Bercocok tanam padi sudah dilakukan sebagian besar masyarakat
di Desa Kedungsari. Sejalan dengan budidaya padi sawah, banyak petani yang juga
memelihara itik petelur. System integrasi padi dan itik sawah sudah biasa
dilakukan oleh petani Kedungsari. Motivasi petani dalam penerapan teknologi ini
adalah adanya tambahan keuntungan dari pemeliharaan itik dibandingkan bila
hanya menanam padi. Penerapan teknologi ini didukung dengan potensi Desa
Kedungsari yang memiliki luas lahan sawah produktif dengan system irigasi yang
lancar. Selain itu, sumber daya manusia pertanian yang terampil dalam
berbudidaya itik. Pemerintah Desa Kedungsari juga memberikan dukungan berupa
Program Pengembangan Itik Kalung pada tahun 2018.
Yang dimaksud dengan system integrasi padi itik sawah adalah
memelihara itik di sawah karena itik yang dipelihara memiliki daya tahan yang
kuat, daging dan telurnya enak, serta memiliki produktifitas telur tinggi.
Teknik umum system integrasi padi itik adalah dengan melepas anak itik usia 1-2
minggu pada saat usia pertanaman padi berumur 14 Hari Setelah tanam (HST)
dengan jumlah yang proporsional yaitu 20-30 ekor/Ha. Anak itik dilepas di sawah
sampai dengan saat bulir padi terbentuk, yaitu sekitar 3 bulan. Di Desa
Kedungsari pada umumnya itik dilepas di sawah pada siang hari saja kemudian
digiring masuk kandang pada sore hari untuk keamanan itik.
Pada system integrasi ini, anak itik yang dilepas di sawah akan berenang dan dengan rakus akan memakan rumput liar (gulma), serangga, katak, berudu di sawah. Anak itik ini akan tumbuh dengan cepat dan tanaman padi akan terbajak dengan baik, keluar anakan dengan baik sehingga tumbuh dengan pesat. Pertanian padi dan itik seperti ini telah terpadu dalam sawah padi secara organik.
Manfaat keberadaan itik pada budidaya padi sawah yaitu : 1.
Manfaat untuk penyiangan, 2. Manfaat pengendalian hama penyakit, 3. Manfaat
pemupukan, 4. Manfaat pembajakan dan penggemburan tanah sepanjang waktu, 5.
Manfaat pengendalian keong mas, 6. Manfaat stimulasi pertumbuhan padi. Di sisi
lain sawah padi memiliki manfaat untuk pemeliharaan itik, seperti : 1.
Penggunaan sumber alami sebagai makanan itik seperti gulma, serangga, air
tanaman, 2. Penggunaan ruang yang tersisa di sawah sebagai habitat bebek, 3.
Penggunaan air yang melimpah, 4. Sebagai tempat itik bersembunyi di bawah daun
padi.
Sistem yang dibangun pada integrasi padi itik memang terdapat
sedikit kontradiktif. Empat atau lima minggu setelah itik dilepas di sawah
padi, jumlah gulma dan serangga akan menurun tajam sebagai hasil dari “efek
itik”. Ini adalah dampak alami yang ditimbulkannya dan yang kita inginkan. Akan
tetapi keadaan ini juga bisa menimbulkan penurunan persediaan alami makanan
itik di sawah. Dari keadaan inilah muncul sebuah gagasan untuk menumbuhkan
gulma yang disebut azolla sebagai
“tanaman pakan” itik di sawah (ide petani Jepang, Furuno san). Dengan kata
lain, kita harus aktif menumbuhkan gulma di sawah. Disinilah yang dimaksud
sebagai suatu pembalikan pemikiran yang tebalik. Dengan melepas itik di sawah,
kita dapat meningkatkan keanekaragaman tumbuhan sambil mengendalikan
pertumbuhan (seperti diversifikasi) gulma dan hama penyakit. Dengan demikian
muncul ekosistem baru dimana itik, padi
dan tanaman air dapat tumbuh bersama. Kondisi seperti inilah yang diharapkan
dari system integrasi padi itik. Pemberian azolla
terbukti mampu meningkatkan nitrogen dalam sawah. Dan hal ini pula yang
menjadikan sesuatu yang menarik dalam system integrasi padi itik, yaitu
bagaimana meningkatkan keanekaragaman secara kreatif yang dapat meningkatkan
produktivitas.
Dengan melihat penjelasan di atas, system integrasi padi itik
bukan merupakan teknologi pertanian yang baru. System ini merupakan penemuan kembali dan pembangunan
kembali teknik lama, untuk mendukung program utama di Kecamatan Bandongan yaitu
Go Organik atau Back to Nature (pertanian organic atau kembali ke alam). Akan
menjadi jelas ketika kita membandingkannya dengan pertanian modern, dimana
penyediaan unsure hara tanah dilakukan dengan pemberian pupuk kimia,
pengendalian gulma dilakukan dengan herbisida dan pengendalian hama penyakit
dengan pestisida. Pada system integrasi padi itik, itik akan melakukan semua
peran tersebut, dan ini merupakan kunci menuju teknik yang sempurna untuk
mewujudkan pertanian organic.
Pada system integrasi padi itik, hanya diperlukan sedikit
input eksternal. Gulma dan serangga dimakan itik, sedangkan itik memberikan
dampak peningkatan pertumbuhan tanaman padi. System integrasi padi itik lebih
kekal dan mempunyai siklus lebih baik dari pada metode lain. System integrasi
padi itik merupakan jalan kreatif untuk menciptakan siklus ekosistem produktif
yang kekal.
Dari ulasan diatas, pemerintah desa Kedungsari telah mencanangkan kegiatan pengembangan itik kalung dengan system pemeliharaan di sawah sebagai Program Inovasi desa yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani di desa Kedungsari pada khususnya, dan masyarakat desa Kedungsari pada umumnya.
Created At : 2018-12-26 00:00:00 Oleh : DESI ENDAH WIJAYANTI, SP PENYULUH PERTANIAN BPP KEC. BANDONGAN Artikel Dibaca : 4265