SISTEM BUDIDAYA BAWANG MERAH


Created At : 2017-11-06 00:00:00 Oleh : Parjo, SP - Penyuluh Pertanian Madya BPP Pakis. Berita Terkini Dibaca : 5316

Bawang merah dengan nama latin  Allium cepa var ascalonicum ( L ) Back  merupakan sayuran umbi lapis yang banyak dikenal masyarakat. Digunakan sebagai bumbu utama  untuk  berbagai macam masakan didunia. Bawang merah yang disebut brambang juga dikonsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan dan acar.  Dalam perkembangannya bawang merah juga diperlukan untuk berbagai pengobatan herbal.   Sebagai bumbu penguat rasa bawang merah sangat diperlukan dan banyak dicari. Nilai gizi  100 gram bawang merah  mengandung energi ( Kcal ) 25,5. Air 87,6 ml. Karbohidrat 5,3 gr. Serat 1,8 gr. Kalium  180 mg. Magnesium 4, 2 mg Vit B 0,13 mg. Vit C 7 mg. Folat 7 mcg. Bawang merah juga mengandung mineral dan vitamin antara lain kalsium, fosfor,  zat besi,  magnesium, kalium, zenk, nitrogen, vitamin A, Vitamin C, Tianin, riboflavin, piridoksin dan asam Folat. Sentra bawang merah kebanyakan berada didataran rendah seperti  Demak, Cirebon, Brebes, Tegal, Kulon Progo, Bantul, Kediri dan lainnya.  Akan tetapi  bawang merah juga diusahakan didataran medium sampai dataran tinggi seperti Probolinggo, Banjarnegara, Malang, Magetan, Sukabumi, Kabupaten Magelang  dan lainnya.  Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang baik diperlukan adanya syarat tumbuh yang optimal antara lain Ketinggian tempat 0-800 meter diatas permukaan laut ( DPL ) dengan suhu 270-320 celsius. Keasaman tanah atau pH 6-7.  pH kurang dari 6 diperlukan adanya pengapuran tanah. Teksur tanah sedang hingga liat dengan kelembaban 60-70%. Jenis tanah yang dikehendaki adalah latosol, glei humus maupun aluvial. Tanaman tamu asal Asia Tengah ini dapat ditanam dengan berbagai sistem antara lain


Sistem Cemplongan

Sistim ini mempunyai keunggulan dimana tanaman bawang merah dapat ditumpangsarikan dengan tanaman sayuran lainnya seperti sledri, bawang putih, bawang daun, kapri, dan sayuran lainnya. penanaman bawang merah secara tumpangsari dapat mengurangi resiko kegagalan sekaligus dapat memanen berbagai hasil tanaman dari satu lahan yang sama. Budidaya bawang merah sistem cemplongan dapat dilakukan dengan cara pengolahan lahan sempurna agar rumput pengganggu tertunda tumbuhnya. Lahan yang telah selesai diolah selanjutnya dikowak dibuat cemplongan dengan jarak  0,5 x 0,5 meter. Cemplongan diberi pupuk organik dan pupuk an organi sesuai dosis ditutup tanah ditepak dengan cangkul agar rata selanjutnya bibit bawang merah ditanam.  Satu cemplongan dapat ditanam 6- 12  bibit bawang merah.

Sistem MPHP

Mulsa plastik hitam perak ( MPHP ) bukan barang baru untuk tanaman budidaya,  kebanyakan  untuk tanaman cabai, tomat, sledri dan lainnya. MPHP ini dapat digunakan untuk budidaya bawang merah. Caranya sama seperti menyiapkan lahan untuk tanam cabai yakni tanah diolah, dibedeng, beri  pupuk organik, pupuk  an organik sesuai takaran tutup tanah dan dipasang mulsa plastik. Penanaman bawang merah dengan MPHP ini dapat menggunakan jarak tanam sesuai kebutuhan misalnya menghendaki jarak tanam 15 x 15 cm, 15 x 10 cm  atau 20 x 20 cm. Beberapa keunggulan budidaya bawang merah sistim MPHP ini antara lain menekan pertumbuhan gulma, tidak perlu pendangiran, pemantulan sinar matahari meningkatkan laju fotosintesa, air tanah lebih stabil. Setelah panen bawang merah dapat ditanami tanaman lain tanpa harus  olah tanah lagi.

 Sistem konvensional

Pada lahan bekas padi sawah dibuat bedengan dengan lebar 150 -175 cm, parit antar bedengan 50 cm dengan kedalaman 50 cm. Tanah atas bedengan dicangkul dengan kedalaman 20 cm hingga gembur. Untuk lahan tegalan atau lahan kering tanah dibajak, digaru selanjutnya dibedeng dengan ukuran lebar 125 cm tinggi 25 cm  jarak antar bedengan 50 cm. Pupuk diberikan 1 minggu sebelum tanam dengan dosis 15 ton pupuk kandang dan pupuk SP 36  200 kg/ ha. Pupuk diaduk rata sedalam olah tanah selanjutnya dilakukan penanaman.

 Sistem Tanam Dalam Pot

Bagi masyarakat yang punya keterbatasan lahan atau keterbatasan tempat  budidaya bawang merah dapat dilakukan dengan memakai  pot atau polybag. Pot yang digunakan bisa dari bahan  plastik, tanah liat atau polybag. Media yang digunakan campuran tanah, arang sekam dan pupuk kandang yang sudah remah dengan perbandingan 1;1;1. Gunakan media tanam yang halus dengan cara diayak lebih dulu. Media semai masukkan dalam pot beri pupuk SP 36 1 sendok dicampur media selanjutnya bibit ditanam. Pupuk susulan dengan mencairkan NPK 1 sendok dengan air 2 liter siramkan 2 minggu sekali sambil mempertimbangkan keadaan kesuburan tanamannnya.

 Aspek Bibit dan Penanaman

Gunakan bibit unggul berkualitas baik karena akan menentukan hasil. Usia bibit kurang dari 2 bulan lakukan pemotongan ujung 0,5 cm. Pemotongan ujung berguna untuk mematahkan masa dormanci sehingga mempercepat pertumbuhan tunas. Ragam bibit bawang merah untuk dataran rendah antara lain : Kuning, Bima, Bangkok, Kuning Gombong,   Klon No 33, Klon No 86. Sementara untuk dataran medium hingga dataran tinggi ragam varietasnya antara lain : Sumenep, Menteng, Bangkok, Philipina,  Klon No 88, Klon No 33 dan lainnya. penanaman dengan membenamkan seluruh umbi dalam tanah dengan variasi jarak tanam 20 x 20 cm, 20 x 15 cm atau 15 x 15 cm.

 Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan merupakan aspek yang tidak dapat ditinggalkan dalam budidaya bawang merah. Antara lain pemupukan, pengendalian hama, penyakit dan gulma atau rumput penggangu, dan pemberian air sesuai kebutuhan.

Pemuoukan bawang merah sistem MPHP seluruh dosis untuk diberikan sekali ketika sebelum memasang Mulsa. Sementara untuk budidaya bawang merah sistem konvensional diperlukan adanya pemupukan susulan umur 2 minggu dengan dosis Urea : 100 kg, Za : 200 Kg dan KCl :  100 Kg menyesuaikan dengan konsisi kesuburan tanah.

 Panen dan Pengeringan

Bawang merah jenis genjah 75 hari sudah tua dan dapat dipanen akan tetapi waktu panen  sangat dipengaruhi oleh tinggi tempat dimana bawang merah ditanam, juga pertumbuhannya. Pertanaman bawang merah yang telah tua ditandai daun mulai rebah ketanah. 70% daun yang telah rebah ketanah umbi bisa dipanen  selanjutnya dilakukan pengeringan. Pengeringan dengan sinar matahari langsung selama 1 – 2 minggu untuk mendapatkan kadar air umbi hingga 80 %. 

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara