Virus
kuning yang dikenal dengan nama ilmiah gemini virus (pepper yellow leaf curl)
sudah merebak kemana-mana, bahkan mungkin setiap kali petani menanam cabai,
sebagian kecil atau sebagian besar terkena virus ini. Seakan sulit
dikendalikan, sejatinya bisa dicegah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
petani dan stake holder terkait untuk menanggulangi serangan gemini virus.
Usaha tersebut memang ada yang membuahkan hasil, namun tidak sedikit yang
kurang berhasil, bahkan menjalar ke tanaman yang sekeluarga solanacae yaitu terung-terungan. Terong
adalah salah satu tanaman yang satu keluarga dengan cabai, menjadi sasaran
virus kuning selanjutnya. Apahal yang menyebabkan demikian?
Tidak
lain adalah sang vektor pembawa virus kuning yang persisten (sekali makan pada
tanaman yang mengandung virus, seumur hidupnya dapat menularkan/menyebarkan
penyakit ini). Vektor tersebut adalah kutu kebul (Bemicia tabaci ) yang
tanaman inangnya cukup banyak mulai dari terung-terungan, kacang-kacangan,
gulma berdaun lebar serta tanaman hias. Semenjak tanaman cabai diserang virus
kuning, budidaya tanaman terong belum banyak yang mengalami kerusakan akibat
serangan virus kuning. Meskipun hanya sebagai tanaman selingan/tumpang sari.
Namun
sekarang faktanya di lapangan hamparan tanaman terong mulai banyak yang
terserang virus kuning. Di kecamatan Mungkid, Ngluwar, dan Muntilan rata-rata
tanaman terong yang diusahakan terserang virus kuning/gemini virus. Data dari
petugas POPT serangan virus kuning mencapai 5 hektar di tiga kecamatan tersebut,
dengan luas terancam 1-2 ha. Fenomena ini bukan hal yang aneh, karena jika
tanaman cabai tidak ada, maka kutu kebul yang merupakan serangga poliphage
(inang banyak) akan menularkan ke tanaman lain.
Artikel ini, sebenarnya menekankan agar mewaspadai serangan virus kuning jika petani inginn menanam terong. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah maupun mengendalikan virus ini adalah :
Pengamatan rutin |
Pengamatan dengan interval 7 hari
sekali Penarikan contoh diambil secara
diagonal Jumlah contoh 10 tanaman/2000m2
50 tanaman/ha |
Ambang Pengendalian (AP) |
Kutu daun terdapat 0,7
ekor/tanaman contoh Hama pengisap (trip,tungau, kutu
daun 15 % / tanaman contoh |
Penyiraman |
Apabila cuaca kering tanaman muda
perlu banyak air, penyiraman bisa tiap hari sampai tanaman kelihatan segar
dan tumbuh. Selanjutnya penyiraman sesuai kebutuhan |
Pemasangan perangkap |
Perangkap likat kuning bisa
dipasang bersamaan untuk menangkap serangga yang lebih kecil Diletakkan 50 cm di atas pucuk
tanaman |
Pemanfaatan musuh alami |
Dilepaskan 1 ekor predator
Menochillus sexmaculatus per 10 m2/ seribu ekor/ha Penyemprotan dengan jamur
verticillium lecani pada konsentrasi 3 x 10 8 spora/ml pada sore hari |
Pestisida nabati |
Digunakan 4-7 hari sekali secara
rutin untuk mencegah serangan OPT |
Apabila melebihi Ambang
Pengendalian |
Gunakan pestisida selektif Penyemprotan dengan cara kabut
untuk menghemat volume larutan Menggunakan insektisida selektif
seperti imidakloprid atau insektisida sejenis agar musuh alami tidak mati |
Panen |
Apabila serangan virus kuning
pada tanaman terung sudah menghasilkan (gejala virus hanya pada ujung pucuk)
tanaman terinfeksi tidak perlu dicabut, karena tanaman masih dapat menghasilkan
dan masih menguntungkan |
Tanaman Terong Terserang Virus Kuning Kecamatan Ngluwar
Tanaman Terong Terserang Virus Kuning Kecamatan Mungkid
Created At : 2018-10-09 00:00:00 Oleh : DIAN RAKHMAWATI HARSONO, SP PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DISTANPANGAN Informasi Publik Dibaca : 31587