini adalah kerjasama antara BPP Candimulyo dan SD Tempursari Kecamatan Candimulyo. Kegiatan ini berlangsung selama satu tahun yaitu Januari - Desember 2017. Kerjasama ini tertuang dalam Surat Perjanjian Nomor : 422.1/ 23 / 20.16.07 / 2016 yaitu Kerjasama Dengan Badan Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Candimulyo Tentang Pelatihan Kegiatan Bidang Pertanian tanggal 1 Desember 2016. Kegiatan Sabtu Hijau ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa SD Tempursari dibidang pertanian, khususnya budidaya buah - buahan, sayur - sayuran, pembuatan pupuk organik dan pestisida organik. Tujuan lainnya adalah agar siswa SD Tempursari belajar bertanggungjawab, belajar memanfaatkan waktu luang untuk hal - hal yang bersifat positif. 

Kegiatan Sabtu Hijau ini dilaksanakan setiap hari Sabtu dengan peserta guru dan siswa SD Tempursari dengan tim narasumber dari BPP Candimulyo setiap Sabtu 2 Penyuluh Pertanian dengan materi yang berbeda - beda. 

Para guru SD Tempursari Kecamatan Candimulyo Magelang Jawa Tengah  mengajak anak-anak didik mereka untuk menata pekarangan sekolah menjadi kebun dengan aneka ragam tanaman. Kebun ini juga sebagai media pembelajaran yang dapat terintegrasi dengan mata pelajaran sekolah.

“Kebun ini dibuat sejak ada kegiatan Sabtu Hijau SD Tempursari bersama dengan BPP Candimulyo . Kami tertantang untuk membuat kebun dan menjadikan kebun ini sebagai media belajar,” ujar Endrawati, S.Pd. M.Pd, Kepala Sekolah SD Tempursari

Kegiatan Sabtu Hjiau ini dilaksanakan pada Januari – Desember 2017 setiap hari Sabtu tentang “ Pelatihan Kegiatan Bidang Pertanian” rupanya memberi semangat bagi para guru untuk menyediakan media belajar baru bagi anak-anak. Jika biasanya kegiatan belajar mengajar hanya dilakukan di dalam kelas, kini para guru mulai mengajak anak-anak untuk belajar di luar kelas bersama dengan Tim Penyuluh dari BPP Kecamatan Candimulyo.

Meskipun belum optimal, para guru mulai mempraktekkan hasil pelatihan, yakni mengintegrasikan kebun sekolah dengan mata pelajaran yang diajarkan. Pemilihan kebun sekolah sebagai media belajar juga sebagai upaya untuk mendekatkan anak-anak kepada budaya pertanian yang dekat dengan kehidupan mereka.

“Sekarang kan mulai jarang anak-anak yang dibawa ke kebun, nah dengan kebun ini jadi mengenalkan mereka lagi kepada kegiatan-kegiatan pertanian,” tambah Endrawati.

“Kebun ini jadi penting sebagai media pembelajaran, anak-anak jadi tidak hanya belajar dari buku tapi juga dari lingkungan sekitar sekolah, salah satunya kebun ini,” ujar guru yang lainnya

Seluruh proses berkebun tidak hanya dikerjakan oleh guru, tapi juga melibatkan para murid. Setiap kelas memiliki tanggung jawab sendiri untuk merawat kebunnya masing-masing. Anak-anak membawa benihnya sendiri dari rumah, lalu menanamnya di kebun sekolah. Para guru dan PPL  berharap anak-anak didik mereka semakin melihat kegiatan pertanian atau berkebun sebagai kegiatan yang menyenangkan, sehingga mereka tidak meninggalkan budaya bertani yang merupakan identitas mereka.

“Yang jelas anak-anak juga jadi lebih menghargai proses penyediaan makanan yang mereka makan dan belajar menyediakan pangan tanpa harus beli,” tambah Endrawati.


Anak-anak seperti semen basah . Apapun yang melekat padanya akan memberikan bekas yaitu sebuah kesan . “ Langkah sederhana untuk Perubahan Besar” .

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara