PENTINGNYA MENGKONSUMSI PANGAN YANG AMAN DI MASA PANDEMI COVID-19


Created At : 2020-12-03 00:00:00 Oleh : Dyah Woro Tri Haryati, S.TP Informasi Publik Dibaca : 452


Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus yang disebut SARS-CoV-2.  Gejalanya sering berupa batuk, nafas pendek, demam, menggigil, nyeri otot, tenggorokan sakit, kebas rasa dan bau.  COVID-19 belum ada obat dan vaksinnya.  Tingkat keparahan dan mudah tidaknya tertular sangat tergantung kepada tingkat kekebalan atau sistem imun dari individu.  Sistem imun seseorang sangat tergantung kepada berbagai faktor.  Sering terpapar dengan pangan yang tidak aman akan melemahkan sistem imun dan menyebabkan rentan terhadap COVID-19.

Sejauh ini belum ada bukti COVID-19 ditularkan melalui makanan atau kemasan pangan.  Hal ini terkait dengan karakter virus ini yang berbeda dari mikroorganisme lain, yaitu :

1.       Virus corona tidak dapat memperbanyak diri dalam makanan.

2.      Memerlukan binatang atau manusia sebagai inangnya untuk memperbanyak diri.

3.      Namun virus yang menyebabkan sakit gastrointestinal (GI), seperti norovirus dan hepatitis A dapat membuat orang sakit melalui pangan yang terkontaminasi.

4.      SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 merupakan virus yang menyebabkan sakit pernafasan.

Rute penularan utama COVID-19 melalui kontak orang ke orang :

1.       Kontak langsung dengan droplet pernafasan (dari batuk atau bersin).

2.      Virus menyebar langsung dari orang ke orang ketika penderita COVID-19 batuk, bersin atau bicara.

3.      Menghasilkan droplet yang mencapai hidung, mulut, atau mata orang lain.


Ketersediaan pasokan pangan yang aman di masa pandemic COVID-19 menjadi sangat penting sebagai bagian pertahanan masyarakat dalam melawan serangan virus COVID-19.  Meski belum ada bukti penularan melalui makanan, pasokan pangan di ritel harus dipastikan keamanannya karena pangan yang tidak aman dapat memperlemah sistem imun seseorang.  Banyak tantangan yang dihadapi peritel pangan dalam upaya penyediaan pangan yang aman di masa pandemic COVID-19.  Di masa pandemic COVID-19 diperlukan penerapan best practises yang lebih komprehensif dan lebih ketat untuk menjamin pasokan pangan yang aman.

Food waste adalah penurunan kuantitas atau kualitas pangan akibat proses/tindakan yang tidak sesuai oleh produsen, distributor maupun konsumen (FAO).  Jutaan orang di Indonesia kelaparan dan kekurangan makanan.  Ironisnya Indonesia merupakan negara kedua penghasil limbah pangan terbesar di dunia dengan rata-rata 300 kg/orang/tahun.  Bagaimana cara mengamankan pangan untuk menghindari sisa makanan?Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan :

1.        Buat daftar belanja dan beli makanan secukupnya.  Hindari membeli dalam jumlah banyak khususnya untuk produk yang masa simpannya tidak lama (susu, keju dsb).

2.      Ambil makanan secukupnya.  Bawa pulang sisa makanan yang tidak habis ketika makan di restaurant/rumah makan.

3.      Periksa dan bersihkan selalu lemari pendingin, untuk mengetahui stok persediaan makanan dan menghindari berbagai mikroorganisme yang dapat merusak makanan.

4.      Ajari seluruh anggota keluarga untuk mengkonsumsi makanan seperlunya dan tidak berlebihan.  Berbagi makanan melalui donasi pangan kepada yang membutuhkan.

Pastikan pangan yang dikonsumsi aman dengan menerapkan 5 (lima) kunci keamanan pangan :

1.       Jagalah kebersihan

2.      Pisahkan pangan matang dari pangan mentah

3.      Masaklah dengan benar

4.      Jaga pangan pada suhu aman

5.      Gunakan air dan bahan baku yang aman.

Bagaimana caranya mencegah food waste?

1.       Batasi jumlahnya

Beli, masak dan konsumsi pangan dalam jumlah secukupnya.

2.      Berbagi pangan

Berbagilah pangan dengan yang membutuhkan

3.      FIFO dan FEFO

Terapkan prinsip First in First Out dan/atau First Expire First Out.  Perhatikan dengan baik masa kadaluwarsa pangan.

4.      Manfaatkan pangan sisa

Sisa pangan dapat digunakan sebagai pupuk kompos.


Tips berbelanja aman di pasar tradisional :

1.       Bawa daftar kebutuhan yang akan dibeli.

2.      Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik atau bawa hand sanitizer.

3.      Batasi percakapan dan jaga jarak aman minimal   1 meter.

4.      Membawa tas belanja sendiri.

5.      Sepulang ke rumah, ganti pakaian dan langsung mandi.

6.      Gunakan masker pelindung.

7.      Gunakan waktu belanja seefisien mungkin.

8.      Siapkan uang pas supaya tidak kembali.

9.      Sentuh barang seminimal mungkin atau menggunakan sarung tangan plastik.

Penyebab penyakit akibat pangan :

1.       Bakteri

· Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Salmonella sp., Vibrio cholerae O1, Escherichia coli, P aeruginosa, C botulinum, L monocytogenes, Shigella sp, dll.

2.      Virus

· Virus Hepatitis A dan E, Virus Polio, Virus gastroenteritis.

3.      Parasit

· Cacing hati dan cacing pita, Trichinella spiralis

· Protozoa :  Giardia flagellate, Entamoeba Toxoplasma, Sarcocytis dan Cryptosporidium.

4.      Cemaran kimia dan racun/toksin

·    Histamin, logam berat, nitrat, residu pestisida, komponen dari bahan pengemas, antibiotika aditif pakan, tannin, mikotoksin, aflatoksin, okratoksin dll.

Dugaan penyebab keracunan pangan di Indonesia 2019 :

·         43,2 % cemaran bakteri pathogen

·         11,1 % cemaran kimia/toksin

·         33,3 % tidak diketahui

Penyebab pangan menjadi tidak aman karena terkontaminasi bahaya (hazard/cemaran).  Adanya bahaya tersebut seringkali ditemukan karena :

·         Rendahnya mutu bahan baku

·         Teknologi pengolahan

·         Belum diterapkannya cara-cara penanganan pangan yang baik (GAP/GHP/GMP/GRP) dan

·         Kurangnya kesadaran pekerja maupun produsen yang menangani pangan.

Enam kebiasaan baik dalam mengkonsumsi makanan untuk mencegah COVID-19 sebagai berikut :

1.       Kunyah makanan secara perlahan

Anda bisa memulai dengan mengunyah makanan secara perlahan agar mengasup rendah kalori.  Sebab, orang yang mengunyah perlahan cenderung tidak mengalami obesitas atau tak punya masalah metabolisme, penyakit jantung, diabetes dan resiko stroke.  Menurut penelitian terbaru yang dipresentasikan di American Scientific Sessions 2017, sebuah acara global yang diadakan pada bulan November yang membagikan perkembangan terbaru dalam ilmu kardiovaskular.  “Mengunyah lebih lambat mungkin merupakan perubahan gaya hidup yang peting untuk membantu mencegah sindrom metabolik”, kata Takayuki Yamaji, seorang ahli jantung di Universitas Hiroshima di Jepang dan penulis studi tersebut.

2.      Kurangi makan camilan

Industri makanan camilan di Amerika Serikat fantastis, nilainya 33 miliar dollar AS, dengan rata-rata setiap rumah menghabiskan 133 dollar AS setiap tahun untuk camilan di sela makan makanan utama.  Menurut data yang dirilis Nielsen hampir seperempat (24 persen) orang makan camilan di sela-sela makan utama dibanding lima tahun lalu, atau 21 persen jika menurut riset lain dari NPD Group.

3.      Hindari terlalu sering order makanan di luar

Memasak makanan sendiri di rumah jauh lebih baik untuk kesehatan, dibanding harus makan di restoran atau order makanan via online.  Jumlah layanan delivery atau pesanan makanan lewat telepon dan internet melonjak 18 persen tahun lalu menjadi 1,9miliar.  Menurut temuan NPD makan malam adalah makanan yang paling sering dipesan secara online, dan keluarga adalah pengguna digital terberat pemesanan daring.

4.      Kurangi konsumsi garam

“Kelebihan sodium bisa meningkatkan tekanan darah dan risiko terkena penyakit jantung dan stroke”, demikian menurut riset CDC.  Bersamaan dengan itu, penyakit jantung dan stroke membunuh lebih banyak orang Amerika Serikat setiap tahun daripada penyebab lainnya.  Selain itu, mereka mendapatkan 71 persen sodium harian mereka dari makanan olahan dan restoran.  Memasak untuk diri sendiri adalah pilihan teraman dan paling sehat.

5.      Hindari minum soda

Sebuah artikel New York Times yang diterbitkan awal bulan ini mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump mengonsumsi “selusin minuman ringan bersoda bebas gula” setiap hari.  Namun, para peneliti terpecah atas apakah minuman bersoda bebas gula itu benar-benar membantu orang menurunkan berat badan.  Menurut sebuah tinjauan ulang tahun 2017 tentang penelitian yang diterbitkan di Canadian Medical Association Journal, satu teori :  minuman ringan bersoda bebas gula bisa mengondisikan tubuh untuk membutuhkan kalori.  Minuman yang dimaniskan secara artifisial terkait dengan peningkatan risiko stroke dan demensia.  Demikian menurut jurnal Stroke American Heart Association.

6.      Hati-hati dengan minuman alkohol

Satu dari delapan orang Amerika Serikat melawan kecanduan alkohol.  Menurut sebuah penelitian pada bulan September 2017 yang dipublikasikan di JAMA Psychiatry, “Amerika Serikat menghadapi krisis dengan penggunaan alkohol yang saat ini semakin memburuk” katanya.  Mengobati kecanduan alkohol sekarang merupakan industri bernilai miliaran dollar AS dan menghabiskan biaya medis sebesar 223 miliar dollar AS (Penulis: Kahfi Dirga Cahya)

Tips untuk makan makanan sehat bagi orang yang sibuk

Dikejar deadline, padatnya jadwal meeting, lembur sampai malam, harus mengurus rumah, dan kesibukan lainnya terkadang bikin orang-orang yang sibuk susah mengontrol asupan makanan.  Biasanya mereka hanya memilih makan yang cepat dan gampang diperoleh supaya tidak menyita banyak waktu.  Padahal asupan makanan sehat adalah hal yang penting untuk menunjang kesehatan manusia, mengendalikan berat badan, meningkatkan kinerja otak, dan menambah tenaga seharian.  Berikut adalah tips dan pilihan makanan sehat yang gampang diperoleh untuk orang-orang sibuk :

1.       Sarapan

2.      Jangan kebanyakan minum kopi

3.      Banyak minum air putih

4.      Kurangi makan makanan kemasan

5.      Makan makanan yang segar

6.      Perhatikan hasil proses makanan di restoran

7.      Kurangi konsumsi alkohol

8.      Makan makanan sehat tinggi serat

9.      Bawalah snack sehat sendiri

10.   Jangan makan berlebihan

11.    Perbanyak konsumsi buah dan sayur

12.   Makan secara teratur dan tepat waktu

13.   Konsumsi suplemen

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai konsumen kita harus pintar mengkonsumsi pangan yang aman karena sering terpapar dengan pangan yang tidak aman akan melemahkan sistem imun dan menyebabkan rentan terhadap COVID-19 walaupun sejauh ini belum ada bukti COVID-19 ditularkan melalui makanan atau kemasan pangan. 

*)   Penulis adalah Staf Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang.


 





GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara