PENYAKIT VIRUS KUNING PADA CABE


Created At : 2018-11-30 00:00:00 Oleh : YP SUNARDI PENYULUH PERTANIAN MADYA BPP KEC NGLUWAR Artikel Dibaca : 7598

Usaha budidaya tanaman cabe menantang sekali dimana disatu sisi merupakan peluang usaha yang punya prospek cerah disisi lain kendala dilapangan banyak sekali. Kondisi ini mudah dipahami oleh para pelaku utama yaitu para petani cabe, karena tanaman cabe sangat riskan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Jika petani tidak jeli akan berdampak pada terjadi hambatan serius yang disebabkan oleh serangan OPT.

Oleh karena itu upaya perawatan tanaman cabe  secara intensif diperlukan sekali agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta jika ada gangguan OPT dapat terdeteksi  secara dini sehingga tanaman selamat dan kerugian pun dapat dihindari. Pada hakekatnya mencegah lebih baik dari pada mengobati.  Intensitas serangan OPT pada level berat  dapat menurunkan produksi, bahkan kecenderungan gagal panen bisa saja terjadi.

Untuk itu perlu sekali petani kita memahami dan mengenali secara baik tentang gejala-gejala yang ditimbulkan oleh adanya serangan OPT tertentu. Kurangan pengetahuan akan menghambat pada upaya pencegahan secara dini, alhasil kondisi sudah serangan berat baru berusaha pencegahan sehingga hasilnya kurang maksimal dan tidak efektif lagi.

Salah satu OPT yang perlu diwaspadai adalah penyakit Virus Kuning. Penyakit ini sangat merugikan karena bila tanaman cabe terserang penyakit virus kuning atau Bule. Penyakit ini disebabkan oleh serangga yang disebut Besmisia tabaci atau kutu kebul. Serangan virus kuning bisa berakibat pada penurunan produksi cabe bahkan kecenderungan gagal panen  terbuka sekali, karena bila tanaman sudah terserang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Secara kasat mata  gejala serangan penyakit Virus Kuning  muda dikenali oleh petani kita dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1)      Terjadi klorosis pada anak tulang daun  dari daun muda dan menyebar keseluruh bagian tanaman, hingga tampak tanaman menguning,

2)      Daun mengeriting ke atas, menebal dengan ukuran yang mengecil,

3)    Pertumbuhan  terhambat/ kerdil. Jika ciri-ciri serangan penyakit Virus Kuning telah diketahui petani kita mampu menentukan langkah-langkah agar tanaman yang mereka usahakan dapat terhindar dari kerugian yang diakibatkan oleh serangan penyakit Virus Kuning ini. Langkah pengendalian dengan mengedepankan metode pengendalian secara PHT, agar supaya tanaman bisa aman tetapi lingkungan juga aman dari pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan pestisida yang  kurang bijak.

 Saran ajuran diberikan sebagai upaya langkah pencegahan penyakit Virus Kuning, langkah ini dilakukan  agar  serangan penyakit ini  dapat diminimalisir sedemikian rupa sehingga tanaman dapat terselamatkan dari kehancuran. Apabila didaerah tertentu terindikasi ada serangan virus kuning, diperlu beberapa langkah pencegahan agar kerugiian dapat terhendari. Ada beberapa langkah anjuran yang dapat dilakukan petani cabe yaitu :

Pertama  melakukan sanitasi lingkungan dengan membersihkan gulma agar tidak menjadi inang bagi virus, apabila sudah ada tanaman yang terserang selayaknya dicabut kemudian tanaman yang sakit dan dibakar agar tidak menular ke yang lain.

Kedua melakukan upaya  preventif dengan penggunaan benih tahan virus kuning karena benih yang tahan virus kuning akan  meminimalisir tanaman terserang.

Ketiga langkah mengendalikan penyakit dengan kultur teknik dan vektornya, tindakan ini dilakukan dengan cara treatment  benih direndam kedalam  air hangat bersuhu 500 C selama  satu jam serta upaya isolasi pesemaian.

Keempat  penggunaan mulsa plastik, hal ini dilakukan  guna menekan pertumbuhan gulma menjadi inang bagi virus penyebab penyakit kuning pada cabe, mesti biayanya mahal tetapi bila dilihat manfaatnya  seimbang dengan hasilnya disamping pemakian mulsa akan menghemat biaya penyiangan.

Kelima  salah satu pengendalian terpadu adalah dengan upaya pemanfaatan musuh alami seperti Monochilus sexmaculatus, dengan pathogen Beauveria bassiana guna mengendsalikan penyakit virus kuning. Hal ini dilakukan agar cost  dapat ditekan sekaligus sebagai efektifitas pengendalian OPT.

Keenam  penggunaan insektisida nabati, hal ini disarankan karena insektisida nabati sangat murah dan mudah cara pembuatan disamping resiko akan residunya rendah.

Ketujuh    penanaman border (tanaman pembatas) seperti penanaman tanaman jagung 5-6 baris, tumpangsari cabe kubis atau cabai tomat (BPTP, 2008).

Saran diatas diberikan agar petani cabe kita dapat terhindar dari kerugian yang diakibatkan oleh serangan virus kuning. Upaya preventif dilakukan guna lebih menekan serta mengisolasi tanaman jangan sampai terjangkit penyakit ini, karena bila penyakit terlanjur menyerang tanaman akan membawa dampak pada biaya pengendalian yang mahal.

Kita semua berharap agar usaha agribisnis budidaya cabe menjadi primadona bagi para  petani yang menjanjikan pendapat yang tinggi. Bertolak dari tujuan tersebut dampak yang diharapkan dari agribisnis budidaya tanaman cabe adalah terjadinya perubahan  sosial ekonomi petani kita, sekaligus sebagai sarana mengurangi kemiskianan dan penggangguran dipedesaan.


GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara