Fenomena iklim ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini membawa akibat yang kurang baik bagi produktivitas pertanian di Indonesia seperti banjir, kekeringan serta meningkatnya kebutuhan air dan upaya meningkatkan produksi pertanian, khususnya di Kabupaten Magelang. Hama penyakit yang menyerang tanaman juga sangat bergantung pada keadaan cuaca yang terjadi saat itu.
Pada segitiga hama penyakit tanaman
Keadaan
iklim sangat berperan dalam munculnya hama dan penyakit di suatu tanaman. Jika
cuaca mendukung, hama/penyakit akan meningkat populasinya/tingkat kerusakannya.
Oleh
karena itu, untuk menjawab permasalahan tersebut, Pemda Kab. Magelang dalam hal
ini Dinas Pertanian dan Pangan bekerjasama dengan BMKG Stasiun Klimatologi
Semarang menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim.
Sekolah
Lapang Iklim bertujuan memberikan pemahaman kepada petani tentang informasi
cuaca dan iklim. Dengan metode pendekatan pemberdayaan petani untuk memahami
dan memanfaatkan informasi dan prakiraan iklim secara efektif dalam kegiatan
pertanian yang dilakukan.
Pada tanggal 5 Maret 2017 diselenggarakan pembukaan Sekolah Lapang Iklim Tahap 3 di Kecamatan Ngluwar. Pembukaan dihadiri oleh Pejabat dari Komisi V DPR RI, PJs. Bupati Magelang, Kepala Deputi Klimatologi Pusat, Kepala Stasiun Klimatologi Klas I Semarang, Kapolsek, Perwakilan Dandim, Camat Ngluwar, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Magelang dan segenap tamu undangan yang lain dari berbagai kalangan.
Lokasi Sekolah Lapang Iklim di Dusun Ngguling, Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang dengan lahan 2800 m 2. Setelah pembukaan selesai dilanjutkan dengan penanaman perdana padi secara simbolis oleh pejabat terkait.
Rencananya
akan dilakukan pertemuan sebanyak 10 kali dengan frekuensi tiap 10 hari sekali.
Setiap hari petani melakukan pengamatan Alat Penakar hujan observasi,
Psycrometer yang berisi Thermometer max.
Thermometer min. dan alat penakar hujan sederhana.
Pemahaman informasi dan prakiraan cuaca/iklim/musim untuk para petani sangat diperlukan agar dapat dioperasionalkan di lapangan. Ini merupakan studi lapangan berorientasi pada program praktis yang memberikan kesempatan kepada petani untuk belajar bersama.
Created At : 2018-03-08 00:00:00 Oleh : DIAN RAKHMAWATI HARSONO, SP PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DISTANPANGAN Berita Terkini Dibaca : 452