DEMPLOT PADI PENYULUH SWADAYA DI DESA MEJING CANDIMULYO DENGAN METODE SRI


Created At : 2015-11-28 07:51:16 Oleh : BPPKP/ Candimulyo Berita Terkini Dibaca : 487

Beras merupakan salah satu komoditas paling strategis dan merupakan bahan makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat indonesia. Oleh karena itu ketersediaan beras harus terjamin setiap saat untuk kestabilan ekonomi sosial dan keamanan. Sehubungan dengan hal tersebut maka Kementerian Pertanian Tahun 2015 melaksanakan berbagai kegiatan untuk mempercepat pencapaian swasembada beras pada tahun 2017 atau yang lebih dikenal dengan Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai (UPSUS PAJALE)..

Untuk mendukung program tersebut salah satu kegiatannya adalah dengan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Swadaya. Dalam kegiatannya penyuluh swadaya diwajibkan melaksanakan suatu kegiatan demplot (demonstrasi plot) agar bisa menjadi sarana belajar petani dan sarana pembuktian paket teknologi SRI yang diterapkan dalam demplot tersebut.

Tujuan dari pelaksanaan Demplot Penyuluh Swadaya  Desa Mejing “ Budidaya Padi Metode SRI “ ini adalah:

1.  Menerapkan teknologi anjuran Budidaya Padi Metode SRI

2.  Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam Budidaya Padi Metode SRI

3.  Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi sawah melalui penerapan teknologi SRI

4.  Sebagai tempat pembelajaran para penyuluh PNS/THL, penyuluh swadaya dan petani di Desa Mejing

5.  Mempercepat penyebaran informasi paket teknologi pertanian yang telah direkomendasi secara umum.

Adapun manfaat dari pelaksanaan Demplot Penyuluh Swadaya Desa Mejing “ Budidaya Padi Metode SRI “  ini adalah:

1.  Merangsang petani untuk menerapkan teknologi SRI dalam usaha taninya.

2.  Menunjukkan keberhasilan teknologi SRI kepada petani bahwa paket teknologi tersebut sesuai dengan situasi usaha taninya

Salah satu Kegiatan Demplot Penyuluh Swadaya ini berlokasi di Dusun Mejing VI Desa Mejing Kecamatan Candimulyo dengan luas lahan kurang lebih 1.200 m2 dilaksanakan pada bulan April  s/d  Agustus 2015.

1. 

     Lokasi Kegiatan

1. Kegiatan Demplot Penyuluh Swadaya Desa Mejing “ Budidaya Padi Metode SRI “ dilaksanakan di lahan sawah milik Penyuluh Swadaya Desa Mejing (Sirojudin) Dusun Mejing VI Desa Mejing Kecamatan Candimulyo dengan luas lahan kurang lebih 1.200 m2

2.      Pelaksana

a.    Penyuluh Swadaya Desa Mejing

b.    THL – TBPP Pendamping Desa Mejing

c.    Anggota Kelompok Tani Sidodadi Dusun Mejing VI Desa Mejing

3.      Teknologi yang digunakan adalah :

a.    Penggunaan Varietas Unggul Baru

Benih yang digunakan adalah varietas Mekongga, didasarkan pada spesifik lokasi dimana penggunaan varietas IR 64 sudah tidak tahan serangan penyakit blast dan rasa beras dari varietas Mekongga ini juga disukai masyarakat.

b.    Benih bermutu dan berlabel

Benih yang digunakan adalah benih turunan pertama yang telah melalui seleksi benih dengan menggunakan larutan garam dan telur ayam dimana benih yang mengambang dibuang dan yang tenggelam yang digunakan.

c.      Pengelolaan tanah yang baik (3 minggu sebelum tanam)

Pengolahan tanah dilakukan dengan traktor yang dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah menjadi gembur, sehingga tanaman lebih mudah berkembang. Olah tanah dilakukan dengan cara luku dan garu diberikan pula pupuk organik sebanyak 5 sak (200 kg), cacahan jerami. Selang satu minggu kembali di lakukan luku dan garu  kemudian diangler. 1 minggu kemudian bibit padi ditanam.

d.      Teknik persemaian yang baik/ Persemaian dengan Besek (26 April 2015)

Teknik persemaian yang digunakan adalah sistem dapog/ kering dan persemaian di besek. Media tanam adalah campuran tanah dan pupuk kandang yang sudah matang dan dilakukan penyiraman agar kondisi media terjaga kelembabannya. Dilakukan pula penyemprotan MOL. Benih yang digunakan sebanyak 3 kg dan lama persemaian sekitar 15 hari.

e.    Cara Tanam dan Jarak Tanam (10 Mei 2015)

Jarak tanam yang digunakan adalah 30 x 30 cm, maksimal 3 bibit per lubang tanam dan tanam dangkal agar pertumbuhan anakan bisa maksimal. Kondisi lahan saat tanam dalam kondisi macak – macak. Dengan kondisi seperti itu pemeliharaan tanaman lebih mudah, anakan lebih banyak dibandingkan budidaya konvensional.

f.       Pengendalian gulma dengan landak/gosrok

Tujuannya adalah : untuk mematikan gulma sampai ke perakaran dan merangsang pertumbuhan tanaman. Dilakukan 3 kali, yaitu 14 HST, 23 HST, 42 HST.

g.      Pengairan berselang

Tujuannya adalah untuk memperbaiki kondisi udara di daerah perakarandan meningkatkan efisiensi pemupukan. Pengairan berselang dilahan demplot ini agak terhambat karena dilakukan pada MT II dimana kondisi air sudah berkurang. Hal ini terjadi karena kondisi saluran irigasi yang masih sederhana/ belum permanen sehingga banyak terjadi kebocoran air.

h.      Pemupukan berimbang

Pupuk yang digunakan adalah Urea 6 Kg, NPK Phonska 45 kg dan Pupuk organik 200 kg. Pemupukan dilakukan 3 kali yaitu 15 HST dengan Pupuk NPK Phonska 20 kg, Urea 1 kg; 24 HST Pupuk NPK Phonska 15 kg, 42 HST Pupuk NPK Phonska 10 kg dan urea 5 kg. Dalam pemupukan ini dilakukan pula penggunaan BWD untuk penentuan jumlah pupuk urea.

i.       Pengendalian organisme  pengganggu tanaman

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara preventif dan kuratif. Preventif atau pencegahan yaitu dengan pengamatan rutin dan dengan perlakuan benih agar lebih tahan terhadap serangan OPT. Pengendalian kuratif dengan penyemprotan insektisida dan fungisida untuk mengendalikan dan mengobati serangan walang sangit dan blast.

j.       Panen (26 Agustus 2015)

Panen dilakukan pada saat tanaman padi berumur 108 hari dengan kondisi sudah kuning merata. Dalam panen ini dilaksanakan pengubinan dan diperoleh data perkiraan produktivitas lahan sekitar 6,61 ton/ha , jumlah anakan rata – rata 28 anakan dan jumlah gabah permalai rata – rata 176 butir.

4.    

Sumber dana

1.      Anggaran APBN tahun 2015, Dana Dekonsentrasi Dirjen PSP Kementerian Pertanian

2.      Swadaya petani

 

HASIL PELAKSANAAN

Hasil yang dicapai dari pelaksanaan pelaksanaan Demplot Penyuluh Swadaya Desa Mejing “ Budidaya Padi Metode SRI “ adalah :

Hasil ubinan Demplot SRI (6,61 ton/ha GKP) lebih tinggi dibanding hasil ubinan lahan konvensional lainnya (5,38 ton/ha GKP.

 Memudahkan pemeliharaan, dalam hal ini penyiangan, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit.

 

KESIMPULAN

1.     Melalui sistem tanam SRI , jarak tanaman teratur sehingga penyerapan unsur hara oleh tanaman akan lebih merata  sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi baik

2.     Ketika pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik maka akan meningkatkan produksi dan produktivitasnya.

 

KENDALA

1.     Serangan blast pada awal pertumbuhan tapi bisa dikendalikan dengan aplikasi PHT  yang tepat.

2.     Serangan walang sangit pada masa – masa pengisian gabah tapi bisa dikendalikan dengan aplikasi PHT yang tepat.

3.     Serangan tikus dan burung pipit yang kurang berhasil dikendalikan karena lahan sekitar telah panen lebih awal.

4.     Kondisi pengairan yang kurang bersahabat karena ketika MT II ketersediaan air sedikit dan bergiliran. Ditambah kondisi saluran irigasi yang belum permanen sehingga kehilangan air sangat banyak akibat kebocoran dan meresap ditanah yang kering.

 

Pelaksanaan Demplot Penyuluh Swadaya Desa Mejing “ Budidaya Padi Metode SRI “ adalah salah satu metode penyuluhan yang dimaksudkan untuk menjadi motivasi bagi pelaku utama (petani) dalam mengelola usaha taninya untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan pelaku usaha tani.

 HASIL UBINAN (2,5 x 2,5) m dari lahan demplot :

1.    Petak I = 4,2 kg

2.    Petak 2 = 4,6 kg

3.    Petak 3 = 3,6 kg

Rata – rata = 4,13 kg

Produktivitas = 4,13 x 1,6 = 6,61 ton/ha

Jumlah rumpun per petak = 64 rumpun

Rata – rata anakan per rumpun = 28 anakan

Rata – rata gabah per malai = 176 bulir

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara