Tikus Sawah (Rattus rattus argentiventer) Perampok Padi Petani, Musuh Petani, Musuh Kita Bersama


Created At : 2022-01-05 00:00:00 Oleh : Dian, POPT Magelang Informasi Publik Dibaca : 5303

Pada hari Senin, tanggal 22 November 2021 diselenggarakan bimbingan teknis mengenai “Pengendalian Tikus Sawah (Rattus rattus argentiventer)” yang diikuti oleh seluruh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) se-wilayah ex Karesidenan Kedu di wilayah Kecamatan Borobudur. Dalam hal ini nara sumber Yadi Kusmayadi dari BBPOPT Jatisari Karawang menyampaikan secara detail mengenai tikus sawah. Kita perlu mengenal karakter tikus sawah supaya mampu mengendalikan dengan baik. “Tidak ada yang sulit dalam mengendalikan tikus sawah, papar Yadi Kusmayadi.”

Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer) merupakan hama utama pada tanaman padi yang dikenal sulit dikendalikan. Dalam artikel ini akan dikupas point-point penting mengenai karakterisasi tikus sawah. Dari mulai morfologi, kebiasaan perilaku, sistem reproduksi dan lingkungan biotik dan abiotik bagi tikus. Petani yang sudah berpuluh tahun berkecimpung mengelola sawahnya belum tentu mengetahui karakter tikus sawah itu sendiri. Belum lagi mitos-mitos mengenai keberadaan tikus yang melingkupi masyarakat sehingga menjadi penghalang untuk mengendalikannya.

Tikus sawah merupakan hewan mamalia yang dianugerahi Tuhan insting yang kuat, penciuman tajam, dan kemampuan reproduksi yang tinggi sehingga dirasakan sangat sulit dikendalikan, terutama di daerah endemis tikus. Secara morfologis, tikus sawah mempunyai badan berukuran sedang, lebih kecil dari tikus got, perutnya berambut kelapu dan bertepi putih. Ekornya berwarna coklat dan lebih pendek dari tikus rumah. Puting susu tikus rumah berjumlah empat buah, berbeda dengan puting susu tikus wirok /Bandicota indica.

Masalah yang sering muncul saat mengendalikan tikus adalah pertama, pengendalian dilakukan sendiri-sendiri, meski sudah ada kelompok tani. Teknologi yang dilakukan seadanya, hanya berdasarkan apa yang mereka ketahui. Sarana prasarana yang digunakan seadanya atau sangat sederhana. Tidak adanya sarana penggerak dalam upaya pengendalian dan berkembangnya mitos di masyarakat. Adanya masalah masalah tersebut memerlukan strategi pengendalian

Hal- hal yang perlu diketahui,sebagai prinsip dasar sebelum melakukan pengendalian adalah petani dan kita bersama mengetahui prinsip dasar pengendalian tikus. Pengendalian tikus harus dilakukan secara bersama-sama. Artinya harus dilakukan oleh banyak orang petani dibantu oleh stake holder terkait. Dilakukan pengendalian dalam hamparan yang luas. Tidak bisa dilakukan pengendalian tikus dalam petak-petak kecil. Pengendalian harus meliputi hamparan luas untuk menjangkau populasi tikus yang menyerang. Pengendalian harus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menuntaskan keberadaan tikus di hamparan sehingga populasinya terus menurun.

Selain prinsip dasar pengendalian telah diketahui dan tercapai, kita perlu tahu tentang karakteristik tikus. Tikus beranak banyak rerata 10 ekor, tikus cepat berkembang biak 2/3 kali per musim sampai ¾ kali setahun jadi jika di jumlah total bisa mencapai 780-1140 ekor per tahun untuk satu pasang tikus. Mengapa bisa demikian? Karena tikus mampu melakukan perkawinan kembali setelah 2 jam melahirkan. Karakteristik lain adalah tikus merusak persemaian sampai panen dalam tempat yang sama. Artinya akan merusak di tempat yang sama secara terus menerus sampai habis, kemudian baru berpindah tempat. Dengan kata lain tikus akan menyebabkan gagal panen sehingga petani rugi besar dan kehidupan sosial ekonomi terganggu.

Bagaimana kemudian langkah pengendalian yang tepat, langkah awal kita harus mengenal sumber populasi. Tikus akan tinggal tidak terlalu jauh dari pusat makanan/ area tanaman padi dan dia akan bersembunyi di daerah daerah rimbun, banyak rerumputan yang tidak dibersihkan, tanggul-tanggul, tepian sungai dan pematang yang penuh rerumputan. Tempat tersebut perlu diketahui dan dilakukan pengecekan. Tikus juga akan melakukan persinggahan saat dia migrasi. Tempat persinggahan tikus seperti reruputan di tepian sungai dan tanaman singgang, merupakan tempat persinggahan yang perlu dicek dan diantisipasi menjadi sarang tikus. Selanjutnya kenali tanda kehadiran tikus seperti jejak kaki tikus, jalan yang dilewati tikus, lubang aktif dan kerusakan awal bekas gigitan tikus. Jika dari awal sudah dikenali maka pengendalian dapat dilakukan sejak dini.

Runtutan dasa-dasar pengendalian telah kita ketahui, selanjutnya menentukan strategi pengendalian yang tepat. Tidak ada teknologi canggih atau pun  teknologi paling baru dari pengendalian tikus dari dahulu. Yang utama adalah meletakkan strategi pengendalian yang tepat berdasarkan konsep Pengendalian Hama Terpadu. Sebelumnya perlu adanya pemberian pemahaman/ motivasi kepada petani bahwa pengendalian tikus harus ada niat untuk bersatu, kompak sehingga dapat melakukan bersama-sama dalam areal yang luas secara serentak dan berkesinambungan.

Adanya hal-hal tersebut di atas perlu adanya koordinasi yang intensif antara kelompok tani/gapoktan, kepala desa, kecamatan Balai Penyuluhan Pertanian, Dinas Pertanian setempat dan lingkup jajaran perlindungan tanaman yang lain. Dalam koordinasi kita melakukan perencanaan, upaya pengendalian apa pertama kali harus dilakukan dengan tetap memberikan motivasi.

Upaya pengendalian yang pertama adalah sanitasi lingkungan, hal ini bertujuan untuk membuat tikus tidak nyaman karena tikus tidak suka kondisi lingkungan yang bersih. Selanjutnya saat pengolahan tanah dilakukan, petani bisa sambil berburu tikus, karena saat pengolahan, bunyi traktor dan rotary bisa mengganggu tikus dan akan berlarian.

Pengendalian berikutnya adalah gropyokan dengan melakukan pengemposan pada lubang tikus, sehhingga tikus akan mengalami mabuk/bahkan pingsan/mati sehingga dapat dimusnahkan. Pengendalian ini dapat diterapkan pada lubang-lubang aktif yang terdapat keluarga tikus.

Menerapkan Trap barrier system, adalah sistem tanaman perangkap yang mengkombinasikan perangkap/bubu dengan plastik. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan sisa populasi. Sisa populasi biasanya terdeteksi setelah terjadi kerusakan parah. Hal ini sebenarnya merupakan langkah pengendalian yang sudah terlambat, namun tetap dapa dilakukan untuk menangkap sisa populasi. TBS Trap Barrier System dapat dikombinasikan dengan pengumpanan beracun.

Pengendalian selanjutnya adalah Linier Trap Barrier System adalah sistem perangkap garis lurus kombinasi dengan bubu dan plastik. Prinsipnya untuk memerangkap tikus masuk/keluar lokasi pertanaman untuk mencari makan. Dipasang di jalur lalu lintas tikus, dengan jarak bubu 10 meter dan tidak harus satu hamparan dikelilingi plastik, jumlah LTBS tergantung jalur lalau lintas tikus.

Pengumpanan beracun juga dapat dilakukan untuk mengendalikan tikus untuk mengendalikan sisa populasi tikus yaitu sisa berburu/gropyokan. Pengumpanan beracun di letakkan pada jalan-jalan tikus, dan sebaiknya digunakan umpan beracun yang bersifat anti koagulan. Artinya tikus tidak langsung mati di tempat saat memakan umpan beracun tapi akan pergi menjauh mendekati sumber air, sehingga tidak menyebabkan jera umpan.

Pengendalian tikus juga dapat dilakukan dengan menggunakan predator. Predator yang direkomendasikan adalah burung hantu, Tyto alba. Sekarang ini sedang dilakukan upaya penangkaran dan pelepasan burung hantu untuk mengendalikan tikus. Namun perlu diperhatikan untuk  melakukan pengkondisian habitat baru Tyto alba.

Semua jenis-jenis pengendalian akan berhasil atau tidak tergantung pada kemampuan untuk memberikan pemahaman kepada petani, shock theraphy dan motivasi kepada seluruh lapisan masyarakat yang terhubung dengan dunia pertanian padi sawah.

Kiranya hal tersebut di atas dapat bermanfaat bagi semua yang membaca tentang pengendalian tikus sawah yang benar, sehingga dapat mengendalikan populasi sehingga petani tidak hanya dapat menanam namun juga dapat memanennya. Terimakasih.


Gambar Pengemposan dengan alat pengempos bernahan bakar gas LPG

 

 


















Peserta Bintek Pengendalian Tikus Sawah











































Gambar Cara Pemasangan TBS dan LTBS

 

Gambar Pemasangan Bubu/Perangkap



Desain Bubu/Perangkap

 

 Arahan dari Nara Sumber BBPOPT Jati Sari Karawang



GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara