TEMBAKAU KOMODITAS ANDALAN MUSIM KEMARAU


Created At : 2018-06-22 00:00:00 Oleh : PARJO, SP PENYULUH PERTANIAN MADYA BPP KEC PAKIS Berita Terkini Dibaca : 13059


Varietas Gombel Kenongo Pakis.                         Bentuk   Tanaman tembakau setelah ditopping


Tembakau ( Nicotiana tabakum L ) merupakan tanaman tamu asal Amerika Tengah yang telah  menyebar keseluruh dunia  dan beradaptasi dengan baik  di beberapa tempat  di Indonesia.  Di Kabupaten Magelang  tanaman yang satu ini  ditanam pada lahan sawah, tegalan maupun di  gunung maka tembakau ini sering juga  disebut tembakau sawah, tembakau tegalan dan tembakau gunung. Tembakau gunung umumnya lebih dulu ditanam karena terletak pada daerah yang sejuk dan dingin sehingga memerlukan umur yang  lebih panjang. Penanaman disusul oleh tembakau tegalan baru persawahan.  Tembakau gunung umumnya ditanam pada bulan bulan Pebruari dan Maret. Tembakau tegalan ditanam  pada bulan  bulan April dan  Mei sedang tembakau sawah umumnya sehabis padi dipanen yaitu bulan Mei. Walaupun bulan tanamnya beda akan tetapi karakter tembakaunya sama  yaitu panen pada  musim kemarau  atau disebut tembakau Voor Oogst/ VO. Tembakau Kabupaten Magelang merupakan tembakau rajangan sebagai bahan baku rokok kretek maupun filter. Sebagian kecil untuk bahan baku rokok cerutu yang sebelumnya diolah  dalam bentuk helaian daun tembakau kering ( Krosok ). Tanaman genus nicotiana ini memerlukan cuaca yang panas untuk pertumbuhan, panen dan saat penjemurannya untuk  menjadi tembakau rajangan kering. Pengeringan  yang mengandalkan sinar matahari ini maka disebut juga tembakau Sun Curing. Pada musim kemarau dimana tanaman sayuran dan komoditas budidaya semusim  lainnya tidak tahan kekeringan justru tembakau menghasilkan produksi yang lebih baik.  Oleh karenannya para petani dataran tiinggi Kecamatan Pakis dan sekitarnya pada musim kemarau mengusahakan tanaman bernikotin ini sambil berharap mendapatkan keuntungan.

 

Bibit tembakau dengan tray.                                     Bibit tembakau cabutan/ konvensional

 

Saran Budidaya

Tembakau ditanam setelah melalui pesemaian dengan waktu 30 – 40 hari. Dalam pembuatan pesemaian ada beberapa cara diantaranya sistem panggung  dan dilahan. Ada juga system tray, pot atau model cabutan. Untuk mendapatkan mutu bibit yang sehat dan kekar disarankan menggunakan media semai dari tanah bawah bambu. Tanah bawah rumpun bambu selain sedikit mengandung  patogen penyakit,  juga banyak mengandung agensia hayati  plant grow promoting rizobacter ( PGPR ). Media tanah diayak dicampur dengan pupuk kandang yang telah diayak juga  dengan perbandingan 2 : 1. Setelah media semai siap benih tembakau terpilih disemai dengan cara ditabur. Penaburan yang baik dicampur pasir agar merata dan tidak terlalu rapat pertumbuhan dipesemaiannya. umur 15- 20 hari bibit tembakau dapat disapih kedalam pot bibit atau tray. Umur 30 – 40 hari setelah sebar benih, bibit tembakau dapat ditanam dilahan pertanaman. Penanaman pada lahan yang telah diolah sempurna agar gulma tertunda tumbuhnya. Untuk mendapatkan daun tembakau yang lebar dan tebal diperlukan pengaturan jarak tanam yakni 80 x 80 cm 90 x 90 cm atau 80 x 90 cm.  Media tanam diberi pupuk kandang dengan dosis 15-20 trek setara 15- 20 ton pupuk kandang. Za 200 – 300 kg, SP 36 100 kg dan Zk  100 kg. Atau dapat juga menggunakan pupuk lengkap fertilla 100- 200 kg/ ha.  Pemeliharaan meliputi pendangiran, pembumbunan dan pemupukan susulan. Untuk menekan gangguan hama penyakit dilakukan pengendalian. Hama utama tanaman tembakau adalah hama kutu aphis, ulat dan belalang daun. Sedang patogen penyakit biasanya adalah cendawan phythopthra, fusarium dan layu bakteri.

Topping dan pembuangan wiwilan

Untuk mendapatkan daun yang lebar dan tebal selain pengaturan jarak tanam, tanaman tembakau jenis rajangan juga dilakukan pangkas pucuk atau disebut Topping  dan pembuangan wiiwilan. Topping dilakukan menjelang primordia bunga terbentuk sementara pembungan wiwilan dilakukan seminggu sekali.  Pembuangan wiwilan dilakukan agar pertumbuhan terkonsentarsi pada daun sehingga selain lebh lebar dan tebal daun tembakau juga cepat tua. Dalam perkembangannya untuk menghemat tenaga kerja ada inovasi baru dalam pembuangan wiwilan yaitu dengan  mengolesi zat pengatur tumbuh pada masing masing ketiak daun tembakau. Dengan cara ini wiwilan tidak tumbuh lagi.

Pemanenan dan pengolahan

Musim panen tembakau biasanya pada bulan bulan Juli, Agustus sampai OktoberPada musim panen tembakau memerlukan cuaca yang cerah dan panas.    Berdasarkan letak daunnya terbagi menjadi 3 bagian  yakni daun bawah daun tengah dan daun atas.  Pemetikan atas dasar permintaan pembeli akan tetapi mutu tembakau rajangan sangat dipengaruhi oleh tingkat ketuaan daun. Pemetikan dilakukan setelah embun mengering dengan memetik 2- 3 helai daun per batangnya. Selanjutnya daun dilakukan sortasi , memisahkan daun yang baik dengan yang cacat, mengelompokkan daun dengan tingkat ketuaan yang sama  selanjutnya penguntingan dan pemeraman.  Perajangan dillakukan pada malam hari yang umumnya sudah memakai alat mesin pertanian ( alsintan ) berupa mesin perajang.  Penjemuran dilakukan pada pagi hingga sore hari agar tembakau rajangan dapat kering dalam satu hari. Cuaca yang panas dan terik sangat membantu untuk pengeringan tembakau rajangan. Petani pengrajin tembakau dari wilayah Kecamatan Pakis banyak melakukan penjemuran didaerah dataran rendah  seperti di Kecamatan Tegalrejo dan sekitarnya untuk mendapatkan panas matahari yang maksimal sehingga bisa kering dalam waktu 1 hari.  Pembalikan tembakau rajangan dalam penjemuran merupakan aspek yang tidak dapat ditinggalkan dalam pengeringan agar diperoleh tingkat kekeringan yang merata.  Tembakau yang telah kering sebelum dipecking  diayemkan dulu agar tidak mudah patah dan remuk selanjutnya  baru dipaching dengan keranjang bambu.

 

Perajangan tembakau secara Manual                           


Penjemuran dengan sinar Matahari

 

 

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara