TEMBAKAU, PRODUK KONTROVERSIAL PENGHASIL DEVISA TERBESAR


Created At : 2017-08-10 00:36:31 Oleh : Parjo, SP / Penyuluh Pertanian BPP Pakis Berita Terkini Dibaca : 944

Tembakau ( Nicotiana tabacum ) merupakan komoditas perkebunan utama di Kabupaten Magelang dan di beberapa daerah lainnya.  Komoditas ini dapat memberi lapangan kerja dan penghasilan bagi masyarakat pada setiap mata rantai agribisnisnya. Mulai dari penyedia sarana produksi,  tenaga kerja pada  kegiatan budidaya tanam,  tenaga kerja dalam pengolahan hasil, penyedia keranjang, tenaga kerja di gudang pembelian, tenaga kerja di pabrik rokok dan pemasaran hingga pedagang asongan.  Tembakau juga penunjang pembangunan nasional berupa devisa bagi negara. Sangat signifikan peran tembakau terhadap perolehan devisa negara dimana hasil cukai rokok tahun 2014 jumlahnya Rp 115 trilyun sementara tahun 2015 sebesar Rp 139 Trilyun ( Budidoyo,  Aliansi Masyarakat tembakau Indonesia / AMTI 2016 ).  Serapan industri tembakau dan kegiatan budidaya tembakau terhadap sektor ketenagakerjaan juga sangat  tinggi  mencapai 6,3 juta orang ( Sri Nurhaningsih 2016 ).

Pada saat panen tembakau dimana cuacanya cerah  perekonomian masyarakat desa tumbuh dengan baik,  pasar pasar lebih ramai dan daya beli kebutuhan masyarakat meningkat. Tembakau juga mampu menggerakkan jasa angkutan untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Akan tetapi   produk bernikotin yang satu ini juga menimbulkan kontra tentang kesehatan yang sering menjadi perdebatan yang berkepanjangan.
 
Penggolongan daun tembakau rakyat.
Disebut tembakau rakyat, tembakau asli, atau tembakau rajangan  karena mulai dari pesemaian, budidaya tanam, panen, pasca panen, pengolahan menjadi tembakau rajangan kering hingga pemasaran dilakukan oleh petani sendiri. Kebanyakan tembakau rakyat diproduksi untuk memenuhi kebutuhan industri rokok sigaret  kretek. Penggolongan daun berdasar letak posisinya yang terbagi menjadi 4 yakni daun pasir ( bhs jawa sampar bancet ) , daun kaki, daun tengah dan daun atas. Varietas tembakau rakyat yang banyak ditanam petani dataran tinggi Kabupaten Magelang adalah varietas gombel kenongo.

Peningkatan kualitas dan kuantitas
Adanya pergeseran selera pasar dimana pabrikan menghendaki kandungan nicotin dan tar yang lebih rendah maka petani tembakau mau tidak mau  harus mampu untuk menyesuaikan dengan permintaan pasar sehingga produk yang dihasilkan dapat terserap dengan baik. Untuk  dapat terpenuhi kebutuhan konsumen tersebut sumber daya manusia sebagai pelaku utama didalam pembudidayaan tembakau perlu dioptimalkan. Demikian juga sumberdaya penunjang seperti tanah, iklim, dan sarana produksi yang diperlukan. Optimalisasi sumberdaya manusia sebagai pelaku utama dalam budidaya dan pengolahan tembakau dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain dengan penyuluhan,  pelatihan, magang, sekolah lapang dan tidak kalah pentingnya adalah adanya temu usaha. Temu usaha yang mempertemukan tokoh tokoh petani tembakau dengan pengusaha atau pabrikan dapat memberi  informasi tentang kapan  waktu tanam, mutu produksi, jumlah produk  yang akan dibeli, harga perkilonya, kapan gudang pembelian dimulai dan kapan ditutup, dan tidak kalah pentingnya adalah  informasi tentang peramalan  cuaca. Saat panen tembakau diperlukan cuaca yang panas berkaitan dengan rendemen dan proses pengeringannya.  Dengan peningkatan kualitas dan kuantitas tembakau diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani tembakau.

