Menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT (Pangan Segar Asal Tumbuhan) dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
Sedangkan Pangan Segar Asal Tumbuhan menurut Permentan Nomor: 53/PERMENTAN/KR. 040/12/2018 adalah pangan asal tumbuhan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pangan olahan yang mengalami pengolahan minimal meliputi pencucian, pengupasan, pendinginan, pembekuan, pemotongan, pengeringan, penggaraman, pencampuran, penggilingan, pencelupan (blanching), dan /atau proses lain tanpa penambahan bahan tambahan pangan kecuali pelapisan dengan bahan penolong lain yang diijinkan untuk memperpanjang masa simpan. Contoh : biji gandum, buah/sayur beku, buah potong, serealia dan lain-lain.
Pangan menjadi tidak aman karena terkontaminasi bahaya (hazard/cemaran). Adanya bahaya tersebut seringkali ditemukan karena :
· Rendahnya mutu bahan baku;
· Teknologi pengolahan;
· Belum diterapkannya cara-cara penanganan pangan yang baik (GAP/GHP/GMP/GRP); dan
· Kurangnya kesadaran pekerja maupun produsen yang menangani pangan.
Persyaratan Keamanan PSAT, yaitu :
1. Tidak mengandung cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang melebihi ambang batas; dan
2. Tidak menggunakan bahan penolong yang dilarang penggunannya.
Pada tahun 2021 Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang telah melakukan pengawasan Pangan Segar Asal Tumbuhan yang beredar di masyarakat dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Kabupaten Magelang. Pengawasan tersebut dilakukan baik pre-market maupun post-market.
Pada pengawasan pre-market sampel yang diambil berupa buah dan sayuran di tingkat produsen. Sampel yang diambil tersebut kemudian diuji dengan Rapid Test Kit G9 Fast Pestisida pada hari yang sama dengan tujuan agar tidak ada perubahan komposisi dari sampel yang diambil. Adapun daftar sampel, asal sampel beserta hasil dari pengawasan pre-market sebagai berikut :
No |
Tanggal |
Nama Sampel |
Asal Sampel |
Hasil Uji |
1. |
8 April 2021 |
Bayam |
KWT Sari Asri (Kaliangkrik) |
- |
2. |
8 April 2021 |
Kangkung |
KWT Sari Asri (Kaliangkrik) |
- |
3. |
8 April 2021 |
Tomat |
KWT Sari Asri (Kaliangkrik) |
- |
4. |
8 April 2021 |
Kacang Panjang |
KWT Sari Asri (Kaliangkrik) |
- |
5. |
8 April 2021 |
Daun Bawang |
KWT Sari Asri (Kaliangkrik) |
- |
6. |
8 April 2021 |
Kacang Panjang |
KT Sumber Makmur (Windusari) |
- |
7. |
8 April 2021 |
Buncis |
KT Sumber Makmur (Windusari) |
- |
8. |
8 April 2021 |
Kobis |
KT Sumber Makmur (Windusari) |
- |
9. |
8 April 2021 |
Caisin |
KT Sumber Makmur (Windusari) |
- |
10. |
9 April 2021 |
Pepaya |
KWT Lancar Abadi (Srumbung) |
- |
11. |
9 April 2021 |
Tomat |
KWT Lancar Abadi (Srumbung) |
- |
12. |
9 April 2021 |
Sawi Putih |
KWT Lancar Abadi (Srumbung) |
- |
13. |
9 April 2021 |
Cabai Rawit Merah |
KWT Lancar Abadi (Srumbung) |
- |
14. |
9 April 2021 |
Terong |
KWT Lancar Abadi (Srumbung) |
- |
15. |
9 April 2021 |
Buah Naga |
KWT Lancar Abadi (Srumbung) |
- |
16. |
9 April 2021 |
Sawi Putih |
Aswadi (Pedagang Pengepul) |
- |
17. |
9 April 2021 |
Daun Bawang |
Aswadi (Pedagang Pengepul) |
- |
18. |
9 April 2021 |
Buncis |
Aswadi (Pedagang Pengepul) |
- |
19. |
10 Mei 2021 |
Pisang |
Ma’ani (Pakis) |
- |
20. |
10 Mei 2021 |
Strawberry |
Hana (Pakis) |
+ |
21. |
10 Mei 2021 |
Labu siam |
Ma’ani (Pakis) |
- |
Keterangan :
- : negatif/non reaktif
+ : positif/reaktif
Sedangkan untuk pengawasan post-market sampel yang diambil berupa sayuran dan buah-buahan yang diambil secara acak pada pasar tradisional yang ada di Kabupaten Magelang, yaitu Pasar Muntilan dan Pasar Ngablak, sedangkan untuk Pasar Modern, yaitu Giant Express dan Carrefour. Sampel yang diambil tersebut kemudian diuji dengan Rapid Test Kit G9 Fast Pestisida pada hari yang sama dengan tujuan agar tidak ada perubahan komposisi dari sampel yang diambil. Berikut daftar sampel, asal sampel beserta hasil dari pengawasan post- market :
No |
Tanggal |
Nama Sampel |
Asal Sampel |
Hasil Uji |
1. |
7 April 2021 |
Beras |
Pasar Muntilan |
- |
2. |
7 April 2021 |
Jeruk |
Pasar Muntilan |
- |
3. |
7 April 2021 |
Kangkung |
Pasar Muntilan |
- |
4. |
7 April 2021 |
Timun |
Pasar Muntilan |
- |
5. |
7 April 2021 |
Wortel |
Pasar Muntilan |
- |
6. |
7 April 2021 |
Kobis Bunga |
Pasar Muntilan |
- |
7. |
7 April 2021 |
Bawang Putih |
Pasar Muntilan |
- |
8. |
7 April 2021 |
Semangka |
Pasar Muntilan |
- |
9. |
7 April 2021 |
Buncis |
Pasar Muntilan |
- |
10. |
7 April 2021 |
Sawi Putih |
Pasar Ngablak |
- |
11. |
7 April 2021 |
Bayam |
Pasar Ngablak |
- |
12. |
7 April 2021 |
Apel |
Pasar Ngablak |
- |
13. |
7 April 2021 |
Brokoli |
Pasar Ngablak |
- |
14. |
7 April 2021 |
Buah Naga |
Pasar Ngablak |
- |
15. |
7 April 2021 |
Melon |
Pasar Ngablak |
- |
16. |
7 April 2021 |
Bawang Merah |
Pasar Ngablak |
- |
17. |
7 April 2021 |
Cabai Merah |
Pasar Ngablak |
- |
18. |
7 April 2021 |
Beras |
Pasar Ngablak |
- |
19. |
22 Juli 2020 |
Bawang Putih |
Giant Express |
- |
20. |
22 Juli 2020 |
Melon |
Giant Express |
- |
21. |
22 Juli 2020 |
Kentang |
Giant Express |
- |
22. |
22 Juli 2020 |
Caisin |
Giant Express |
- |
23. |
22 Juli 2020 |
Kangkung |
Giant Express |
- |
24. |
22 Juli 2020 |
Bawang Merah |
Giant Express |
- |
25. |
22 Juli 2020 |
Wortel |
Giant Express |
- |
26. |
22 Juli 2020 |
Apel |
Giant Express |
- |
27. |
22 Juli 2020 |
Kobis Bunga |
Giant Express |
- |
28. |
22 Juli 2020 |
Buncis |
Carrefour |
- |
29. |
22 Juli 2020 |
Tomat |
Carrefour |
- |
30. |
23 Juli 2020 |
Pepaya |
Carrefour |
- |
31. |
23 Juli 2020 |
Timun |
Carrefour |
- |
32. |
23 Juli 2020 |
Brokoli |
Carrefour |
- |
33. |
23 Juli 2020 |
Semangka |
Carrefour |
- |
34. |
23 Juli 2020 |
Kobis |
Carrefour |
- |
35. |
23 Juli 2020 |
Buah Naga |
Carrefour |
- |
36. |
23 Juli 2020 |
Jeruk |
Carrefour |
- |
37. |
10 Mei 2021 |
Alpukat |
Giant Express |
- |
38. |
10 Mei 2021 |
Bawang bombay |
Giant Express |
- |
Keterangan : - : negatif/non reaktif + : positif/reaktif
|
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil uji cepat tersebut diketahui bahwa semua sampel yang diuji dengan Rapid Test Kit G9 Fast Pestisida sebagian besar menunjukkan hasil negatif, artinya kandungan residu pestisida pada sampel tersebut di bawah BMR (Batas Maksimum Residu) dan aman untuk dikonsumsi. Hanya ada satu sampel yang positif/reaktif yaitu strawberry. Sampel yang positif/reaktif tersebut seharusnya dilakukan uji lanjut, namun karena keterbatasan anggaran maka tidak dilakukan uji lanjut. Hasil uji tahun lalu strawberry juga menunjukkan hasil positif/reaktif, namun setelah diuji lanjut ternyata negatif artinya kandungan residu pestisida pada strawberry masih di bawah BMR. Strawberry adalah jenis buah yang tumbuh dekat dengan tanah, tempat dimana serangga hidup, Oleh karenanya petani menggunakan pestisida untuk membasmi serangga tersebut untuk memperpanjang umur penyimpanan.
Batas Maksimum Cemaran Kimia, Logam Berat, dan Cemaran Biologi pada Pangan Segar Asal Tumbuhan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 53/PERMENTAN/KR.040/12/2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan. Jenis cemaran dan Batas Maksimum Residu (BMR)/Batas Maksimum Cemaran (BMC) untuk tiap jenis PSAT berbeda.
Pestisida adalah salah satu hasil teknologi modern yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Penggunaannya dengan cara yang tepat dan aman merupakan hal mutlak yang harus dilakukan mengingat pestisida adalah bahan yang beracun. Penggunaan pestisida yang salah atau pengelolaannya yang tidak bijaksana akan dapat menimbulkan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan manusia dan lingkungan (Ika, 2007).
Pestisida, ” Pest Killing Agent ” merupakan obat-obatan atau senyawa kimia yang umumnya bersifat racun, digunakan untuk membasmi jasad pengganggu tanaman baik hama, penyakit maupun gulma. Pemberian tambahan pestisida pada suatu lahan merupakan aplikasi dari suatu teknologi yang diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas, membuat pertanian lebih efisien, dan ekonomis. Namun pestisida dengan intensitas pemakaian yang tinggi dan dilakukan secara terus-menerus pada setiap musim tanam akan menyebabkan beberapa kerugian, antara lain residu pestisida akan terakumulasi pada produk-produk pertanian dan perairan, pencemaran pada lingkungan pertanian, penurunan produktivitas, keracunan pada hewan, keracunan pada manusia yang berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Manusia akan mengalami keracunan, baik akut maupun kronis yang berdampak pada kematian (Prameswari, 2007).
Bahan-bahan kimia (pestisida) telah dibuktikan secara nyata dan jelas memberikan dampak buruk. Penggunaan bahan-bahan kimia pada pertanian dianggap dapat membantu kemajuan dan perkembangan pertanian selanjutnya. Namun pada negara-negara berkembang telah sadar bahwa bahan kimia justru sebagai penyebab utama terjadinya pencemaran lingkungan. Oleh karena itu negara berkembang telah mengurangi penggunaan bahan kimia, dan lebih menyukai produk-produk pertanian yang organik atau bebas bahan kimia, serta ramah lingkungan (Prameswari, 2007).
Dampak Penggunaan Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia
Pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman, dalam Konsep Pengendalian Hama Terpadu pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil panen dapat dikurangi. Tetapi, benefit bagi produksi pertanian tanaman tersebut bukan tidak menimbulkan dampak. Para ahli menyatakan bahwa salah satu penyebab terbesar penyakit dan penuaan dini pada manusia adalah banyaknya bahan kimia yang ada di lingkungan kita, dan rekayasa genetika yang kerap dilakukan pada budidaya bahan pangan non-organik merupakan salah satu penyebabnya.
Sekitar 40 % kematian di dunia disebabkan oleh pencemaran lingkungan termasuk tanaman-tanaman yang dikonsumsi manusia, sementara dari 80 ribu jenis pestisida dan bahan kimia lain yang digunakan saat ini, hampir 10 % bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Sebuah penelitian tentang kanker juga pernah menyatakan bahwa sekitar 1,4 juta kanker di dunia disebabkan oleh pestisida.
Penggunaan pestisida sangat berdampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja dipertanian diracuni oleh pestisida dan setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat dipertanian menderita keracunan akibat penggunaan pestisida. Dalam beberapa kasus keracunan pestisida, petani dan pekerja di pertanian lainnya terkontaminasi (terpapar) pestisida pada proses mencampur dan menyemprotkan pestisida (pan AP,2001). Di samping itu masyarakat sekitar lokasi pertanian sangat beresiko terkontaminasi pestisida melalui udara, tanah dan air yang ikut tercemar, bahkan konsumen melalui produk pertanian yang menggunakan pestisida juga beresiko terkontaminasi pestisida.
Penelitian terbaru mengenai bahaya pestisida terhadap keselamatan nyawa dan kesehatan manusia sangat mencengankan. WHO (World Health Organization) dan Program Lingkungan PBB memperkirakan ada 3 juta orang yang bekerja pada sektor pertanian di negara-negara berkembang terkena racun pestisida dan sekitar 18 ribu orang diantaranya meninggal setiap tahunnya (Miller, 2004).
Menurut NRDC (Natural Resources Defenns Council) tahun 1998, hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan penderita kanker otak, leukemia dan cacat pada anak-anak awalnya disebabkan tercemar pestisida kimia.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pangan Segar Asal Tumbuhan yang beredar di Kabupaten Magelang baik pada tingkat pre-market maupun post-market relatif aman untuk dikonsumsi.
2. Paparan residu pestisida terdapat di hampir semua jenis sayuran dan buah. Pilihlah buah dan sayuran segar yang aman untuk dikonsumsi.
3. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi residu pestisida yang menempel pada buah dan sayuran, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan :
· Mencuci dengan air mengalir
· Mencuci dengan sabun khusus food grade
· Mengupas kulit buah
· Buang lapisan luar sayur
· Merendam dengan air panas
· Rebus sayuran
· Semprotan penghilang pestisida
· Dengan cuka
· Cuci dengan air garam
Sumber :
http://cybex.pertanian.go.id/artikel/94519/dampak-penggunaan-pestisida
*) Penulis adalah Pengawas Mutu Hasil Pertanian pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang.
Created At : 2021-07-13 00:00:00 Oleh : Dyah Woro Tri Haryati, S.TP Informasi Publik Dibaca : 736