DEMPLOT PADI UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT BLAST DI CANDIMULYO


Created At : 2016-08-15 02:12:04 Oleh : BPPKP/ Candimulyo Berita Terkini Dibaca : 548

Penyakit blast yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae/ Pyricularia grisea akhir - akhir ini menjadi momok bagi para petani padi di Kecamatan Candimulyo karena pada Musim tanam (MT) I tahun 2016 menyerang hampir 85% sawah di Candimulyo dan mempunyai potensi penurunan hasil mencapai 50 - 70%. Jamur ini bisa menginfeksi pada semua fase pertumbuhan padi mulai dari semai sampai dengan menjelang panen. Pada fase bibit/ vegetatif jamur ini menginfeksi bagian daun dan menimbulkan gejala bercak - bercak berbentuk belah ketupat yang disebut dengan blast daun.

Pada fase generatif, jamur ini berkembang pada tangkai/ leher malai yang mengakibatkan gabah menjadi hampa/ gabug yang disebut dengan blast leher.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan serangan Blast merajalela pada MT I 2016, diantaranya adalah : 

-        Tingginya curah hujan dan kelembaban udara pada musim tanam tersebut. 

-        Pergiliran varietas belum banyak dilakukan oleh petani, sering tanam secara monogenik secara luas dan terus menerus.

-        Penggunaan benih turunan, benih yang kemungkinan besar sudah terinfeksi penyakit blast bisa menyebabkan mudahnya terifeksi.

-        Kurangnya penambahan bahan organik di lahan, terutama yang bersumber dari jerami belum banyak dilakukan petani kadang - kadang jerami dibakar, jerami untuk pakan ternak tapi limbah ternak tidak dikembalikan lagi ke sawah tapi malah dijual untuk ditukarkan dengan saprodi lain (terutama pupuk Urea), sehingga kandungan K dan Si di lahan sawah semakin berkurang.

-        Sebagian besar petani belum menerapkan pemupukan berimbang, hanya bergantung dengan pupuk Urea tanpa diimbangi dengan pemupukan P dan K.

-        Jarak tanam dan cara tanam umunya belum menggunakan sistem jajar legowo sehingga dengan jarak tanam yang terlalu rapat mengakibatkan kelembaban udara di sawah tersebut tinggi yang merangsang berkembangnya koloni jamur Pyricularia oryzae/ Pyricularia grisea

-        Penanganan yang terlambat, biasanya PPL batu mendapatkan serangan hama dari petani ketika serangan blast sudah parah.

 Berdasarkan permasalahan tersebut maka BPPK Candimulyo dengan anggaran dari Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2016 membuat Demplot pengendalian penyakit blast pada padi secara preventif dengan aplikasi pestisida sedini mungkin dan penambahan unsur mikro penguat sel.

Pada demplot ini menggunakan fungisida dengan aplikasi 5 tutup/14 liter dari semai sampai dengan mratak dengan frekuensi seminggu sekali. Sedangkan untuk penambahan unsur mikro penguat sel yaitu dengan unsur Ca dan Si dengan aplikasi 3 sendok makan/ 14 liter mulai umur 7 hari setelah tanam (hst) sampai dengan bunting dengan frekuensi seminggu sekali.

Penyuluh BPPK Candimulyo menerapkan aplikasi fungisida sedini mungkin untuk menangkal terjadinya serangan blast pada lahan sawah karena mengobati akan lebih mahal biayanya dari pada mencegah. Dengan aplikasi fungisida sedini mungkin insya Allah akan lebih efektif dan efisien daripada mengobati ketika serangan blast sudah terlanjur menyerang. Sedangkan penambahan unsur Si didasarkan pada sangat jarangnya petani menambahkan unsur tersebut. Padahal berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Makarim dkk (2007) disebutkan bahwa :

  • Silika dapat melindungi permukaan jaringan tanaman sehingga tanaman lebih tahan terhadap penyakit, hama, dan kekeringan dengan cara mengurangi evaporasi
  • Membaiknya sistem fotosintesis karena daun yang terlapisi silikat lebih tegak tidak terkulai serta daya serap akar terhadap unsur hara menjadi lebih baik
  • Meningkatkan kualitas gabah/ beras, silikat melindungi kulit gabah sejak fase bunga, matang susu hingga panen/ matang dari hama penghisap dan jamur jelaga sehingga gabah bersih dan berisi.

Manfaat dari aplikasi fungisida dan unsur mikro tersebut terbukti pada saat panen raya demplot BPPK Candimulyo di Desa Mejing yang dilaksanakan pada hari Kamis 11 Agustus 2016 bertempat di sawah Dusun Mejing Desa Mejing. Pada acara panen raya tersebut dihadiri oleh Penyuluh Pertanian BPPKP Kabupaten Magelang Bapak Sudjarwo, Camat Candimulyo Drs. H. Agung Nugroho, Danramil Candimulyo Kapt. ARM. Wadi, Mantri Tani Kec. Candimulyo, Koordinator BPPK Kec. Candimulyo dan PPL BPPK Kec. Candimulyo, anggota Koramil Candimulyo, Ketua KTNA Mitra Tani Mulyo, Penyuluh Swadaya se Kec. Candimulyo, Kepala Desa Mejing dan anggota Poktan Tani Jaya Dusun Mejing. 

Dalam sambutannya di acara tersebut, Camat Candimulyo mengapresiasi kegiatan tersebut dan mengucapkan terimakasih kepada PPL BPPK Candimulyo dan kelompok tani yang telah berusaha keras ikut menyukseskan Upsus Pajale ini. Beliau juga berpesan bahwa demplot ini cukup berhasil dan petani jangan ragu untuk menirunya, dengan bertambahnya ilmu dan pengetahuan dibidang pertanian diharapkan pendapatan petani akan meningkat sehingga masyarakat tani akan lebih mudah untuk diajak maju dan berkembang.

Pada kesempatan yang sama Danramil Candimulyo juga mengapresiasi kegiatan ini dan menawarkan bantuan peminjaman alsintan yang dikenal dengan istilah BRIGADE ALSINTAN di Kodim Magelang yang berupa Rice Transplanter, Hand Tractor, Power Threser, Pompa Air dan alat - alat pertanian lainnya. Beliau berharap dengan mekanisasi pertanian maka tanam dan panen padi bisa lebih cepat dan serempak serta serentak.

Sementara dalam sambutannya Bapak Sudjarwo,SP Penyuluh Kabupaten Magelang menjelaskan bahwa demplot adalah salah satu cara bagaimana para petani melihat dan belajar secara langsung tentang cara bertanam yang baik. Dengan demplot akan mempercepat penyebaran pengetahuan dan pengertian tentang cara - cara usaha tani yang baik. Dari demplot diharapkan petani tahu, mau, dan mampu menerapkan usaha tani yang benar, dengan melihat, mengetahui, tertarik maka ada minat untuk mencoba menerapkannya pada usaha tani yang dilaksanakannya. Dari hal ini diharapkan petani bisa menolong dirinya sendiri dan petani lain yang tidak ikut pada demplot dan temu lapang ini karena PPL tidak bisa secara merata mendampingi petani satu per satu. Petani yang hadir dalam temu lapang menyebarkan hasil temu lapang kepada petani yang tidak bisa ikut hadir.

Dari hasil panen raya ini diperoleh beberapa data diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Rata - rata ubinan = 5,2 kg
  • Rata - rata produktivitas = 8,34 ton/ha
  • Rata - rata rumpun = 120 batang
  • Rata - rata anakan = 20 batang
  • Rata - rata gabah = 133 butir
  • Rata - rata gabah hampa = 36 butir

Dengan demikian hasil produksi yang diperoleh bisa lebih baik dari rata-rata peroleh petani pada umumnya.

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara