ULAT GRAYAK FRUGIPERDA MENGANCAM TANAMAN JAGUNG


Created At : 2019-10-09 00:00:00 Oleh : DIAN RAKHMAWATI HARSONO, SP POPT KAB. MAGELANG Informasi Publik Dibaca : 10222


Sebagian masyarakat di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Tengah, pada musim kemarau mereka menanam jagung sebagai usaha budidaya mengganti padi terutama daerah yang sulit air. Jagung merupakan tanaman pangan yang sedikit membutuhkan air dan cocok ditanam di lahan kering. Namun bahaya mengancam di musim kemarau selain kekurangan air, yaitu hama jagung yang memakan bagian tanaman jagung baik saat masih vegetatif maupun memasuki masa bunga.

Umumnya hama jagung yang menyerang adalah jenis ulat, dan spesiesnya bermacam-macam. Ada jenis ulat grayak (ulat tentara) Spodoptera litura, ulat daun (Prodenia litura), ulat tongkol (Heliothis armigera), hama penggerek buah dan batang Ostrinia furnacalis, Ulat pemotong hitam daun (Agrotis ipsilon),ulat penggorok daun (Cnaphalaclorosis medinalis).

Dan yang diduga hama baru, karena baru sekarang ditemukan menyerang di tanaman jagung Indonesia adalah ulat grayak frugiperda (Spodoptera frugiperda). Ulat grayak jenis ini dilaporkan lebih ganas dibandingkan dengan ulat grayak biasa. Ulat grayak frugiperda ini berasal dari amerika atau native spesies dari amerika, yang dilaporkan bahwa introduksi ke negara Indonesia berasal dari penerbangan ngengat Spodoptera frugiperda yang jaraknya dapat menempuh ribuan kilometer. Di negara asalnya Amerika S. Frugiperda dapat berpindah sejauh 1700 km dari Texas ke Florida pada musim semi hingga musim gugur. Dalam satu malam, ngengat S. Frugiperda mampu terbang sejauh ratusan kilometer dengan bantuan angin.

Ulat grayak frugiperda menyerang pucuk daun jagung dengan cara mengoroknya, serangan berat pada tanaman jagung yang masih muda dapat menyebabkan kematian. Namun jika tanaman telah berumur lebih dari 40 hari, pucuk daun yang terserang, masih mampu tumbuh kembali setelah ulat dikendalikan. Ulat grayak frugiperda bersifat polyfag memiliki 353 inang dari 76 famili di antaranya famili Brassicae (kubis-kubisan), solanacae (terung-terungan), Paceae (padi, sorghum dll).


Morfologi S. Frugiperda di 1. thorax/kepala terdapat huruf Y terbalik 2. Memiliki 4 buah titik (pinacula) berbentuk segiempat 3. Memiliki garis tebal seperti pita 4. Memiliki pinacula dengan seta tunggal. Siklus hidup S. Frugiperda dari telur 2-3 hari, larva 14-19 hari (6 instar/6 kali perubahan ukuran). Pupa 9-12 hari di dalam tanah, imago/dewasa 7-12 hari.


Meskipun perlu diwaspadai adanya serangan S. Frugiperda menyerang tanaman jagung, namun di Kabupaten Magelang belum terdeteksi serangan S. Frugiperda pada tanaman jagung. Ada beberapa jenis ulat menyerang pucuk daun namun bukan dari jenis S. Frugiperda melainkan jenis S.litura dan Cnaphalaclorosis medinalis. Pada wilayah yang belum ditemukan serangan S. Frugiperda maka perlu dilakukan antisipasi sebagai berikut :

1. Kewaspadaan serangan hama S. Frugiperda terutama untuk wilayah belum terserang

2. Penyediaan informasi tentang hama S. Frugiperda dan pelatihan pengenalan hama S. Frugiperda oleh petugas lapang

3. Melakukan survei / deteksi S. frugiperda


Pada daerah yang telah terserang  S. frugiperda, tindakan yang dilakukan  di antaranya:

1. Melakukan monitoring serangan pada tanaman jagung secara rutin. Monitoring dapat dilakukan dengan mengamati gejala serangan, kelompok telur, larva maupun imago. Pengendalian akan lebih efektif dilakukan jika lebih dini.

2. Melakukan pengumpulan kelompok telur dan larva kemudian memusnahkannya.

3. Pada tingkat serangan tinggi, maka dapat dilakukan pengendalian secara kimiawi dengan insektisida secara bijaksana. Aplikasi insektisida dilakukan pada pucuk tanaman jagung.

4. Agen pengendali hayati potensial, Metarhizium, Beauveria, NPV, dan Tricogramma, masih perlu dieksplorasi dan dikembangkan

5. Melakukan pola tanam jagung serempak, dapat menekan perkembangan hama S. frugiperda


GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara