Wilayah kecamatan Mungkid adalah sentra tanaman padi. Padi ada terus
sepanjang musim karena air tersedia cukup untuk melakukan budidaya teru
menerus. Namun masalah lain akan timbul karena tanaman ada terus menyebabkan
OPT cepat menyebar dan selalu eksis di pertanaman. Salah satu OPT utama pada
padi adalah penyakit tungro yang disebabkan oleh wereng hijau. Wereng hijau
merupakan pembawa virus tungro dan menularkan ke tanaman padi sehat.
Kecamatan Mungkid merupakan daerah endemis tungro, hampir di setiap
desa terdapat gejala penyakit tungro, dengan intensitas rendah sampai tinggi.
Langkah-langkah pengendalian telah dilakukan di antaranya pengendalian secara
kimia untuk mengendalikan vektor virus tungro. Eradikasi tanaman yang terserang
juga dilakukan untuk menghindari penularan. Namun jika serangan sudah cukup
parah, kadang petani tidak mau melakukan eradikasi karena sayang tanamannya.
Menyikapi hal tersebut,melalui kerjasama Dinas Pertanian dan Pangan
dengan Balai Penelitian Tungro, Sidrap Sulawesi Selatan melakukan demplot
penanaman varietas padi tahan tungro. Padi yang ditanam merupakan hasil riset
dari Balittro dan diuji cobakan ditanam di wilayah Magelang.
Setelah melakukan hasil survey, maka daerah dusun Blangkunan desa
Pabelan Kecamatan Mungkid, menjadi pilihan untuk melakukan budidaya padi tahan
tungro. Daerah ini dipilih karena memenuhi syarat untuk melakukan dem area
seluas 5 ha. Intensitas serangan tungro di daerah ini sebenarnya tidak terlalu
tinggi dibandingkan daerah lain. Namun dari tahun ke tahun ada gejala yang
ditunjukkan oleh area tanaman padi. Intensitas serangan sekitar 1-3%.
Persiapan tanam dan sebagainya mulai dilakukan, diawali dengan menyemai
padi, memindahkan padi ke lahan yang sudah diolah (dengan sistem jajar legowo),
4: 1, melakukan pemupukan dasar, penyemprotan padi dengan Paeni bacillus saat umur 10 hst, 21 hst dan 42 hst untuk mencegah
penyakit kresek, pemupukan susulan, penyiangan gulma, pengairan berselang,
pengubinan sebelum dipanen dan pemanenan. Umur Padi varietas inpari 37 adalah
112-113 hari.
Kegiatan tersebut dimonitor terus oleh petugas POPT kecamatan Mungkid
dengan mengamati OPT yang menyerang. Gejala serangan OPT yang muncul adalah
serangan penyakit kresek. Dalam petak yang berbeda dalam suatu hamparan,
terdapat serangan kresek yang cukup tinggi, serangannya mencapai 10 % sehingga
perlu dikendalikan dengan cara kimia.
Pada petak yang berbeda tersebut aplikasi P. bacillus mengalami keterlambatan, setelah mencapai umur 40 hst petani
baru melakukan aplikasi, sehingga P.
bacillus kurang efektif daya kerjanya. Selanjutnya dikendalikan dengan
pestisida kimia berbahan aktif tembaga peroksida untuk menghambat pertumbuhan
bakteri BLB. Mengamati petak lain yang penyemprotannya lebih dini, menunjukkan
hasil yang berbeda, intensitas serangan kresek sangat kecil.
Bagaimana dengan serangan penyakit tungro?. Dari awal tanam sampai
panen dapat dikatakan gejala penyakit tungro tidak ada. Namun demplot tersebut
belum menyentuh berapa populasi vektor virus tungro wereng hijau. Sehingga hal
itu menyebabkan gejala serangan penyakit tungro juga belum muncul.
Bisa dikatakan tanaman padi varietas Inpari 37 cocok ditanam di daerah
Magelang bagian bawah, dengan tidak menunjukkan gejala terserang virus tungro.
Pernyataan ini dikuatkan dengan seluruh wilayah Mungkid, yang posisi pada waktu
itu ada tanaman padi, tidak ada laporan serangan virus tungro. Oleh karena itu
kemungkinan karena serangan virus tungro pada umumnya sedang turun atau bahkan
tidak berkembang, menyebabkan tanaman inpari 37 yang memang tahan tungro juga
tidak terinfeksi virus tungro.
Gambar-Gambar Kegiatan Penanaman Varietas Tahan Tungro
(Dian
POPT Magelang)
Created At : 2022-01-06 00:00:00 Oleh : DIAN RAHMAWATI, POPT Informasi Publik Dibaca : 1475