Kegiatan Sabtu Hijau ini adalah kerjasama antara BPP Candimulyo dan SD
Tempursari Kecamatan Candimulyo. Kegiatan ini berlangsung selama satu tahun
yaitu Januari - Desember 2017. Kerjasama ini tertuang dalam Surat Perjanjian
Nomor : 422.1/ 23 / 20.16.07 / 2016 yaitu Kerjasama Dengan Badan Penyuluhan
Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Candimulyo Tentang Pelatihan Kegiatan Bidang
Pertanian tanggal 1 Desember 2016. Kegiatan Sabtu Hijau ini bertujuan untuk
memperkenalkan kepada siswa SD Tempursari dibidang pertanian, khususnya
budidaya buah - buahan, sayur - sayuran, pembuatan pupuk organik dan pestisida
organik. Tujuan lainnya adalah agar siswa SD Tempursari belajar
bertanggungjawab, belajar memanfaatkan waktu luang untuk hal - hal yang
bersifat positif.
Kegiatan Sabtu Hijau ini dilaksanakan setiap hari Sabtu dengan peserta
guru dan siswa SD Tempursari dengan tim narasumber dari BPP Candimulyo setiap
Sabtu 2 Penyuluh Pertanian dengan materi yang berbeda - beda.
Para
guru SD Tempursari Kecamatan Candimulyo Magelang Jawa Tengah mengajak anak-anak didik mereka untuk menata
pekarangan sekolah menjadi kebun dengan aneka ragam tanaman. Kebun ini juga
sebagai media pembelajaran yang dapat terintegrasi dengan mata pelajaran
sekolah.
“Kebun
ini dibuat sejak ada kegiatan Sabtu Hijau SD Tempursari bersama dengan BPP
Candimulyo . Kami tertantang untuk membuat kebun dan menjadikan kebun ini
sebagai media belajar,” ujar Endrawati, S.Pd. M.Pd, Kepala Sekolah SD
Tempursari
Kegiatan
Sabtu Hjiau ini dilaksanakan pada Januari – Desember 2017 setiap hari Sabtu tentang
“ Pelatihan Kegiatan Bidang Pertanian” rupanya memberi semangat bagi para guru
untuk menyediakan media belajar baru bagi anak-anak. Jika biasanya kegiatan
belajar mengajar hanya dilakukan di dalam kelas, kini para guru mulai mengajak
anak-anak untuk belajar di luar kelas bersama dengan Tim Penyuluh dari BPP
Kecamatan Candimulyo.
Meskipun
belum optimal, para guru mulai mempraktekkan hasil pelatihan, yakni
mengintegrasikan kebun sekolah dengan mata pelajaran yang diajarkan. Pemilihan
kebun sekolah sebagai media belajar juga sebagai upaya untuk mendekatkan
anak-anak kepada budaya pertanian yang dekat dengan kehidupan mereka.
“Sekarang
kan mulai jarang anak-anak yang dibawa ke kebun, nah dengan kebun ini jadi
mengenalkan mereka lagi kepada kegiatan-kegiatan pertanian,” tambah Endrawati.
“Kebun
ini jadi penting sebagai media pembelajaran, anak-anak jadi tidak hanya belajar
dari buku tapi juga dari lingkungan sekitar sekolah, salah satunya kebun ini,”
ujar guru yang lainnya
Seluruh
proses berkebun tidak hanya dikerjakan oleh guru, tapi juga melibatkan para
murid. Setiap kelas memiliki tanggung jawab sendiri untuk merawat kebunnya
masing-masing. Anak-anak membawa benihnya sendiri dari rumah, lalu menanamnya
di kebun sekolah. Para guru dan PPL berharap anak-anak didik mereka semakin
melihat kegiatan pertanian atau berkebun sebagai kegiatan yang menyenangkan,
sehingga mereka tidak meninggalkan budaya bertani yang merupakan identitas
mereka.
“Yang jelas anak-anak juga jadi lebih menghargai proses penyediaan makanan yang mereka makan dan belajar menyediakan pangan tanpa harus beli,” tambah Endrawati.
Anak-anak seperti
semen basah . Apapun yang melekat padanya akan memberikan bekas yaitu sebuah
kesan . “ Langkah sederhana untuk Perubahan Besar” .
Created At : 2018-01-09 00:00:00 Oleh : SURAJIMAN, SP PENYULUH PERTANIAN BPP CANDI MULYO Berita Terkini Dibaca : 571