Pola kemitraan
Kemitraan dari kata dasar mitra yang artinya pasangan kerja. Dalam hal ini pasangan kerja untuk pemasaran produk tembakau bagi petani yaitu perusahaan rokok. Petani tembakau sebagai produsen diperlukan adanya konsumen yang setia. Tembakau merupakan produk monopsoni. Monopsoni diartikan keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang atau jasa dalam suatu pasar komoditas. Kasus untuk tembakau  dimana produsennya sangat banyak tetapi pembelinya hanya satu yakni perusahaan rokok. Kalau perusahaan rokok tidak membeli atau mengurangi pembelian maka penjualan tembakau oleh petani akan mengalami hambatan. Masa pembelian oleh pabrikan juga terbatas waktunya biasanya mulai bulan juli hingga akhir oktober sangat tergantung pada keadaan cuaca dan kebutuhan.  Oleh karenanya kemitraan merupakan bagian dari solusi tentang tataniaga pemasaran tembakau . Penanaman dan pemasaran tembakau oleh petani digolongkan menjadi 2 yakni pola kemitraan dan pola mandiri. Pola kemitraan mempunyai beberapa kelebihan antara lain adanya kredit berupa benih, pupuk, pestisida, mulsa dan  keranjang dari perusahaan mitra, adanya kepastian pasar,  adanya dasar penetapan areal tanam, juga pendampingan dalam hal implementasi teknologi dan inovasi, serta kelayakan usaha dan pembiayaan.  Disisi lain perusahaan mitra juga mendapat kepastian tentang jumlah pasokan bahan baku rokok. Pola kemitraan juga mengajarkan tentang pengolahan hasil dari daun tembakau segar menjadi tembakau rajangan kering yang sudah dipecking dalam keranjang bambu. Karena perusahaan mitra hanya membeli dalam bentuk rajangan kering dengan kualitas yang telah ditentukan. Dengan pengolahan tembakau akan ada serapan tenaga kerja dan nilai tambah bagi keluarga tani.   Azas kemitraan adalah kerjasama antara 2 pihak dengan hak dan kewajiban yang setara, saling menguntungkan, membutuhkan dan memperkuat hubungan ( Selo Sumarjan ).

Potensi pasar dan dukungan pemerintah
Industri rokok dihadapkan pada kenyataan bahwa kampanye dan propaganda anti rokok cukup menguat  demi alasan kesehatan. Sementara pemerintahpun telah mencantumkan himbauan yang bersifat peringatan tentang bahaya merokok bagi kesehatan pada setiap kemasan bungkus rokok. Peringatan  merokok membunuhmu dan sebagainya serta Kawasan bebas rokok ditempat tempat umum banyak dijumpai. Akan tetapi  masyarakat tetap masih banyak yang mengkonsumsi  demi kenikmatan maupun alasan yang lain.  Bahkan ada anggapan pengguna rokok merek tertentu menunjukkan tentang kelas sosialnya dimasyarakat. Kebijakan pemerintah tentang tembakau telah diwujudkan dengan memberi dukungan peningkatan SDM petani tembakau melalui berbagai bentuk penyuluhan, pelatihan, kursus, sekolah lapang, studi banding dan lain sebagainya.  Bantuan sarana produksi berupa pupuk, alat mesin pertanian sampai mesin perajang sebagai upaya untuk meningkatkan produksi dan kualitas tembakau yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani tembakau. Pertumbuhan industri rokok, inovasi pembuatan rokok dengan mesin dan banyaknya masyarakat pengguna rokok merupakan peluang  pasar bagi  tembakau. Tembakau Indonesia juga dikenal dan diminati oleh pasar luar negri merupakan peluang modal  bagi pertembakauan nasional.
GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara