PENERAPAN TEKNIK YANG BAIK DALAM USAHATANI SINGKONG BISA MENINGKATKAN PRODUKSI HINGGA 200%


Created At : 2013-11-15 01:01:28 Oleh : BPPKP Berita Terkini Dibaca : 2475
Sampai saat ini pelaku usaha industri makanan ringan dengan bahan dasar singkong yang ada di Kabupaten Magelang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Permintaan produksi yang terus meningkat sedangkan hasil produksi singkong dari petani Magelang dirasakan masih jauh dari harapan. Sehingga untuk mengatasi kebutuhan bahan baku usahanya, maka pelaku usaha perlu mendatangkan produksi singkong dari luar daerah diantaranya dari Kabupaten Purworejo, Kebumen, Temanggung dan wilayah kabupaten lainnya. Dengan luas lahan yang ada, peningkatan produksi singkong dengan ekstensifikasi atau penambahan lahan baru pun sulit untuk dilakukan mengingat singkong bukan merupakan basis produksi utama pertanian di Kabupaten Magelang. Maka upaya yang memungkinkan untuk dilakukan adalah peningkatan produksi dengan intensifikasi. Yaitu suatu cara peningkatan produksi dengan mengoptimalkan produksi singkong pada lahan singkong yang ada.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Magelang melalui Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) adalah dengan perbaikan bibit dan teknik budidaya singkong. Untuk memperkenalkan varietas singkong tersebut dan bagaimana teknik budidayanya maka dilaksanakan kegiatan Demplot Komoditas Pertanian. 
Salah satu jenis singkong yang diuji tingkat produktivitasnya adalah varietas “Mekar Manik” yang dikelola oleh Lurah Seworan Bapak  Berdasarkan hasil uji lapangan melalui lahan percontohan tersebut menunjukan hasil yang menggembirakan. Hasil panen singkong yang diperoleh bisa mencapai 20 kg/ pohon sedangkan selama ini hasil panen yang diperoleh petani dengan varietas yang biasa mereka tanam hanya bisa mencapai 8 – 10 kg/ pohon. Sebagaimana yang diakui oleh Bapak Miftahudin yang merupakan salah satu petani peserta FFD.

Farm Field Day (FFD) atau Temu Lapang Petani merupakan kegiatan pertemuan dengan petani untuk memperkenalkan teknologi yang lebih baik dalam budidaya pertanian. Kegiatan ini merupakan satu rangkaian kegiatan penyuluhan dari BPPKP yaitu Demplot Komoditas Pertanian. Agar diperoleh manfaat yang sebanyak-banyaknya dari kegiatan ini, maka pelaksana kegiatan FFD telah mengundang lebih dari 50 orang petani pembudidaya singkong yang ada di Desa Seworan Kecamatan Grabag dan wilayah sekitarnya.

Bapak Ir.Eko Widi Hermanto yang pada saat ini bertugas di Dinas Pertanian Kab. Magelang dalam sambutanya mengatakan bahwa keunikan dari singkong Mekar Manik dengan ciri batang daun putih dan rasanya yang cukup enak adalah bisa  menghasilkan 40 ton per ha sedangkan masa pemeliharaan sampai siap panen bisa berumur 9-12 bulan.

Beliau juga menambahkan, untuk meningkatkan pendapatan diharapkan petani bisa mengolah menjadi bahan olahan yang dapat meningkatkan pendapatan seperti getuk, ceriping, kontoler atau tepung ketela. Sebagai contoh ceriping “Kusuka” dengan berat ceriping 1 ons saja harganya di tingkat pengecer bisa mencapai Rp.12.000,- per bungkus. Ketela pohon dengan produksi 20kg/ batang pohon dengan penyusutan sekitar 20% maka akan menghasilkan 16 kg ceriping. Jika dikemas dengan berat 1 ons/ bungkus maka akan diperoleh 160 bungkus. Dengan harga jual ditingkat produsen Rp.5.000/ bungkus saja maka akan diperoleh hasil Rp. 800.000,- per pohon.
Dalam Pertemuan FFD tersebut sebelum panen, dipaparkan teknik budidaya yang dilakukan untuk menghasilkan tingkat produksi singkong tersebut.  Yaitu :
1.    Pembibitan
a.    Bibit berupa stek batang
b.    Sebagai stek dipilih batang bagian bawah sampai setengah
c.    Setelah stek terpilih kemudian diikat, masing-masing ikatan berjumlah antara 25 - 30 batang stek.
d.    Semua ikatan stek yang dibutuhkan, kemudian diangkut kelokasi penanaman.
2.    Pengolahan Media Tanam

Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti permbersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.

3.    Teknik Penanaman
a.    Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang umum digunakan pada pola monokultur ada beberapa alternatif yaitu : 100 x 100 cm, 100 x 60 cm atau 100 x 40 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari bisa dengan jarak tanam 150 x 100 cm atau 200 x 150 cm.
b.    Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja. Sebelum bibit ditanam disarankan agar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk hayati MiG-6 Plus yang telah dicampur dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan penanaman dilahan hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit.
c.    Pemupukan
Sistem pemupukan menggunakan teknologi MiG-6 Plus , dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia/anorganik sampai dengan 50%, adapun cara pemupukannya adalah sebagai berikut :
1)    Pupuk kandang/ kompos diberikan disetiap lubang yang akan ditanami bibit. Kebutuhan untuk 1 hektar sebanyak 5 ton atau 5.000 kg.
2)    Tiga hari sebelum tanam, diberikan 2 liter MiG-6 Plus per hektar dengan campuran setiap 1 liter MiG-6 Plus dicampur/dilarutkan dengan air max 200 liter atau 1 tutup botol (10 ml) dicampur/ dilarutkan dengan air sebanyak 3,5 liter (jumlah air tidak harus 200 liter boleh kurang asal cukup untuk 1 hektar) disemprotkan pada lahan secara merata disarankan disemprotkan pada pupuk kandang/ kompos agar fungsi dari pupuk kandang/ kompos lebih maksimal.
3)    Setelah 3 hari bibit / stek siap ditanam
4)    Lima hari setelah tanam berikan campuran pupuk NPK dengan dosis Urea : 40 kg, TSP/SP36 : 50 kg dan KCL : 40 kg pada lahan 1 hektar, 1 pohon diberikan campuran sebanyak ± 20 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm.
5)    Pemberian MiG-6 Plus selanjutnya pada saat tanaman singkong berumur 2 bulan :2 liter, umur 4 bulan : 2 liter, umur 6 bulan : 2 liter.
6)    Pemberian pupuk anorganik selanjutnya pada umur tanaman 60-90 hari berupa campuran pupuk NPK dengan dosis Urea : 60 kg, dan KCL : 60 kg. Asumsi bila 1 hektar lahan ditanam 5.000 pohon berarti 1 pohon diberikan NPK sebanyak ± 20 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm.
d.    Pengairan dan Penyiraman
Kondisi lahan ketela pohon dari awal tanam sampai umur ± 4-5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. System yang baik digunakan adalah system genangan sehingga air dapat sampai kedaerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan system genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
e.    Waktu Penyemprotan Pestisida/Insektisida
Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan serangan hama/penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat yang digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka dosis pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga yang menguntungkan dapat ikut makan (Budi S/ Cecep/ 2013).
GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara