PENGENALAN GANGGUAN PENTING DALAM PRODUKSI CABAI DAN PENGENDALIANNYA


Created At : 2022-01-06 00:00:00 Oleh : Dian Rakhmawati H Informasi Publik Dibaca : 1543
Tanaman cabai, sebagaimana tanaman lain dalam proses produksinya banyak mengalami gangguan, diantaranya hama dan penyakit.  Untuk mencapai hasil pengendalian yang  optimal diperlukan strategi yang baik yang berkaitan pemahaman terhadap komponen-komponen penyusun terjadinya gangguan tersebut.  Pemahaman ini sangat penting dalam menyusun strategi pengendalian berdasarkan konsep pengendalian hama terpadu yang diharapkan memberikan hasil optimal dan ramah terhadap lingkungan ekosistem sehingga produksi cabai dapat berkelanjutan.
Langkah awal dalam pengendalian terhadap gangguan pada tanaman adalah pengenalan penyebabnya, karena pengenalan tersebut dapat memahami lebih baik terhadap sifat-sifatnya.  Buku panduan ini disusun dengan harapan setiap pembacanya yang berasal dari berbagai kalangan dapat memahami dengan mudah, terutama dalam mengindentifikasi penyebab gangguan tersebut dengan mudah.  Dalam buku ini juga diberikan secara sederhana tentang berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan gangguan tersebut, sehingga pemakai dapat menentukan cara pengendalian yang lebih strategis.  Dalam identifikasi penyebab gangguan tersebut, lebih ditekankan pada pengenalan gejala di lapang dengan cara yang sangat sederhana.  Untuk identifikasi penyebab-penyebab tertentu tidak dapat dilakukan secara tepat dengan menggunakan buku ini. 

TABEL 1.  JENIS  GANGGUAN, FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERPARAH SERANGAN,  DAN KEMUNGKINAN  CARA   PENGENDALIANNYA

 

No.

Jenis gangguan

Faktor-faktor yang memperparah

Kemungkinan cara pengendalian

1.

 

 

 

 

 

2.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.

Benih busuk, tidak banyak

yang muncul

 

 

 

 

Rebah kecambah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Busuk batang / buah Phytophthora

- tanah pesemaian terlalu padat

- penggunaan pupuk anorganik atau pestisida ke tanah

  yang terlalu banyak

- tanah terlalu becek/tergenang atau terlalu kering

- kedalaman penanaman benih yang tidak tepat

 

- tanah pesemaian terlalu becek

- benih tidak sehat dan disimpan terlalu lama pada suhu

  kamar

- naungan pesemaian terlalu rapat sehingga aliran udara

   kurang baik

- penggunaan pupuk organik yang belum matang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

- drainase lahan kurang bagus

- banyak terjadi pada musim hujan atau dilakukan

  penyiraman  dari atas

- pemupukan nitrat (urea) terlalu banyak

- penanaman cabe terus menerus, atau dirotasi dengan

  terong, timun-timunan atau tomat

- pengolahan tanah yang cukup dan penambahan

   bahan organik yang matang agar tanah gembur

- drainase tanah pesemaian diperhatikan agar tidak

   terjadi penggenangan atau terlalu becek

- bedengan pesemaian dibuat agak tinggi

 

- memilih lokasi pesemaian yang baik drainasenya

- menggunakan benih yang terjamin kualitasnya, jika

  membenihkan sendiri dipilih dari tanaman yang

  tumbuhnya terbaik dan dari buah yang tidak

  bergejala penyakit

- membuat bedengan yang lebih tinggi dari tanah

- menyimpan benih pada suhu dingin (di kulkas)

- pupuk organik yang digunakan sudah matang

- menjaga bedengan pesemaian jangan terlalu lembab

- bedengan pesemaian ditutup dengan plastik bening

  selama 2 – 3 minggu dan dibiarkan terkena sinar

  matahari sebelum benih ditebar (solarisasi tanah)

- jika diperlukan benih dapat diberi perlakuan

  fungisida berbahan aktif mancozeb, benomyl atau

  metalaxyl

 

- menghindari tanah tergenang atau terlalu becek

- menanam pada bedengan yang lebih tinggi

- tidak terlalu banyak menggunakan pupuk nitrat

   jika kondisi tanah tidak terlalu masam dapat

   digunakan pupuk ammonium sulfat (ZA)

TABEL 1. (lanjutan)

No.

Jenis gangguan

Faktor-faktor yang memperparah

Kemungkinan cara pengendalian

 

 

 

 

 

 

 

 

4.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5.

 

 

 

 

 

 

 

 

Busuk pangkal batang

Sclerotium

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Layu Fusarium

 

 

 

 

 

 

 

 

- banyak terjadi di daerah berudara hangat dan lembab

- kandungan air tanah yang terlalu tinggi

- sisa-sisa tanaman yang banyak tertinggal menjadi

  sumber makanan untuk bertahan

 

 

 

 

 

 

 

- penyakit banyak terjadi pada tanah yang kandungan

   airnya tinggi  (drainase jelek) dan suhu udara panas

- bedengan ditutup dengan jerami atau mulsa plastik

  untuk menghidari cipratan tanah oleh air hujan atau

  penyiraman

- penggunaan pupuk kandang yang sudah matang

- rotasi dengan tanaman famili graminae (jagung

   sorghum, rumput gajah dll) dapat membantu

  mengurangi penyakit

 

- pengolahan tanah yang dalam sehingga sklerotia

   cendawan dan sisa tanaman terkubur untuk

  mengurangi serangan, karena hanya sklerotia yang

  terletak di permukaan yang dapat menyerang

- penutupan bedengan dengan jerami untuk mencegah

  kontaknya sklerotia dengan batang

- jika memungkinkan, sebelum penanaman bedengan

  dapat ditutup dengan plastik bening (ketebalan 0.5

  mm) selama 3 minggu dan dibiarkan terkena sinar

  matahari (solarisasi tanah)

 

- perbaikan drainase tanah

- penggunaan pupuk kandang yang matang untuk

   memperkaya mikroba antagonis tanah

- penambahan sisa-sisa kulit udang, kulit kerang

   yang dicampur dengan pupuk kandang ke dalam

   lubang tanam dan dibiarkan selama 1-2 minggu

- jika memungkinan dapat dilakukan solarisasi tanah

TABEL 1 (lanjutan)

No.

Jenis gangguan

Faktor-faktor yang memperparah

Kemungkinan cara pengendalian

5.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6.

 

 

 

 

 

 

 

7.

Layu bakteri Pseudomonas

Solanacearum

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Busuk buah Erwinia

 

 

 

 

 

 

 

Nematoda

- banyak terjadi di daerah dengan curah hujan tinggi atau

  pada musim hujan

- serangan berat jika pemupukan N (nitrat), mis. urea

  terlalu tinggi

- drainase tanah jelek

- penanaman cabai terus menerus atau rotasi dengan

   famili solanaceae (terong, kentang, tomat, dll.)

 

 

 

 

 

 

- penyakit ini lebih banyak terjadi pada pasca panen,

  walaupun dapat juga menyerang di lapang terutama

  kondisi lembab dan hangat atau curah hujan tinggi

- kerusakan oleh serangga di lapang mempercepat

  infeksi

- pencucian buah setelah panen akan memperbesar

   terjadinya serangan dalam pengangkutan

 

- banyak terjadi di daerah dengan suhu hangat dengan

  kondisi tanah yang gembur (berpasir tinggi)

- penanaman cabai terus menerus atau rotasi dengan

  tanaman solanaceae lainnya (tomat, terung)

- menghindari pemupukan nitrat yang terlalu tinggi;

   penggunaan mulsa plastik perak mempertinggi

   kemampuan serap nitrogen oleh tanaman menjadi

   lebih tinggi, oleh karena itu jika menggunakan

   mulsa ini, dosis nitrogen perlu dikurangi (kurang

   lebih 30 persen dari anjuran untuk setiap lokasi)

-  penggunaan pupuk ammonium sulfat (ZA)

   dilaporkan dapat mengurangi penyakit ini

- rotasi tanaman dengan famili graminae (jagung,

   sorgum, dll.)

- jika memungkinkan, solarisasi tanah dapat

  dipertimbangkan sebagai alternatif pengendalian

 

- menghindari kerusakan buah oleh serangga di

  lapang

- memperkecil pelukaan pada saat pemanenan

- jika perlu dicuci, sebaiknya air ditambah dengan

  klorin (pemutih) dengan konsentrasi 0.5 % kemudian

  dikering anginkan

 

 

- rotasi dengan tanaman rumput-rumputan (jagung,

   sorgum, atau padi gogo)

- jika tanah dapat disawahkan, rotasi dengan padi

  sawah

- jika diperlukan penggunaan nematisida dapat

  dilakukan, dengan catatan digilir jenis bahan aktifnya

TABEL 1. (Lanjutan )

No.

Jenis gangguan

Faktor-faktor yang memperparah

Kemungkinan cara pengendalian

8.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9.

Penyakit oleh virus

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Antraknosa

-  umumnya banyak terjadi pada musim kemarau, karena

   terkait dengan populasi vektornya

-  menanam tanaman inangnya secara terus menerus

-  menanam di dekat lahan yang terserang berat

-  menanam benih yang telah terinfeksi, beberapa virus 

   dapat terbawa benih (misal tobacco  mosaic virus

   /TMV)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

- banyak terjadi pada musim hujan, atau kondisi lahan

  yang terlalu lembab

- dapat bertahan pada sisa tanaman yang jatuh di tanah

  dan akan menjadi sumber infeksi, oleh karena itu

  penanaman terus menerus akan meberi peluang semakin

  besar untuk terserang bagi tanaman berikutnya

- penggunaan benih yang tidak sehat (penyebabnya dapat

  terbawa benih)

 

Pengendalian virus lebih banyak diarahkan kepada

penggunaan varietas tahan (sedang dikembangkan) dan pencegahan terjadinya kontak dengan vektor

- menanam tanaman penahan (barier) seperti jagung

  sebelum penanaman dapat mengurangi peluang

  terserang oleh penyakit ini

- eradikasi terhadap tanaman bergejala akan

  mengurangi sumber infeksi

- untuk virus yang dapat terbawa benih, benih dapat

  direndam dengan larutan 10 % trisodium fosfat

  selama 2 jam

- untuk virus yang dapat ditularkan secara mekanis

  (sepertii TMV), sebaiknya pemangkasan tunas tidak

  dilakukan  pada tanaman yang sakit dahulu, atau

  setelah memangkas tanaman sakit tangan dicuci

  dahulu dengan dterjen atau alkohol 70 %

 

- menghindari lahan yang terlalu lembab

- buah sakit yang jatuh sebaiknya tidak dibiarkan

  berada di lapang

- tidak menanam terus menerus di satu lahan (perlu

  rotasi)

- menggunakan benih yang terjamin kesehatannya,

  jika membenihkan sendiri pilih buah yang sehat

  (misal mengambil benih dari tanaman pada musim

   kemarau akan memperkecil peluang benih

   membawa penyebab penyakit)

- jika diperlukan dapat digunakan fungisida yang

  dianjurkan,  dengan menggilir jenis bahan aktifnya

 

TABEL 1 (Lanjutan…..)

No.

Jenis gangguan

Faktor-faktor yang memperparah

Kemungkinan cara pengendalian

10.

Tungau, Thrips, Kutu Daun,

Kutu Kebul

- Banyak terjadi pada musim kemarau /curah hujan,

   tanaman terlindung

- Menanam di sekitar lahan yang terserang berat oleh

   hama-hama tersebut

- Khusus untuk kutu daun, ledakan sering terjadi karena

  aplikasi insektisida yang intensif untuk mengendalikan

  hama lainnya yang dapat membunuh predator kutu daun

- Jika tidak banyak hujan, tungau dan thrips dapat

  dikendalikan dengan penyemprotan tajuk tanaman

  dengan air dari arah bawah

- Untuk kutu kebul, penyemprotan dengan sabun

  mandi (bukan deterjen)

- Tumpang sari dengan bawang-bawangan dapat

  membantu mencegah kutu daun dan tungau

- Penanaman bunga Tagetes (jawer kotok) di 

  sekitar pertanaman membantu  mencegah serangan

  Thrips dan kutu kebul

- Penyemprotan dengan cairan bawang putih diketahui

  dapat mengendalikan tungau dan kutu daun

- Pemasangan papan/plastik berwarna kuning dan

  diolesi perekat untuk menjebak kutu daun dan kutu

  kebul, sedangkan yang berwarna biru muda untuk

  menjebak thrips

- Jika diperlukan penggunaan pestisida, digunakan

  secara tepat dan pastikan bahan aktifnya tidak

  membunuh predator kutu daun

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara