Varietas Gombel Kenongo Pakis. Bentuk Tanaman tembakau setelah ditopping
Tembakau ( Nicotiana tabakum L ) merupakan tanaman tamu asal Amerika Tengah yang telah menyebar keseluruh dunia dan beradaptasi dengan baik di beberapa tempat di Indonesia. Di Kabupaten Magelang tanaman yang satu ini ditanam pada lahan sawah, tegalan maupun di gunung maka tembakau ini sering juga disebut tembakau sawah, tembakau tegalan dan tembakau gunung. Tembakau gunung umumnya lebih dulu ditanam karena terletak pada daerah yang sejuk dan dingin sehingga memerlukan umur yang lebih panjang. Penanaman disusul oleh tembakau tegalan baru persawahan. Tembakau gunung umumnya ditanam pada bulan bulan Pebruari dan Maret. Tembakau tegalan ditanam pada bulan bulan April dan Mei sedang tembakau sawah umumnya sehabis padi dipanen yaitu bulan Mei. Walaupun bulan tanamnya beda akan tetapi karakter tembakaunya sama yaitu panen pada musim kemarau atau disebut tembakau Voor Oogst/ VO. Tembakau Kabupaten Magelang merupakan tembakau rajangan sebagai bahan baku rokok kretek maupun filter. Sebagian kecil untuk bahan baku rokok cerutu yang sebelumnya diolah dalam bentuk helaian daun tembakau kering ( Krosok ). Tanaman genus nicotiana ini memerlukan cuaca yang panas untuk pertumbuhan, panen dan saat penjemurannya untuk menjadi tembakau rajangan kering. Pengeringan yang mengandalkan sinar matahari ini maka disebut juga tembakau Sun Curing. Pada musim kemarau dimana tanaman sayuran dan komoditas budidaya semusim lainnya tidak tahan kekeringan justru tembakau menghasilkan produksi yang lebih baik. Oleh karenannya para petani dataran tiinggi Kecamatan Pakis dan sekitarnya pada musim kemarau mengusahakan tanaman bernikotin ini sambil berharap mendapatkan keuntungan.
Bibit tembakau dengan tray. Bibit tembakau cabutan/ konvensional
Saran
Budidaya
Tembakau ditanam setelah melalui pesemaian dengan waktu 30 – 40 hari. Dalam pembuatan pesemaian ada beberapa cara diantaranya sistem panggung dan dilahan. Ada juga system tray, pot atau model cabutan. Untuk mendapatkan mutu bibit yang sehat dan kekar disarankan menggunakan media semai dari tanah bawah bambu. Tanah bawah rumpun bambu selain sedikit mengandung patogen penyakit, juga banyak mengandung agensia hayati plant grow promoting rizobacter ( PGPR ). Media tanah diayak dicampur dengan pupuk kandang yang telah diayak juga dengan perbandingan 2 : 1. Setelah media semai siap benih tembakau terpilih disemai dengan cara ditabur. Penaburan yang baik dicampur pasir agar merata dan tidak terlalu rapat pertumbuhan dipesemaiannya. umur 15- 20 hari bibit tembakau dapat disapih kedalam pot bibit atau tray. Umur 30 – 40 hari setelah sebar benih, bibit tembakau dapat ditanam dilahan pertanaman. Penanaman pada lahan yang telah diolah sempurna agar gulma tertunda tumbuhnya. Untuk mendapatkan daun tembakau yang lebar dan tebal diperlukan pengaturan jarak tanam yakni 80 x 80 cm 90 x 90 cm atau 80 x 90 cm. Media tanam diberi pupuk kandang dengan dosis 15-20 trek setara 15- 20 ton pupuk kandang. Za 200 – 300 kg, SP 36 100 kg dan Zk 100 kg. Atau dapat juga menggunakan pupuk lengkap fertilla 100- 200 kg/ ha. Pemeliharaan meliputi pendangiran, pembumbunan dan pemupukan susulan. Untuk menekan gangguan hama penyakit dilakukan pengendalian. Hama utama tanaman tembakau adalah hama kutu aphis, ulat dan belalang daun. Sedang patogen penyakit biasanya adalah cendawan phythopthra, fusarium dan layu bakteri.
Topping
dan pembuangan wiwilan
Untuk mendapatkan daun yang lebar dan tebal selain pengaturan jarak tanam, tanaman tembakau jenis rajangan juga dilakukan pangkas pucuk atau disebut Topping dan pembuangan wiiwilan. Topping dilakukan menjelang primordia bunga terbentuk sementara pembungan wiwilan dilakukan seminggu sekali. Pembuangan wiwilan dilakukan agar pertumbuhan terkonsentarsi pada daun sehingga selain lebh lebar dan tebal daun tembakau juga cepat tua. Dalam perkembangannya untuk menghemat tenaga kerja ada inovasi baru dalam pembuangan wiwilan yaitu dengan mengolesi zat pengatur tumbuh pada masing masing ketiak daun tembakau. Dengan cara ini wiwilan tidak tumbuh lagi.
Pemanenan
dan pengolahan
Musim panen tembakau biasanya pada bulan bulan Juli, Agustus sampai Oktober. Pada musim panen tembakau memerlukan cuaca yang cerah dan panas. Berdasarkan letak daunnya terbagi menjadi 3 bagian yakni daun bawah daun tengah dan daun atas. Pemetikan atas dasar permintaan pembeli akan tetapi mutu tembakau rajangan sangat dipengaruhi oleh tingkat ketuaan daun. Pemetikan dilakukan setelah embun mengering dengan memetik 2- 3 helai daun per batangnya. Selanjutnya daun dilakukan sortasi , memisahkan daun yang baik dengan yang cacat, mengelompokkan daun dengan tingkat ketuaan yang sama selanjutnya penguntingan dan pemeraman. Perajangan dillakukan pada malam hari yang umumnya sudah memakai alat mesin pertanian ( alsintan ) berupa mesin perajang. Penjemuran dilakukan pada pagi hingga sore hari agar tembakau rajangan dapat kering dalam satu hari. Cuaca yang panas dan terik sangat membantu untuk pengeringan tembakau rajangan. Petani pengrajin tembakau dari wilayah Kecamatan Pakis banyak melakukan penjemuran didaerah dataran rendah seperti di Kecamatan Tegalrejo dan sekitarnya untuk mendapatkan panas matahari yang maksimal sehingga bisa kering dalam waktu 1 hari. Pembalikan tembakau rajangan dalam penjemuran merupakan aspek yang tidak dapat ditinggalkan dalam pengeringan agar diperoleh tingkat kekeringan yang merata. Tembakau yang telah kering sebelum dipecking diayemkan dulu agar tidak mudah patah dan remuk selanjutnya baru dipaching dengan keranjang bambu.
Perajangan tembakau secara Manual
Penjemuran dengan sinar Matahari
Created At : 2018-06-22 00:00:00 Oleh : PARJO, SP PENYULUH PERTANIAN MADYA BPP KEC PAKIS Berita Terkini Dibaca : 13059