DINAS PERTANIAN DAN PANGAN DALAM “MAGELANG GO ORGANIK” SERI 2 : Pertanian Organik Di Mata Penyuluh


Created At : 2017-06-19 01:02:46 Oleh : Edy Gunadi, SP /Penyuluh Petanian BPP Bandongan Berita Terkini Dibaca : 329
PERTANIAN ORGANIK
TANTANGAN SEKERAS CADAS SEKALIGUS POTENSI MANIS
YANG BISA DIKEMBANGKAN


    Tantangan dalam usaha pertanian saat ini adalah semakin menurunnya kesuburan lahan, mahalnya ongkos produksi dikarenakan tenaga kerja pertanian semakin sedikit dan beralih profesi, produksi yang landai dan tidak sebanding dengan input yang diberikan serta daya tarik yang lemah. Di balik tantangan tersebut ternyata bila diupayakan dan ditekuni ada sebuah potensi yang besar, bisa dikembangkan dan mengembalikan daya tarik pertanian. Upaya yang harus dilakukan adalah merubah pertanian konvensional yang selama ini dilakukan ke system pertanian organik.

    Pertanian organik merupakan suatu system produksi yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang sehat sekaligus juga memperbaiki kesuburan lahan dan menjaga keseimbangan agroekosystem usahatani. Dalam usahatani ini penggunaan bahan kimia baik itu yang terkandung di dalam pupuk maupun pestisida harus dihindari guna mencegah pencemaran udara, air dan tanah. Pemanfaatan bahan – bahan local dan ramah lingkungan diupayakan semaksimal mungkin.

Tantangan Pengembangan Pertanian Organik

Secara umum keterbatasan informasi tentang pertanian organik, potensi serta peluang pasarnya sangat minim menjadi sebuah tantangan untuk ditaklukkan. Disamping itu ada beberapa hal yang selalu dijadikan alasan sehingga perkembangan pertanian organik belum menggembirakan.
1.    Ketersediaan bahan organik terbatas sedangkan kebutuhannya relative harus dalam jumlah yang banyak. Hal ini terjadi karena bergesernya budaya bertani dan beternak serta tekanan ekonomi dan sosial sehingga teramat sedikit yang masih mengusahakannya selain berusahatani sekaligus juga beternak. Akibatnya populasi ternak di dalam suatu kawasan usahatani sangatlah sedikit.
2.    Mahalnya penggunaan input. Hal ini terjadi karena pemakaian bahan organik berjumlah banyak sehingga transportasi menjadi mahal. Yang perlu diluruskan adalah diawal usaha pemanfaatan bahan organik berjumlah banyak namun seiring berlangsungnya usaha akan menurun bila pengembalian limbah pertanian dilakukan secara berulang ulang dan terus menerus. Jamak ditemukan petani malas membawa sisa bahan organik misal limbah dapur untuk ditabur di lahan usahatani sedikit demi sedikit dan terus menerus
3.    Limbah pertanian seringkali menjadi sangat kurang dikarenakan pemanfaatan yang lain, misal untuk pakan ternak dan ironisnya pemanfaatnya adalah peternak dari luar kawasan yang otomatis tidak memberikan kontribusi dalam usaha pengembangan pertanian organik. Perlu adanya kesepakatan di dalam kawasan sehingga limbah pertanian tidak keluar dengan percuma
4.    Terbentuknya pola pikir bahwa pertanian organik akan menghasilkan produk yang lebih sedikit dibandingkan pola usahatani konvensional. Hal ini bisa terjadi di awal usahatani organik dilakukan. Beberapa sebab yang bisa diungkapkan misalnya karena pemanfaatan pupuk atau bahan organik jauh dari kebutuhan, jenis bahan organik yang digunakan hanya satu jenis sehingga unsure hara yang terpenuhi juga hanya sejenis. Belum dimanfaatkannya bahan bahan organik lain yang tersedia di lingkungan usahatani
5.    Bahan pengendalian hama penyakit yang berasal dari bahan organik dan hayati kurang efektif bila dibandingkan dengan yang berasal dari bahan kimia syntetis. Hal ini terjadi karena efek kerja yang lambat dari bahan pengendali hayati namun menguntungkan bagi keseimbangan agroekosystem lahan dan bekerja dalam jangka waktu yang lama
Dan mungkin masih akan banyak ditemui hal hal lainnya namun dengan penjelasan yang masuk akal tantangan  itu bisa diselesaikan. Hal ini dikarenakan pola pikir yang terbentuk sejak berlangsungnya revolusi hijau dimana guna meningkatkan jumlah produk maka input kimia masuk dengan massive

Potensi Pertanian Organik

Pertanian organik layak untuk dikembangkan dan dilakukan karena
1.    Mampu memulihkan kesuburan lahan dan meningkatkan hasil. Memperbaiki truktur tanah secara kimia dan biologi. Semakin banyak biota yang hidup di dalamnya
2.    Mampu menjaga keseimbangan agroekosystem lahan
3.    Memiliki daya saing ekonomi di mana harga produknya relative lebih tinggi bila dibandingkan produk pertanian konvensional
4.    Pasar produk organik yang terus terbuka dan permintaan yang terus meningkat seiring dengan keinginan untuk hidup lebih sehat
5.    Sumber Daya Alam yang tersedia dan belum tergarap sehingga perluasan lahan organik masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan
6.    Sumber Daya Manusia yang tersedia dan mau berubah dalam berusahatani
Potensi yang kini diyakini oleh sebagian pelaku usahatani organik adalah bila usahatani ini bisa berkembang maka dengan sendirinya lingkungan akan menjadi bersih bebas dari cemaran dan kembalinya tenaga muda di sector pertanian.

    Tinggal kebijakan dan arah yang jelas dari pengampu kebijakanlah yang mampu menaklukkan tantangan dan meraih potensi yang ada di usaha pertanian organik.

Bandongan, Malem Selikur 1438 H
GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara