Cabai
( Capsicum annum L ) merupakan
sayuran bumbu penguat rasa yang banyak ditanam oleh para petani sayuran dataran
tinggi Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Tidak kurang dari 1500 Ha komoditas
berasa pedas ini diusahakan dan dikelola
oleh para petani. Penanaman dilakukan sepanjang tahun dengan pengelolaanya secara komersial untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Ragam jenis cabai yang diusahakan antara lain Cabai besar, Cabai keriting dan Cabai rawit. Cabai rawit umumnya didominasi oleh Cabai rawit putih yang biasa disebut Cabai setan. Dukungan pemerintah melalui Dinas
Pertanian dan Pangan kabupaten Magelang
terhadap petani cabai di BPP Kecamatan Pakis diantaranya melalui APBNP 2017 dengan
pendampingan oleh Laboratorium Wilayah Kedu, Penyuluh Pertanian dan POPT. Lokasi Penanaman cabai APBNP 2017 tersebar di
tiga kelompok tani di tiga desa yakni
Kelompok Tani Sido Rejo Desa Petung, Kelompok Tani Ngesti Tani Desa
Ketundan dan
Kelompok Tani Sumber Adil Desa Losari dengan luasan masing masing 5 Ha dengan melibatkan ratusan petani penanam. Penanaman cabai APBNP 2017 ini pada bulan bulan Nopember,
Desember 2017 dan diperkirakan panen pada bulan bulan Pebruari, Maret
2018. Harapan dengan fasilitasi pemerintah ini petani cabai dapat menerapkan
teknologi budidaya cabai dengan baik dan benar
sehingga produksinya dapat
meningkat.
Gerakan
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT )
Faktor pembatas produksi pertanian utamanya
sayuran termasuk komoditas cabai adalah adanya organisme pengganggu tanaman
diantaranya adalah hama, penyakit dan gulma. Agar para petani penanam cabai
dapat berhasil dengan baik dan dapat meminimalkan resiko terhadap gangguan hama
dan penyakit maka dilakukan adanya gerakan pengendalian OPT. Gerakan
Pengendalian OPT dilaksanakan secara serentak di tiga kelompok tani di tiga
desa pada hari Kamis Tanggal 18 Januari 2018. Gerakan ini langsung dipimpin
oleh Ir. Made Redana POPT Madya
Laboratorium Wilayah Kedu. Hadir sebagai pemandu POPT dan semua Penyuluh BPP
Kecamatan Pakis. Ir. Made Redana yang juga
manajer Mutu ISO 9001: 2015 menjelaskan bahwa gerakan pengendalian OPT cabai
APBNP di wilayah BPP Kecamatan Pakis ini
sangat tepat dimana tanaman menjelang berbunga diperlukan perawatan dan
pengendalian OPT yang cukup ekstra terutama berkaitan dengan musim hujan dimana
gangguan patogen penyakit jamur cukup meningkat. Dalam kesempatan yang sama beliau menjelaskan
bahwa pengendalian hama dan penyakit tidak boleh tertumpu pada satu cara
pengendalian akan tetapi hendaknya
memadukan berbagai cara pengendalian dimana penggunaan pestisida kimia
merupakan alternatif terakhir. Dalam gerakan ini para petani cabai penerima
APBNP 2017 ini hadir dengan membawa sprayer dan peralatan lainnya kemudian
melakukan gerakan pengendalian secara bersama sama. Selain melakukan
pengendalian hama dan penyakit dengan penyemprotan para petani juga memasang
perangkap lalat buah dan pemasangan likat kuning.
Sebagai
Metoda Penyuluhan Yang Tepat.
Metoda penyuluhan yang tepat akan
berpengaruh pada tingkat adopsi oleh petani dan dapat diimplemetasikan dilahan
pertanian milik masing masing petani. Dalam gerakan ini dimana petani berada
ditengah lahan pertanaman dengan peralatan yang telah disediakan lebih
dulu. Metoda demonstrasi merupakan metoda penyuluhan yang lebih cocok
saat dilakukan gerakan. Bagaimana cara memasang perangkap lalat buah, satu
petak dipasang berapa banyak, berapa tinggi perangkap lalat buah. Berapa minggu
sekali cairan sabun harus diganti. Demikian juga pemasangan likat kuning dan
penggunaan pestisida kimia yang baik dan benar.
Penyemprotan yang baik dan benar juga perlu adanya edukasi agar sesuai
dengan tujuan yakni pengendalian OPT yang efektif dan keselamatan bagi pekerja
dari pengaruh negatif pestisida. Metoda demonstarsi merupakan suatu metoda untuk memperlihatkan
secara nyata tentang cara atau hasil penerapan teknologi pertanian yang telah
terbukti menguntungkan bagi petani dan keluarganya. Teknologi yang
didemonstrasikan sudah teruji baik dari mudahnya diterapkan secara ekonomi
menguntungkan dan sosial budaya dapat diterima.
Tujuan :
1. Meyakinkan
sasaran akan suatu cara yang lebih baik dan menguntungkan
2. Menunjukkan
hasil sesuatu cara baru
3. Memperlihatkan
keuntungan dari suatu anjuran
4. Terbukanya
kesempatan bagi sasaran untuk berperan aktif dalam kegiatan pembangunan
pertanian
5. Terbukanya
kesempatan bagi sasaran untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan secara
lebih nyata.
Manfaat:
1. Efektif
untuk mengajarkan ketrampilan
2. Menumbuhkan
keperayaan
3. Merangsang
kegiatan
4. Dapat
memberikan keterangan dengan fakta fakta yang nyata
5. Menumbuhkan
sikap kepemimpinan.
Hambatannya:
1. Tidak
dapat dipakai untuk semua kegiatan
2. Memerlukan
banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan
3. Hasilnya
dapat rusak karena faktor lain
4. Bila
gagal merugikan kegiatan atau program selanjutnya.
Perlu
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) Bagi Pengguna Pestisida
Usahatani sayuran konvensional belum
bisa lepas dari penggunaan pestisida kimia utamanya tanaman sayuran yang
relatif peka terhadap gangguan hama dan
penyakit. Penanaman dimusim hujan guna
melindungi tanaman dan investasi yang ditanamkan petani pestisida sering
digunakan sebagai alat pamungkas. Oleh karenanya penggunaan pestisida hendaknya
dilakukan secara bijaksana. Kesehatan
dan keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting bagi pengguna pestisida. Petani diberi
wawasan tentang kesehatan dan keselamatan kerja dalam penggunaan alat pengendali
hama penyakit seperti penggunaan sepatu boot, masker, kacamata, celana
panjang, kaos lengan panjang, topi, cara memformulasikan pestisida, dosis
pestisida, cara menggunakan, membaca arah angin, tidak merokok selama
menggunakan alat, mencuci alat dan anggota badan dengan deterjen dan
sebagainya. Dengan harapan petani aman, petani sehat, petani tidak
terkontaminasi dengan pestisida kimia.
Created At : 2018-01-20 00:00:00 Oleh : PARJO, SP PENYULUH PERTANIAN BPP PAKIS Berita Terkini Dibaca : 799