" PGPR ”, PERAN, PEMBUATAN DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN


Created At : 2018-05-30 00:00:00 Oleh : SRIYANA, SP PENYULUH PERTANIAN MADYA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN Berita Terkini Dibaca : 15004

Dengan adanya dampak negative dari pestisida, maka dibutuhkan teknologi alternative untuk meningkatkan produksi pertanian yang lebih aman.

Sekarang ini, banyak teknologi yang memungkinkan untuk dikembangkan dan relative aman untuk lingkungan, seperti pemanfaatan Plant Growth Promoting Rhisobacteria (PGPR). Berbagai penemuan akan manfaat PGPR untuk pertanian telah dilaporkan oleh banyak peneliti dunia. Antusiasme untuk mengkomersialkan rhizobacteria sebagai teknologi alternative yang menjanjikan terutama untuk mengembangankan pertanian ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan input sintetik agrokimia (pupuk dan pestisida) kian meningkat dari waktu ke waktu.

Tanaman Cabe sebelah kiri tanpa PGPR sebelah kanan menggunakan PGPR


Apa itu PGPR ?

PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah bakteri pemacu pertumbuhan tanaman. Bakteri yang terdapat dalam PGPR adalah sejenis bakteri yang biasa hidup di akar tanaman.

Mikroorganisme ini hidup berkoloni disekitar akar tanaman yang dapat memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap jamur pathogen.

Bagaimana bakteri PGPR dapat memacu pertumbuhan ?

Bakteri PGPR mampu mengikat nitrogen bebas dari alam atau istilahnya fiksasi nitrogen bebas. Nitrogen bebas diubah menjadi ammonia kemudian disalurkan ke tanaman.

Tanaman Cabe sebelah kiri tanpa PGPR sebelah kanan menggunakan PGPR


Bakteri akar ini juga mampu menyediakan beragam mineral yang dibutuhkan tanaman seperti besi, fosfor, atau belerang. PGPR juga memacu peningkatan hormone tanaman. Peningkatan hormone tanaman inilah yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Cara Membuat PGPR

Terlebih dahulu siapkan biang PGPR yang dibuat dari akar bambu sekitar 250 gram dan direndam dalam air selama 3 (tiga) malam.

Bahan :

  • 20 liter air
  •         ½ kg dedak/bekatul
  •          Terasi
  •          1 sdm air kapur sirih

Cara Membuat :

Semua bahan dicampur dan direbus hingga mendidih kemudian didinginkan. Setelah dingin, dicampur dengan 1 liter “biang PGPR” masukkan dalam jerigen dan ditutup rapat, didiamkan satu hingga dua minggu. Kocok dan buka pada pagi atau sore hari agar gas keluar. Setelah dua minggu PGPR dapat digunakan untuk mengocor tanaman.

Selain PGPR akar bambu, biang PGPR juga dapat dikembangkan menggunakan air kelapa segar ditambah gula merah (tetes tebu lebih baik) yang kemudian difermentasi selama seminggu.

PGPR akar bambu dan PGPR air kelapa yang telah jadi dapat di aplikasikan ke tanah sekitar tanaman dengan perbandingan 200cc PGPR untuk 14 liter air.



Cara Aplikasi PGPR adalah sebagai berikut :

PGPR untuk perlakuan benih :

-         Benih yang dibeli dari toko dan diduga mengandung pestisida dicuci dulu sampai bersih 3-4 kali.

-      Benih direndam dalam larutan PGPR dengan konsentrasi 10 ml per liter air selam 10 menit hingga 8 jam tergantung jenis benihnya. Kemudian dikering anginkan ditempat yang teduh sebelum dilakukan penanaman/persemaian.

PGPR untuk perlakuan bibit :

-     Jika untuk perlakuan dan stek atau biakan vegetative lain tinggal direndam beberapa saat saja lalu langsung ditanam. Konsentrasi yang diperlukan adalah 10 ml per liter air.

-       PGPR dibuat dengan konsentrasi 5 ml per liter air untuk aplikasi pada tanaman semusim (cabe, terong, timun dll) siramkan 1-2 gelas aqua, per tanaman   ke perakaran.

-     Jika untuk tanaman tahunan jumlah larutan yang dipergunakan bisa diperkirakan sendiri sesuai dengan umur dan jenis tanaman, sebagai ukuran adalah siram didaerah perakaran sampai basah.

PGPR untuk perlakuan lainnya :

-    Untuk tanaman padi : gunakan PGPR sebanyak 12 ml/liter air pada 3 hari sebelum tanam, 15 hst, 30 hst dan 45 hst dengan cara disemprotkan dengan volume semprot rendah (boros / tidak berkabut)

-         Untuk tanaman hortikultura : kocorkan PGPR sebanyak 12 ml/liter air setiap 7 – 10 hari sekali.

-         Untuk tanaman keras : kocorkan PGPR sebanyak 17 ml/liter air tiap 1 bulan sekali.

-         Aplikasi dianjurkan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 WIB atau pada sore hari setelah pukul 15.00 WIB.

 

Dari berbagai literatur, aplikasi PGPR pada benih tanaman mampu menekan penyakit dumping-off (phytium untimatum). Beberapa bakteri PGPR seperti bacillus subtilis mampu memproduksi racun yang mampu melawan cendawan pathogen.

PGPR juga mampu meningkatan kualitas pertumbuhan tanaman dengan produksi hormon (ZPT), kemampuan fiksasi N untuk meningkatkan ketersediaan unsur N dalam tanah dan penghasil osmolit sebagai osmoprotektan pada kondisi kekurangan air (kekeringan).

Selain itu salah satu bakteri PGPR yakni Psudomonas sp.mampu menghasilkan hormone pertumbuhan tanaman yang dapat meningkatkan berat kering hasil panen jagung mencapai 9%.

Sementara bakteri PGPR lainnya, yakni Salmonella liquefaciens mampu meningkatkan berat kering jagung mencapai 10% dan bakteri Bacillus sp.mampu meningkatkan berta kering mencapai 7%.


GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara