SISTEM INTEGRASI PADI ITIK SAWAH (SIMPATIK) SEBAGAI SALAH SATU BENTUK OPTIMALISASI POTENSI DESA


Created At : 2018-12-26 00:00:00 Oleh : DESI ENDAH WIJAYANTI, SP PENYULUH PERTANIAN BPP KEC. BANDONGAN Artikel Dibaca : 4265

Bercocok tanam padi sudah dilakukan sebagian besar masyarakat di Desa Kedungsari. Sejalan dengan budidaya padi sawah, banyak petani yang juga memelihara itik petelur. System integrasi padi dan itik sawah sudah biasa dilakukan oleh petani Kedungsari. Motivasi petani dalam penerapan teknologi ini adalah adanya tambahan keuntungan dari pemeliharaan itik dibandingkan bila hanya menanam padi. Penerapan teknologi ini didukung dengan potensi Desa Kedungsari yang memiliki luas lahan sawah produktif dengan system irigasi yang lancar. Selain itu, sumber daya manusia pertanian yang terampil dalam berbudidaya itik. Pemerintah Desa Kedungsari juga memberikan dukungan berupa Program Pengembangan Itik Kalung pada tahun 2018.

Yang dimaksud dengan system integrasi padi itik sawah adalah memelihara itik di sawah karena itik yang dipelihara memiliki daya tahan yang kuat, daging dan telurnya enak, serta memiliki produktifitas telur tinggi. Teknik umum system integrasi padi itik adalah dengan melepas anak itik usia 1-2 minggu pada saat usia pertanaman padi berumur 14 Hari Setelah tanam (HST) dengan jumlah yang proporsional yaitu 20-30 ekor/Ha. Anak itik dilepas di sawah sampai dengan saat bulir padi terbentuk, yaitu sekitar 3 bulan. Di Desa Kedungsari pada umumnya itik dilepas di sawah pada siang hari saja kemudian digiring masuk kandang pada sore hari untuk keamanan itik.

Pada system integrasi ini, anak itik yang dilepas di sawah akan berenang dan dengan rakus akan memakan rumput liar (gulma), serangga, katak, berudu di sawah. Anak itik ini akan tumbuh dengan cepat dan tanaman padi akan terbajak dengan baik, keluar anakan dengan baik sehingga tumbuh dengan pesat. Pertanian padi dan itik  seperti ini telah terpadu dalam sawah padi secara organik.

Manfaat keberadaan itik pada budidaya padi sawah yaitu : 1. Manfaat untuk penyiangan, 2. Manfaat pengendalian hama penyakit, 3. Manfaat pemupukan, 4. Manfaat pembajakan dan penggemburan tanah sepanjang waktu, 5. Manfaat pengendalian keong mas, 6. Manfaat stimulasi pertumbuhan padi. Di sisi lain sawah padi memiliki manfaat untuk pemeliharaan itik, seperti : 1. Penggunaan sumber alami sebagai makanan itik seperti gulma, serangga, air tanaman, 2. Penggunaan ruang yang tersisa di sawah sebagai habitat bebek, 3. Penggunaan air yang melimpah, 4. Sebagai tempat itik bersembunyi di bawah daun padi.

Sistem yang dibangun pada integrasi padi itik memang terdapat sedikit kontradiktif. Empat atau lima minggu setelah itik dilepas di sawah padi, jumlah gulma dan serangga akan menurun tajam sebagai hasil dari “efek itik”. Ini adalah dampak alami yang ditimbulkannya dan yang kita inginkan. Akan tetapi keadaan ini juga bisa menimbulkan penurunan persediaan alami makanan itik di sawah. Dari keadaan inilah muncul sebuah gagasan untuk menumbuhkan gulma yang disebut azolla sebagai “tanaman pakan” itik di sawah (ide petani Jepang, Furuno san). Dengan kata lain, kita harus aktif menumbuhkan gulma di sawah. Disinilah yang dimaksud sebagai suatu pembalikan pemikiran yang tebalik. Dengan melepas itik di sawah, kita dapat meningkatkan keanekaragaman tumbuhan sambil mengendalikan pertumbuhan (seperti diversifikasi) gulma dan hama penyakit. Dengan demikian muncul ekosistem baru  dimana itik, padi dan tanaman air dapat tumbuh bersama. Kondisi seperti inilah yang diharapkan dari system integrasi padi itik. Pemberian azolla terbukti mampu meningkatkan nitrogen dalam sawah. Dan hal ini pula yang menjadikan sesuatu yang menarik dalam system integrasi padi itik, yaitu bagaimana meningkatkan keanekaragaman secara kreatif yang dapat meningkatkan produktivitas.

Dengan melihat penjelasan di atas, system integrasi padi itik bukan merupakan teknologi pertanian yang baru. System ini  merupakan penemuan kembali dan pembangunan kembali teknik lama, untuk mendukung program utama di Kecamatan Bandongan yaitu Go Organik atau Back to Nature (pertanian organic atau kembali ke alam). Akan menjadi jelas ketika kita membandingkannya dengan pertanian modern, dimana penyediaan unsure hara tanah dilakukan dengan pemberian pupuk kimia, pengendalian gulma dilakukan dengan herbisida dan pengendalian hama penyakit dengan pestisida. Pada system integrasi padi itik, itik akan melakukan semua peran tersebut, dan ini merupakan kunci menuju teknik yang sempurna untuk mewujudkan pertanian organic.

Pada system integrasi padi itik, hanya diperlukan sedikit input eksternal. Gulma dan serangga dimakan itik, sedangkan itik memberikan dampak peningkatan pertumbuhan tanaman padi. System integrasi padi itik lebih kekal dan mempunyai siklus lebih baik dari pada metode lain. System integrasi padi itik merupakan jalan kreatif untuk menciptakan siklus ekosistem produktif yang kekal.

Dari ulasan diatas, pemerintah desa Kedungsari telah mencanangkan kegiatan pengembangan itik kalung dengan system pemeliharaan di sawah sebagai Program Inovasi desa yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani di desa Kedungsari pada khususnya, dan masyarakat desa Kedungsari pada umumnya. 


GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara