VIRUS KUNING MENJALAR KE TANAMAN TERONG


Created At : 2018-10-09 00:00:00 Oleh : DIAN RAKHMAWATI HARSONO, SP PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DISTANPANGAN Informasi Publik Dibaca : 31587

Virus kuning yang dikenal dengan nama ilmiah gemini virus (pepper yellow leaf curl) sudah merebak kemana-mana, bahkan mungkin setiap kali petani menanam cabai, sebagian kecil atau sebagian besar terkena virus ini. Seakan sulit dikendalikan, sejatinya bisa dicegah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh petani dan stake holder terkait untuk menanggulangi serangan gemini virus. Usaha tersebut memang ada yang membuahkan hasil, namun tidak sedikit yang kurang berhasil, bahkan menjalar ke tanaman yang sekeluarga solanacae yaitu terung-terungan. Terong adalah salah satu tanaman yang satu keluarga dengan cabai, menjadi sasaran virus kuning selanjutnya. Apahal yang menyebabkan demikian?

Tidak lain adalah sang vektor pembawa virus kuning yang persisten (sekali makan pada tanaman yang mengandung virus, seumur hidupnya dapat menularkan/menyebarkan penyakit ini). Vektor tersebut adalah kutu kebul (Bemicia tabaci )  yang tanaman inangnya cukup banyak mulai dari terung-terungan, kacang-kacangan, gulma berdaun lebar serta tanaman hias. Semenjak tanaman cabai diserang virus kuning, budidaya tanaman terong belum banyak yang mengalami kerusakan akibat serangan virus kuning. Meskipun hanya sebagai tanaman selingan/tumpang sari.

Namun sekarang faktanya di lapangan hamparan tanaman terong mulai banyak yang terserang virus kuning. Di kecamatan Mungkid, Ngluwar, dan Muntilan rata-rata tanaman terong yang diusahakan terserang virus kuning/gemini virus. Data dari petugas POPT serangan virus kuning mencapai 5 hektar di tiga kecamatan tersebut, dengan luas terancam 1-2 ha. Fenomena ini bukan hal yang aneh, karena jika tanaman cabai tidak ada, maka kutu kebul yang merupakan serangga poliphage (inang banyak) akan menularkan ke tanaman lain.

Artikel ini, sebenarnya menekankan agar mewaspadai serangan virus kuning jika petani inginn menanam terong. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah maupun mengendalikan virus ini adalah :

Pengamatan rutin

Pengamatan dengan interval 7 hari sekali

Penarikan contoh diambil secara diagonal

Jumlah contoh 10 tanaman/2000m2 50 tanaman/ha

Ambang Pengendalian (AP)

Kutu daun terdapat 0,7 ekor/tanaman contoh

Hama pengisap (trip,tungau, kutu daun 15 % / tanaman contoh

Penyiraman

Apabila cuaca kering tanaman muda perlu banyak air, penyiraman bisa tiap hari sampai tanaman kelihatan segar dan tumbuh. Selanjutnya penyiraman sesuai kebutuhan

Pemasangan perangkap

Perangkap likat kuning bisa dipasang bersamaan untuk menangkap serangga yang lebih kecil

Diletakkan 50 cm di atas pucuk tanaman

Pemanfaatan musuh alami

Dilepaskan 1 ekor predator Menochillus sexmaculatus per 10 m2/ seribu ekor/ha

Penyemprotan dengan jamur verticillium lecani pada konsentrasi 3 x 10 8 spora/ml pada sore hari

Pestisida nabati

Digunakan 4-7 hari sekali secara rutin untuk mencegah serangan OPT

Apabila melebihi Ambang Pengendalian

Gunakan pestisida selektif

Penyemprotan dengan cara kabut untuk menghemat volume larutan

Menggunakan insektisida selektif seperti imidakloprid atau insektisida sejenis agar musuh alami tidak mati

Panen

Apabila serangan virus kuning pada tanaman terung sudah menghasilkan (gejala virus hanya pada ujung pucuk) tanaman terinfeksi tidak perlu dicabut, karena tanaman masih dapat menghasilkan dan masih menguntungkan

Berikut adalah gambar-gambar gejala tanaman terong terkena virus kuning, di dua lokasi yaitu di kecamatan Ngluwar dan Kecamatan Mungkid :


Tanaman Terong Terserang Virus Kuning Kecamatan Ngluwar



Tanaman Terong Terserang Virus Kuning Kecamatan Mungkid

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara