CELOSIA “SI BUNGA JENGGER AYAM” YANG MENDADAK TERBAKAR


Created At : 2018-11-01 00:00:00 Oleh : DIAN RAKHMAWATI HARSONO, SP PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DISTANPANGAN Berita Terkini Dibaca : 1735


Pada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2018 kami Petugas Lapangan berkunjung ke taman “Ramadanu” Jamus Kauman, Ngluwar Kabupaten Magelang. Sejatinya memang diundang untuk melihat langsung kejadian aneh pada bunga celosia yang dirawat oleh pihak pengelola taman Ramadanu. Namun sekaligus menikmati keindahan bunga celosia jika didesain apik dan rapi.

Bunga celosia yang tumbuh, beriringan dengan bunga kertas (Zinnia sp) tampak indah membentuk pola tertentu. Kawasan ini dijadikan tempat wisata untuk berswa foto, atau sekedar kongkow-kongkow. Namun diantara keindahan bunga celosia dan bunga zinnia ada dua blok bunga celosia yang seakan terbakar.

Gejala bunga celosia terbakar dari ujung bunga sampai pangkal tangkai bunga, namun bagian dalam bunga tidak menunjukkan gejala gosong/terbakar. Bagian batang daun dan akar juga tidak terdapat kerusakan, hanya pada bagian daun berlubang karena serangan ulat.

Menurut pengelola taman “Ramadanu” kejadian tersebut hanya terjadi dalam waktu semalam, karena pada hari Senin tanggal 27 Agustus 2018, belum tampak ada bunga yang gosong.

Sedangkan bunga zinnia di sebelahnya juga tidak mengalami kejadian serupa.

Sekedar tambahan informasi penjagaan taman Ramadanu di malam hari tidak dilakukan hal ini menjadikan ada dugaan sabotase dari pihak lain yang tidak suka atau karena persaingan bisnis.        

                                                                                                      

1.   Gejala Bunga celosia yang “terbakar”

2. Gambar bunga celosia yang tidak menunjukkan gejala seperti terbakar (gosong).

Setelah dilakukan observasi  atau pengamatan terhadap objek, petugas tidak menemukan serangga atau Organisme Penganggu Tanaman yang lain berada di lokasi. Gejala adanya miselia jamur, lendir yang menunjukkan massa bakteri ataupun zarrah virus tidak ditemukan. Hanya gejala serangan ulat daun yang masih nampak.

Riwayat sebelum terjadi perubahan warna pada bunga celosia adalah 3 minggu sebelumnya di semprot menggunakan insektisida untuk mengendalikan ulat daun. Pemupukan dilakukan sekali dengan pupuk kandang pada lahan yang akan ditanami.

Dengan mengetahui sejarah/riwayat budidaya celosia ini menunjukkan bahwa paparan senyawa kimia yang berlebihan bukan merupakan penyebab sementara bunga celosia menjadi seperti terbakar.

petugas kemudian melakukan pengamatan menyeluruh pada bunga kertas/zinnia, namun pada bunga tersebut tidak atau belum ada serangan OPT. Selanjutnya untuk memastikan penyebab terjadinya serangan, petugas membawa sampel bunga/tanaman terserang ke Laboratorium Peramalan Hama dan Penyakit se-ex karesidenan Kedu untuk mengetahui penyebab yang pasti secara ilmiah.

Hasil dari observasi di laboratorium, menunjukkan bahwa bunga tersebut terpapar bahan kimia yang berlebih, dapat berupa pestisida maupun pupuk kimia sintetis. Belum tahu lebih lanjut penyebab yang pasti karena sampel yang dibawa tidak menunjukkan keseluruhan bagian tanaman. Jika bahan kimia terpapar berlebihan pada bunga celosia bukan tidak mungkin jaringan pada bunga bereaksi terhadap paparan bahan kimia berlebih sehingga warna bunga menjadi pudar/menghitam.


Kesimpulan hasil observasi memang belum final, namun petugas telah menyampaikan hasil sementara ini kepada pihak pengelola mengenai paparan bahan kimia sintetis yang berlebih. Saran dari petugas adalah lebih memperhatikan dosis pupuk atau pestisida yang akan diaplikasikan, selain itu perlu adanya penambahan PGPR dan pupuk organik pada media sebelum ditanami bibit celosia. Tujuannya agar tanaman bunga celosia sendiri telah mempunyai kekebalan diri untuk menangkal paparan bahan kimia berlebih. Faktor keamanan juga menjadi dukungan utama untuk mencegah adanya perilaku sabotase pihak luar yang ingin menghancurkan bisnis taman bunga Ramadanu ini. 

 

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara